Saturday, June 7, 2014

KUMPULAN SKRIPSI AKUNANTSI SEKTOR PUBLIK TERBARU TERLENGKAP 2014

Tags

Analisis Faktor-Faktor yang Menentukan Fektivitas Sistem
Informasi pada Organisasi Sektor PubliK
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang menentukan efektivitas sistem informasi pada organisasi sektor publik. Penelitian ini berdasarkan pada model yang diajukan oleh Gupta et al (2007). Data yang digunakan adalah data primer berdasarkan kuesioner yang didistribusikan pada organisasi sektor publik di Surakarta. Sebanyak 300 kuesioner telah dikirim, 105 kuesioner kembali, dan hanya 97 kuesioner dapat digunakan. Data di analisis menggunakan regresi berganda dengan software SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen puncak, manajemen sistem informasi dan sistem informasi secara statistik berpengaruh positif terhadap efektivitas sistem informasi. Kepuasan pengguna dan budaya organisasi tidak berpengaruh positif terhadap efektivitas sistem informasi.
Kata kunci: Manajemen puncak, manajemen sistem informasi, kepuasan pengguna, budaya organisasi dan penggunaan sistem informasi.
ABSTRACT
The objective of this study is to examine some factors that determinant of information system effectiveness. The study is based on the model proposed by Gupta et al.,(2007). Data used in this study is primary data based on questionnaires distributed to public sector organization in Surakarta. Three hundred questionnaires have sent to companies, 105 questionnaires were returned, and only 97 questionnaires can be used. The data were analyzed by using multiple regression by SPSS 16 software. The results of this study show that top management, information system management and information system use are statistically significant positive influence to information system effectiveness. User satisfaction and organization culture are insignificant positive influence to information system effectiveness.
Keywords: Top management, information system management, user satisfaction, organi­zation culture and informastion system use.


PENDAHULUAN
Menjelang peralihan abad ke-21, manusia cenderung menduduki tempat sentral dalam proses perekonomian karena tahap ekonomi yang sedang kita masuki ini didasarkan pada pengetahuan (knowlegde based) dan berfokus pada informasi (information focused). Teknologi dipan­dang sebagai alat yang digunakan oleh individu untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Dalam konteks riset sistem akuntansi, teknologi diartikan sebagai system computer (hardware, software dan data) dan jasa yang mendukung pemakai (training, help lines, dll) yang disediakan untuk membantu pemakai dalam tugas-tugasnya (Goodhue & Thompson 1995). Sistem informasi (SI) di bidang ekonomi memberikan kontribusi dalam menciptakan nilai tambah bagi organisasi karena meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat. Sistem informasi menawarkan sinergi dan efisiensi informasi pada suatu organisasi (Dewett dan Jones 2001). Dengan SI, karyawan organisasi dapat mencari dan menyerap pengetahuan untuk menjalankan pekerjaannya atau menyelesaikan masalah-masalah dalam


pekerjaannya sehingga SI dapat mempengaruhi efisiensi organisasi. Sistem informasi juga menawarkan kemudahan komunikasi dengan memperpendek jarak dan mempersingkat waktu penyampaian informasi sehingga akan tercipta efisiensi komunikasi. Selain itu, SI akan mening­katkan efisiensi pengambilan keputusan yang mencakup kemampuan untuk menyimpan dan memperoleh informasi yang cepat, murah dan akurat. Gupta et al (2007) menyatakan bahwa SI akan lebih mendorong pengaruh nilai-nilai budaya yang akan meningkatkan efesiensi dan inovasi pada organisasi. Dengan adanya SI maka organi­sasi menyediakan lebih banyak informasi yang mendukung visi, misi, tujuan dan strategi organi­sasi sehingga karyawan dapat mengembangkan diri.
Menurut Karwan dan Markland (2005), orga­nisasi sektor publik tidak jauh berbeda dengan organisasi sektor swasta. Salah satu ukuran yang akan membedakan kedua sektor tersebut adalah adanya produktivitas yang dihasilkan. Tingkat produktivitas sektor swasta lebih tinggi dibanding­kan sektor publik. Sistem informasi merupakan salah satu faktor yang menentukan produktivitas organisasi. Pada sektor swasta untuk dapat meningkatkan produktivitas maka organisasi ber­sedia mengeluarkan biaya yang cukup tinggi untuk mengimplementasikan SI dalam setiap level oragnisasinya. Namun pada organisasi sektor publik yang lebih meminimalkan biaya cenderung menggunakan SI untuk aktivitas-aktivitas seder­hana saja (Kumar (2002) dalam Gupta et al (2007)).
Pemerintah sebagai organisasi sektor publik merupakan pendorong dan fasilitator dalam keberhasilan pembangunan, oleh karena itu keberhasilan pembangunan perlu didukung oleh kecepatan arus informasi dan data antar instansi supaya terjadi keterpaduan sistem antara peme­rintah dengan pihak pengguna lainnya. Selain itu tujuan utama pemerintah adalah meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat. Sehubungan dengan itu pemerintah berupaya mewujudkan pelayanan yang memadai kepada rakyat. Dalam sektor pemerintah, perubahan lingkungan strategis dan kemajuan SI akan mendorong aparatur peme­ritahan untuk meningkatkan kinerja birokrasi serta perbaikan pelayanan menuju terciptanya pemerintahan yang baik (good governance). Kemajuan SI akan menciptakan tuntutan baru dari publik terhadap pemerintah.
Di Indonesia, penggunaan SI pada organisasi sektor publik atau lembaga pemerintahan masih sebatas penggunaan komputer untuk pengetikan dan mendukung proses administrasi semata. Fungsi TI untuk proses pengolahan data dan transaksi yang komplek serta penyediaan infor­masi publik masih jauh dari harapan. Apalagi proses pengambilan keputusan berbasis SI masih belum menjadi fokus perhatian sehingga hal ini akan mempengaruhi kualitas penyediaan infor­masi publik untuk kepentingan masyarakat. Selain itu upaya penerapan SI pada organisasi sektor publik masih mengalami beberapa kendala karena belum semua instansi menyelenggarakan­nya. Hal ini menunjukkan bahwa SI pada organisasi sektor publik belum dijalankan dengan efektif. Penggunaan SI yang kurang efektif tersebut akan berdampak negatif pada kinerja dan mutu pelayanan organisasi sektor publik pada masyarakat. Mutu pelayanan bagi masyarakat perlu ditingkatkan oleh karena hal ini akan mempengaruhi kepercayaan masyarakat kepada pemerintah sebagai organisasi sektor publik.
Penelitian Gupta et al (2007) menemukan bukti empiris bahwa efektivitas SI pada organisasi sektor publik ditentukan oleh beberapa faktor yaitu manajemen puncak, manajemen SI, budaya organisasi, kepuasan pengguna dan penggunaan SI. Penelitian dilakukan dengan kondisi birokrasi pemerintahan di kota New Delhi, India. Kondisi birokrasi yang berbeda antar negara menimbul­kan pertanyaan apakah penelitian tersebut dapat diterapkan di Indonesia khususnya di Surakarta. Oleh karena itu, penelitian ini akan menguji kembali faktor-faktor yang dapat menentukan efektivitas SI organisasi sektor publik. Alasan utama dilakukannya penelitian ini adalah dengan diketahuinya faktor-faktor yang dapat mencipta­kan efektivitas SI pada organisasi sektor publik maka diharapkan dapat digunakan untuk me­ningkatkan kinerja organisasi sektor publik serta perbaikan mutu pelayanan sehingga akan tercipta pemerintahan yang baik (good governance).
Sistem informasi yang digunakan oleh organisasi sektor publik masih bersifat internal artinya manfaat yang diambil dari penggunaan SI tersebut masih untuk kepentingan pengguna saja. Padahal organisasi sektor publik yang berfungsi memberi pelayanan kepada masyarakat juga harus dapat menyediakan SI yang bersifat interaktif dan beorientasi pada kebutuhan masyarakat (Gupta et al 2007; Sutabri 2005). Hal ini menunjukkan bahwa SI pada organisasi sektor publik belum dijalankan dengan efektif. Padahal efektivitas SI diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan mutu pelayanan organisasi sektor publik pada masyarakat. Semakin tinggi mutu pelayanan bagi masyarakat maka semakin tinggi kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
Melihat pentingnya peran SI pada organisasi sektor publik dan dengan berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masa‑


lah penelitian ini adalah: ”Apakah manajemen puncak, manajemen SI, kepuasan pengguna, budaya organisasi dan penggunaan SI ber­pengaruh positif terhadap efektivitas SI pada organisasi sektor publik?”
Tujuan penelitian ini adalah memberikan bukti empiris tentang pengaruh positif manajemen puncak, manajemen SI, kepuasan pengguna, budaya organisasi dan penggunaan SI terhadap efektivitas SI pada organisasi sektor publik. Adapun dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik kepada organisasi sektor publik melalui pemanfaatan SI yang efektif sehingga mereka dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
SISTEM INFORMASI
Teori Dasar Efektivitas Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh suatu organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Menu- rut Hall (2001) sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data di­kumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para pemakai. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien. Dengan aplikasi dari SI tersebut maka organisasi akan lebih kompetitif karena akan mendapat banyak manfaat dari kecanggihan SI. Theory of Reasoned Action (TRA) yang dikembang­kan oleh Fishbein dan Azjen’s (1975) adalah suatu teori yang berhubungan dengan sikap dan perilaku individu dalam melaksanakan kegiatan atau tindakan yang beralasan dalam konteks penggunaan SI. Seseorang akan memanfaatkan SI dengan alasan bahwa teknologi tersebut akan menghasilkan manfaat bagi dirinya. Selain itu Technology Acceptance Model (TAM) yang dikem­bangkan oleh Davis (1989) menawarkan sebagai landasan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai perilaku pemakai dalam penerimaan dan penggunaan SI (Davis 1989; Davis et al 1989). TAM meyakini bahwa peng­gunaan SI akan meningkatkan kinerja atau efektivitas individu atau organisasi, disamping itu penggunaan SI adalah mudah dan tidak memerlu­kan usaha keras dari penggunanya.
Efektivitas SI merupakan upaya organisasi untuk memanfaatkan kemampuan dan potensi SI yang dimiliki untuk mencapai tujuan (Simatupang dan Akib 2007). Suatu organisasi mempunyai SI yang efektif apabila dengan menggunakan SI tersebut maka tujuan organisasi dapat tercapai. Demikian juga pada organisasi sektor publik dimana penggunaan SI yang efektif akan mening­ katkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Sistem Informasi pada Organisasi Sektor Publik
Organisasi sektor publik merupakan organi­sasi yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat secara bertahap dengan aktivitas berupa pelayanan publik (public service) seperti dalam bidang pendidikan, kesehatan, keamanan, penegakan hukum, transportasi publik dan penyediaan pangan (Bastian 2006). Untuk dapat meningkatkan pelayanan publik tersebut maka sangat dibutuhkan SI. Sistem informasi dapat mendukung keterpaduan sistem penyelenggaraan organisasi sektor publik melalui jaringan sistem informasi on-line antar instansi pusat dan daerah untuk mengakses seluruh data dan informasi tertutama yang berhubungan dengan pelayanan publik.
Hansen dan Mowen (2006) menyatakan bahwa dengan penggunaan SI sejumlah besar informasi yang berguna dapat dikumpulkan dan dilaporkan kepada atasan dengan segera. Apa yang terjadi di berbagai bagian dapat diketahui dalam sekejap. Ini memungkinkan organisasi dapat mengambil keputusan secara lebih cepat. Hal ini juga tidak terkecuali pada organisasi sektor publik.
Manajemen Puncak Dan Efektivitas Sistem Informasi
Keterlibatan manajemen puncak dalam kesuksesan implementasi SI merupakan hal yang sangat penting. Keterlibatan tersebut diharapkan akan membawa penggunaan SI secara efektif. Penelitian Simatupang dan Akib (2007) menyata­kan adanya pengaruh yang positif antara ke­pemimpinan dan efektivitas organisasi. Pemimpin sangat berpengaruh terhadap seluruh aspek dalam organisasi yang dipimpinnya termasuk penggunaan SI sebagai sarana dalam menyelesai­kan tugas.
Igbaria et al (1997) mengemukakan bahwa terdapat adanya faktor internal organisasi yang mempengaruhi penggunaan SI antara lain dukungan manajemen (management support) yaitu tingkat dukungan secara umum yang diberikan oleh manajemen puncak dalam suatu organisasi. Choe (1996) secara empiris menguji bahwa dukungan manajemen puncak mempunyai pengaruh positif terhadap efektivitas SI melalui berbagai macam kegiatan. Manajemen puncak bertanggung jawab atas penyediaan pedoman umum bagi kegiatan penggunaan SI. Tingkat


dukungan yang diberikan oleh manajemen puncak bagi SI organisasi dapat menjadi suatu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan semua kegiatan yang berkaitan dengan SI (Raghunathan dan Raghunathan 1988)
Gupta et al (2007) menyatakan manajemen puncak dalam organisasi pemerintah diharapkan mempunyai pengaruh yang lebih kuat dan lebih baik pada perencanaan dan impelementasi SI dimasa yang akan datang. Hal ini didukung dengan hasil penelitiannya yang menunjukkan bahwa para pimpinan di pemerintah India sangat memperhatikan perkembangan penggunaan SI pada bawahannya. Oleh karena itu hipotesis yang dikembangkan adalah:
H1:   Manajemen puncak berpengaruh positif ter­hadap efektivitas SI
Manajemen Sistem Informasi dan Efektivitas Sistem Informasi
Manajemen SI berpengaruh pada efektivitas SI melalui fungsi penting seperti menetapkan arah bagi kegiatan-kegiatan SI, menstrukturisasi departemen SI dan menetapkan staf personil SI (Choe, 1996). Begitu pula menurut Soegiharto (2001) yang berpendapat bahwa fungsi kunci dari manajemen SI berpengaruh terhadap efektivitas SI sehingga apabila manajemen SI tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik maka akan mengganggu semua proses dalam organisasi yang melibatkan SI.
Gupta et al (2007) menyatakan bahwa mana­jemen SI mempunyai hubungan positif signifikan terhadap efektivitas SI. Manajemen SI yang efisien akan membantu organisasi meningkatkan efisiensi operasionalnya, membantu menghasilkan keputusan yang tidak terstruktur dan membantu pembuatan perencanaan strategis. Manajemen SI akan mempengaruhi produktivitas organisasi karena kemajuan manajemen SI akan membawa manfaat dengan menyediakan informasi untuk proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dengan tepat waktu. Berdasarkan uraian diatas maka, hipotesis yang dikembangkan adalah sebagai berikut:
H2:   Manajemen SI berpengaruh positif terhadap efektivitas SI
Kepuasaan Pengguna Dan Efektivitas Sistem Informasi
Harapan pemakai SI menentukan kepuasaan penggunaan SI. Oleh karena itu penting bagi pengembang sistem informasi untuk mengetahui harapan para pemakai SI sehingga pada akhirnya mereka akan mencapai kepuasan dalam meng­gunakan SI. Untuk itu maka para pengguna hendaknya dilibatkan dalam pengembangan sistem. Kepuasan pengguna terhadap SI diharapkan dapat meningkatkan efektivitas SI.
Menurut Gupta et al (2007), kepuasan pema­kai dalam penggunaan SI digunakan sebagai suatu ukuran efektivitas SI. Pengguna SI lebih dipengaruhi oleh staff SI dan pihak internal organisasi dibandingkan dengan pihak eksternal organisasi. Kepuasan pengguna sangat penting untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan ketelitian pembuatan laporan organisasi. Efekti­vitas SI organisasi secara positif dihubungkan dengan kepuasan pemakai.
Gupta et al (2007) menyatakan bahwa kesuksesan SI dalam organisasi sejalan dengan kepuasaan pengguna SI tersebut. Literatur-lite­ratur yang ada menyatakan bahwa tolok ukur efektivitas SI dapat dilihat dari kepuasan peng­gunanya. Oleh karena itu hipotesis yang di­kembangkan adalah:
H3:   Kepuasaan pengguna berpengaruh positif terhadap efektivitas SI
Budaya Organisasi dan Efektivitas Sistem Informasi
Robbins (2003) menjelaskan bahwa budaya organisasi merupakan suatu sistem nilai yang dipegang dan dilakukan oleh anggota organisasi, sehingga hal tersebut bisa membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya. Budaya organisasi tergantung pada keanggotaan karyawan, spesialisasi karyawan, teknologi dan strategi organisasi. Soedjono (2005) menganggap bahwa budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif yang utama bagi suatu organisasi apabila budaya organisasi mendukung strategi organisasi. Menurut Pearce dan Robinson (2000), budaya organisasi akan mempengaruhi strategi organisasi dan strategi organisasi akan mempengaruhi kinerja organisasi. Kinerja organi­sasi pada akhirnya akan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Kepuasan kerja karyawan yang tinggi merupakan salah satu indikator efektivitas manajemem.
Penelitian Al-Gahtani (2004) menunjukkan adanya hubungan yang positif antara budaya organisasi dengan penggunaan SI dimana suatu organisasi yang mempunyai kemampuan untuk mudah mengadopsi teknologi baru maka organi­sasi tersebut cenderung akan mempunyai tingkat penggunaan SI yang lebih efektif. Hal ini disebab­kan karena organisasi tersebut selalu mengikuti perkembangan SI terbaru untuk dapat meningkat­kan kinerja organisasi.
Menurut Holmes dan Marsden (1996) dalam Gupta et al (2007), budaya organisasi mempunyai


pengaruh terhadap perilaku, cara kerja dan motivasi para manajemen puncak dan bawahan­nya untuk mencapai kinerja organisasi. Penelitian Gupta et al (2007) dan Simatupang dan Akib (2007) menemukan adanya pengaruh positif signifikan antara budaya organisasi dan efekti­vitas SI. Oleh karena itu hipotesis yang dikem­bangkan adalah:
H4: Budaya organisasi berpengaruh positif ter­hadap efektivitas SI
Penggunaan Sistem Informasi dan Efektivitas Sistem Informasi
Pada awalnya, pengenalan suatu SI di organisasi memunculkan penolakan dari para karyawan. Mereka khawatir dengan adanya SI maka perusahaan akan merekrut para staf SI yang nantinya akan mengontrol pekerjaan mereka. Namun lambat laun karyawan menya­dari bahwa keberadaan SI justru akan mengu­rangi masalah dalam organisasi dan meningkat­kan output dan kualitas laporan yang dihasilkan oleh organisasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di bidang SI di negara Amerika Serikat membuktikan bahwa dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, SI semakin banyak digunakan dan sering dijumpai peng­gunaannya, hal ini menunjukkan begitu luasnya penerimaan penggunaan SI di masyarakat (Jantan and Chin 2001). Hal ini konsisten dengan penelitian Gupta et al (2007) yang menyatakan adanya hubungan positif signifikan antara peng­gunaan SI dengan efektivitas SI.
Venkatesh et al. (2003) menyatakan bahwa kondisi–kondisi yang memfasilitasi penggunaan SI akan mempengaruhi karyawan. Karyawan akan menggunakan SI apabila organisasi menyediakan berbagai fasilitas yang akan mempermudah mereka dalam menggunakan SI. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2007).
Soegiharto (2001) juga menyatakan bahwa efektivitas SI akan terbentuk apabila suatu organisasi memiliki program pelatihan dan pen­didikan. Pelatihan dan pendidikan yang diberikan kepada karyawan merupakan transfer pengetahu­an tentang SI kepada karyawan sehingga diharapkan dapat membantu mereka dalam menyelesaikan pekerjaaan. Pelatihan dan pen­didikan yang berhubungan dengan software komputer, pemeliharaan, dokumentasi, dan dukungan vendor dapat meningkat efektivitas SI. Oleh karena itu untuk dapat mencapai efektivitas SI dalam organisasi maka pengguna SI harus dilibatkan dalam pengembangan SI itu sendiri. Selain itu pengguna SI diharapkan mempunyai latar belakang tehnik sehingga mampu menye­lesaikan permasalahan yang muncul dalam penggunaan SI. Hal ini konsisten dengan pene­litian Gupta et al (2007) yang menyatakan adanya hubungan positif signifikan antara penggunaan SI dengan efektivitas SI. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang dikembangkan adalah:
H5: Penggunaan SI berpengaruh positif terhadap
efektivitas SI
Model penelitian tampak pada Gambar 1 di bawah ini:
Text Box:  Text Box: Management PuncakText Box: Kepuasan PenggunaText Box: Budaya OrganisasiText Box: Management SIText Box: Penggunaan SIText Box: Efektivitas
Sistem Informasi
Gambar 1. Model Penelitian
METODE PENELITIAN
Populasi penelitian ini adalah organisasi sektor publik yang dalam menjalankan pelayanan kepada masyarakat. Adapun unit analisisnya yaitu pegawai berbagai tingkatan pada organisasi sektor publik. Dalam penelitian ini, organisasi sektor publik yang begitu luas akan dibatasi pada instansi yang relatif rutin berinteraksi dengan masyarakat, yaitu PLN, PDAM, POLRI, Pos Indonesia, TELKOM, PJKA, Angkasa Pura, Perpajakan. PLN, PDAM, Pos Indonesia, dan TELKOM diambil sebagai representasi dari organisasi sektor publik yang produknya langsung dikonsumsi oleh publik. PJKA dan Angkasa pura sebagai perwakilan organisasi sektor publik yang memberikan pelayanan transportasi kepada masyarakat. POLRI sebagai perwakilan dari organisasi sektor publik yang memberi pelayanan keamanan dan pembuatan SIM. Sedangkan Perpajakan diasumsikan mewakili pelayanan publik yang dilakukan oleh aparat birokrasi.
Adapun Surakarta dipilih sebagai lokasi penelitian karena adanya keterbatasan biaya dan waktu penelitian sehingga secara geografis daerah tersebut mudah dijangkau oleh peneliti. Penen­tuan sampel dilakukan dengan metode nonpro­bability sampling yaitu convenience sampling. Pemilihan metode convenience sampling diambil berdasarkan ketersediaan elemen dan kemudahan untuk mendapatkannya (Sugiyono 2006). Seluruh


data untuk mengembangkan model penelitian merupakan data primer yang diperoleh dari jawaban kuesioner pegawai organisasi sektor publik. Pengumpulan data primer menggunakan metode survei melalui kuisioner yang dikirimkan melalui pos (mail questionnaries) kepada respoden dalam bentuk pertanyaan tertutup dan ter­struktur, artinya jawaban responden terbatas pada alternatif yang telah disediakan.
Seluruh variabel dalam penelitian ini baik variabel dependen maupun variabel independen diukur berdasarkan instrumen dari Gupta et al (2007). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah efektivitas SI yang dioperasionalkan sebagai upaya organisasi untuk memanfaatkan kemampuan dan potensi SI yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manaje­men puncak dalam penelitian ini diartikan sebagai pemahaman manajemen puncak tentang sistem informasi, tingkat minat, dukungan, dan penge­tahuan tentang SI pada organisasinya. Manaje­men SI adalah suatu bagian organisasi yang bertugas dan bertanggung jawab memberikan pedoman pada penggunaan dan pengembangan SI untuk mencapai tujuan organisasi. Kepuasan pengguna merupakan respon dan umpan balik yang dimunculkan pengguna setelah mengguna­kan SI. Sikap pengguna terhadap SI merupakan kriteria subjektif mengenai seberapa puas peng­guna terhadap sistem yang digunakan. Budaya organisasi merupakan sistem nilai yang dipegang dan dilakukan oleh anggota organisasi yang akan mempengaruhi strategi dan kinerja organisasi. Penggunaan SI didefinisikan dengan perilaku seorang individu yang menggunakan SI karena adanya manfaat yang akan diperoleh untuk membantu menyelesaikan pekerjaan mereka.
Metode statistik yang akan digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah regresi berganda (multiple regression). Program yang digunakan untuk melakukan uji hipotesis adalah program SPSS 13.5. Adapun model penelitian untuk menguji hipotesis 1 sampai hipotesis 5 adalah sebagai berikut:
Y1 = á + â1X1 + â2X2 + â3X3 + â4X4 + â5X5 +ε
Keterangan:
Y1 : Efektivitas Sistem Informasi
X1 : Manajemen Puncak
X2 : Manajemen Sistem Informasi
X3 : Kepuasan Pengguna
X4 : Budaya Organisasi
X5 : Penggunaan Sistem Informasi á : Konstanta
β : Koefisien Regresi
ε : Error
Pengujian untuk hipotesis 1 sampai dengan hipotesis 5 dilakukan secara parsial dengan uji-t maupun simultan dengan uji-F. Tingkat signifi­kansi yang digunakan untuk pengujian adalah 5% dengan anggapan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data dikumpulkan melalui kuesioner yang dikirimkan kepada responden. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 300 kuesioner dan yang kembali sejumlah 105 kuesioner, dengan tingkat respon rate sebesar 35%. Namun dari 105 kuesioner yang kembali terdapat 8 kuesioner yang tidak layak untuk dianalisis karena pengisian yang tidak lengkap. Sehingga total kuesioner yang dapat dianalisis sebanyak 97 kuesioner.
Profil responden terbentuk dari hasil tabulasi data yang dikumpulkan dan disusun menjadi data yang lebih terstruktur. Dari 97 responden yang berpartisipasi sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 55 orang (57%) dari 97 orang responden dan sebagian besar berusia diantaranya 22-30 tahun sebanyak 51 orang (53%) dengan mayoritas tingkat pendidikan responden Sarjana Strata 1 (satu) yaitu sebanyak 63 orang (65%). Ditinjau dari jabatannya, responden yang berpartisipasi sebagian besar sebagaii staff yaitu sebanyak 70 orang (72%).
Pengukuran dengan one shot atau peng­ukuran sekali saja digunakan pada pengujian reliabilitas penelitian ini. Hasil pengujian reliabi­litas untuk semua variabel menunjukkan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 yang berarti bahwa variabel reliabel (Ghozali 2001). Tabel 1 menunjukkan besarnya nilai Cronbach Alpha tiap variabel (lihat Tabel 1).
Tabel 1. Hasil Uji Realibilitas Variabel Penelitian
Variabel
Cronbach Alpha
Manajemen Puncak
0,833
Manajemen Sistem Informasi
0,744
Kepuasan Pengguna
0,751
Budaya Organisasi
0,682
Penggunaan Sistem Informasi
0,635
Efektivitas Sistem Informasi
0,696

Sumber: Data diolah
Hasil pengujian validitas menunjukkan bahwa korelasi antara masing-masing skor butir pertanyaan terhadap total skor variabel menunjukkan hasil yang signifikan (pada level 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa masing­masing butir pertanyaan pada variabel konstruk penelitian adalah valid (lihat Tabel 2).


Tabel 2. Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian
Variabel
Item
Pearson
Corelation
Status
Manajemen Puncak
MP1
MP2
MP3
MP4
MP5
MP6
MP7
MP8
MP9
MP10
MP11
0,408 0,626 0,598 0,566 0,695 0,736 0,613 0,538 0,583 0,683 0,632
Valid Valid Valid Valid
Valid Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Manajemen Sistem Informasi
MSI1
MSI2
MSI3
MSI4
MSI5
MSI6
0,614 0,663 0,641 0,679 0,695 0,682
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Kepuasan
Pengguna
KP1
KP2
KP3
KP4
KP5
KP6
KP7
KP8
KP9
KP10
KP11
KP12
KP13
0,426 0,526 0,620 0,580 0,569 0,582 0,490 0,394 0,562 0,522 0,280 0,491 0,258
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Budaya Organisasi
BO1
BO2
BO3
BO4
BO5
BO6
BO7
BO8
BO9
BO10
BO11
BO12
0,161 0,179 0,267 0,286 0,396 0,343 0,627 0,483 0,622 0,572 0,626 0,380
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Pengggunaan Sistem Informasi
PSI1
PSI2
PSI3
0,745
0,744
0,793
Valid
Valid
Valid
Efektivitas Sistem Informasi
ESI1
ESI2
ESI3
ESI4
ESI5
0,543 0,724 0,742 0,628 0,672
Valid Valid Valid Valid Valid

Sumber: Data primer diolah
Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflationfactor (VIF). Menurut Ghozali (2001) bila nilai VIF kurang dari 10 atau nilai tolerance lebih dari 0,1 maka tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas yang diteliti. Tabel 3 menunjukkan tidak satupun variabel bebas yang memiliki nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1 sehingga disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi ini.
Tabel 3. Hasil Uji Multikolonieritas
Variabel
VIF
TOLERANCE
Manajemen Puncak
1,279
0,782
Manajemen Sistem Informasi
1,542
0,649
Kepuasan Pengguna
1,134
0,882
Budaya Organisasi
1,617
0,618
Penggunaan Sistem Informasi
1,312
0,762
Sumber: Data primer diolah



Hasil uji Durbin Watson adalah sebesar 2,217 pada level signifikansi 0,05 dengan jumlah sampel n = 97 diperoleh nilai dL = 1,557; 4 - dL = 2,443; du = 1,778 dan 4 – du = 2,222. Dengan demikian pada model regresi tersebut menunjukkan nilai du < d < 4 - du yang berarti tidak terdapat autokorelasi.
Untuk mengetahui adanya kondisi hetero­kedastisitas pada data penelitian ini, maka di­gunakan grafik scatterplot. Berdasarkan data primer yang diolah diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa grafik scaterplot untuk regresi menyebar secara acak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedas­tisitas (Gambar 2).
Grafik histogram dan grafik normal plot dapat digunakan untuk menguji normalitas data. Hasil penelitian pada gambar 3 menunjukkan bahwa pada grafik histogram terdapat adanya pola distribusi normal dan pada grafik normal plot menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Sehingga model regresi dapat dipergunakan untuk memprediksi efektivitas sistem informasi .
Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression anlysis) dengan program SPSS 13.5. Pengujian terhadap kelima hipotesis tersebut dengan melihat koefisien β dan p-value dari tiap-tiap variabel independen pada dua sisi kurva normal. Apabila nilai positif maka ada hubungan positif, demikian juga sebaliknya. Apabila p-value lebih kecil dari tingkat alpha yang digunakan, maka hipotesis alternatif berhasil didukung. Tingkat keyakinan (confidence interval) yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95% (α = 5%), yang berarti mentoleransi tingkat penyimpangan maksimum 5%. Hasil perhitungan regresi dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Berganda
Model                  Variabel
Standadized
Coefficients
t
Sig.
Beta
1           (Constant)

3,387
0,001
Manajemen Puncak
0,164
2,257
0,026
Manajemen SI
0,301
3,78
0,000
Kepuasan Pengguna
-0,016
-0,238
0,813
Budaya Organisasi
-0,137
-1,672
0,098
Penggunaan SI
0,579
7,873
0,000
F                    : 30,305
Sig.: 0,000


R                    : 0,790



R Square      : 0,625



Adj R Square : 0,604





Berdasarkan hasil perhitungan yang tampak pada tabel 4, maka dapat dibuat model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = 0,164 MP + 0,301 MSI – 0,016 KP – 0,137 BO + 0,579 PSI + e
Beberapa hal yang dapat diketahui dari persamaan regresi linier berganda tersebut adalah sebagai berikut: 1) Koefisien regresi manajemen puncak, manajemen SI dan penggunaan SI bertanda positif artinya menunjukkan hubungan yang searah dari ketiga variabel tersebut dengan efektivitas sistem informasi. Sedangkan variabel kepuasan kerja dan budaya organisasi bertanda negatif. Hal ini menunjukkan hubungan yang tidak searah atau dapat dikatakan peningkatan kepuasan kerja atau budaya organisasi menyebab­kan penurunan efektivitas sistem informasi atau sebaliknya, 2) Adjusted R2 hasil penelitian adalah 0,604, artinya 60,4% variasi efektivitas SI pada organisasi sektor publik dapat dijelaskan dari manajemen puncak, manajemen SI, kepuasan pengguna, budaya organisasi dan penggunaan SI. Sedangkan sisanya 39,6% dijelaskan oleh sebab­sebab lain diluar model, 3) Hasil uji F menunjuk­kan angka 30,305 dengan p-value 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh variabel independen dalam penelitian ini dapat digunakan mempre­diksi efektivitas sistem informasi secara bersama­sama.
Hipotesis 1 menyatakan bahwa manajemen puncak mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap efektivitas SI. Tabel 4 menunjukkan manajemen puncak mempunyai nilai ρ = 0,026 dengan koefisien regresi sebesar 0,164, sehingga hipotesis 1 diterima, hal ini berarti responden yakin bahwa manajemen puncak atau pimpinan harus mempunyai peran atau terlibat dalam penggunaan SI sehingga akan berdampak pada penggunaan SI yang efektif. Hal ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan Choe (1996), Simatupang dan Akib (2007), dan Gupta et al (2007). Hal ini menandakan bahwa untuk dapat meningkatkan efektivitas SI pada organisasi sektor publik maka dapat dilakukan dengan meningkatkan keterlibatan manajemen puncak dalam implementasi SI di organisasinya.
Hipotesis 2 menyatakan bahwa manajemen SI mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap efektivitas SI. Dalam tabel 4 menunjukkan manajemen SI mempunyai nilai ρ = 0,000 dengan koefisien regresi sebesar 0,30 1, sehingga hipotesis 2 diterima, artinya bahwa manajemen SI akan berpengaruh terhadap penggunaan SI yang efektif sehingga akan membawa manfaat dengan me­nyediakan informasi untuk pengambilan keputus­an dan pemecahan masalah dengan tepat waktu.
Hal ini konsisten dengan penelitian Choe (1996), Soegiharto (2001) dan Gupta et al (2007).
Hipotesis 3 menyatakan bahwa kepuasan pengguna mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap efektivitas SI. Tabel 4 menunjukkan kepuasan pengguna mempunyai nilai ρ = 0,8 13 dengan koefisien regresi sebesar -0,016, sehingga hipotesis 3 ditolak karena ternyata kepuasan pengguna tidak berpengaruh terhadap efektivitas SI. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan Gupta et al (2007) yang menyatakan bahwa kepuasan pemakai dalam penggunaan SI digunakan sebagai suatu ukuran efektivitas SI. Ketidakkonsistenan tersebut dikait­kan dengan budaya organisasi responden yang relatif kaku untuk menerima hal-hal baru antara lain SI yang dinamis. Selain itu responden merasa bahwa efektivitas SI kurang dapat diukur sehingga penggunaan SI dalam bekerja merupa­kan suatu keharusan tanpa dapat merasakan manfaat dari penggunaan SI tersebut bagi peningkatan kinerja mereka.
Hipotesis 4 menyatakan bahwa budaya organisasi mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap efektivitas SI. Tabel 4 menunjukkan budaya organisasi mempunyai nilai ρ = 0,098 dengan koefisien regresi sebesar -0,137, sehingga hipotesis 4 ditolak, artinya bahwa variabel ini tidak mempunyai pengaruh positif terhadap efektivitas SI. Budaya organisasi pada organisasi publik sangat tergantung pada beberapa hal antara lain keanggotaan karyawan, spesialisasi karyawan, teknologi, dan strategi organisasi. Hal­hal tersebut yang menyebabkan perbedaan budaya organisasi diantara organisasi-organisasi sektor publik ini. Selain itu budaya organisasi sektor publik merupakan tradisi yang sukar dirubah karena organisasi sektor publik pada umumnya merupakan organisasi birokrasi yang diasumsikan sebagai organisasi yang cocok dengan lingkungan yang bersifat stabil. Kondisi organisasi sektir publik di wilayah Surakarta cederung kurang begitu dinamis sehingga pada akhirnya akan berdampak pada efektivitas TI yang digunakan. Kondisi ini tentu saja menunjukkan bahwa budaya organisasi sebenarnya tidak berpengaruh pada efektivitas SI dimana SI yang digunakan selalu mengalami perubahan dari masa ke masa sehingga budaya organisasi yang ada tidak membawa dampak pada efektivitas SI yang ada. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Pearce dan Robinson (2000), Al­Gahtani (2004), Soedjono (2005), Simatupang dan Akib (2007) dan Gupta et al (2007).
Hipotesis 5 menyatakan bahwa penggunaan SI mempunyai pengaruh positif signifikan ter­hadap efektivitas SI. Tabel 4 menunjukkan


penggunaan SI mempunyai nilai ρ = 0,000 dengan koefisien regresi sebesar 0,579, sehingga hipotesis 5 diterima dan artinya penggunaan SI ber­pengaruh positif terhadap efektivitas SI. Kebera­daan SI pada organisasi sektor publik senantiasa untuk meningkatkan kinerja organisasi sehingga tujuan organisasi dengan penggunaan SI yang efektif akan tercapai. Hal ini konsisten dengan penelitian Soegiarto (2001), Jantan and Chin (2001) Venkatesh et al (2003), Handayani (2007) dan Gupta et al (2007).
KESIMPULAN
Penelitian ini berusaha menguji pengaruh manajemen puncak, manajemen SI, kepuasan pengguna, budaya organisasi dan penggunaan SI terhadap efektivitas SI pada organisasi sektor publik yaitu PLN, PDAM, POLRI, Pos Indonesia, TELKOM, PJKA, Angkasa Pura, dan Perpajakan di Surakarta. Hasil pengujian regresi berganda berhasil mendukung tiga dari lima hipotesis yang diajukan yaitu manajemen puncak, manajemen SI dan penggunaan SI berpengaruh positif terhadap efektivitas SI sedangkan kepuasan pengguna dan budaya organisasi tidak berpengaruh positif terhadap efektivitas SI.
Budaya organisasi organisasi sektor publik di Indonesia khususnya Surakarta yang lebih bersifat stabil kurang dapat mengikuti perubahan SI yang lebih bersifat dinamis. Hal ini juga menyebabkan pengguna SI pada organisasi sektor publik kurang merasa puas dalam memanfaatkan SI karena kinerja mereka tidak tercermin dari efektivitas SI.
Perbedaan hasil penelitian ini dengan pene­litian Gupta et al (2007) disebabkan karena perbedaan objek penelitian yaitu pada perbedaan karakteristik organisasi publik di New Delhi dan Surakarta.
Keterbatasan waktu tidak memungkinkan peneliti untuk menguji faktor instrinsik pengguna SI sebagai variabel yang mungkin dapat memo­derasi hubungan antara variabel independen dan dependen. Karena efektivitas SI pada dasarnya sangat bergantung pada individu yang menjalan­kan SI tersebut.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat ber­manfaat sebagai bahan pertimbangan bagi organisasi sektor publik dalam mengembangkan SI yaitu dalam mencapai SI yang efektif diperlukan beberapa faktor antara lain manaje­men puncak, manajemen SI dan penggunaan SI itu sendiri. Selain itu kepuasan masyarakat sebagai end user SI pada organisasi sektor publik perlu diteliti karena tujuan organisasi sektor publik itu sendiri adalah memberikan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Gahtani, Said S., (2004). “Computer Technology Acceptance Success Factors in Saudi Arabia: An Exploratory Study”. Journal of Global Information Technology Management. Vol 7 No.1.
Bastian, Indra, (2006). Akuntansi Sektor Publik. Erlangga. Jakarta
Choe, J.M., (1996). ”The Relationships Among Performance of Accounting Information Systems, Influence Factors, and Evolution Level of Information Systems”. Journal of Management Information System/Spring. Vo. 12 No. 4. pp. 215-239.
Davis, F.D., (1989). “Perceived Usefulness, Per­ceived Ease of Use, and Acceptance of Information System Technology”. MIS Quarterly, Vol 13. No 3. pp 319-339.
........... , Bagozzi, R.P., and Warsaw, P.R., (1989).
“User Acceptance of Computer Technology: A Comparison of Two Theorical Models”. Management Science. Vol 39. No.8. pp. 983- 1003.
Dewett, T. and Jones, G R. (2001). “The Role of IT in the Organization: A Review, Model, and Assessment”. Journal of Management”. Vol 27. No 3. pp: 313-345.
Fishbein, M., and Ajzen, I. Belief, “Attitude, Intention and Behavior: An Introduction to Theory and Research”, http://www.people. umass.edu/ aizen/f&a1975.html. Diakses 10 Oktober 2008.
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multi­variate dengan Progam SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Goodhue and Thompson. 1995. “Task–Technology Fit and Individual Performance,” MIS Quartely, June, pp 213 – 236.
Gupta M.P, Kanungo S, Kumar R and Sahu G.P, 2007. “A Study of Information Technology Efectiveness in Select Government Orga­nizations in India”. Journal for Decision Makers. Vol 32. No.2.
Hall, James. 2001. Sistem Informasi Akuntansi Buku 1. Salemba Empat, Jakarta.
Handayani, R. 2007. “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Minat Pemanfaatan Sistem Informasi dan Penggunaan Sistem Infor­masi, Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEJ”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Petra. Vol 9 No. 2.


Hansen, D.R. and Mowen, M.M. 2006. Akuntansi Manajemen. Edisi 7, Salemba Empat. Jakarta. Alih bahasa: Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary.
Iqbaria, Zinatelli N., Cragg P., & Caveye, A. L. M. 1997. ”Personal Computing Acceptance Factors in Small Firm: A Structural Equa­tion Modelling”. Management Information System Quarterly, Vol 21. No 3.
Jantan, T. Ramayah and Chin Weng Wah. 2001. “Personal Computer Acceptance by Small and Medium Sized Companies Evidences from Malaysia”. Jurnal Manajemen dan Bisnis, No. 1 Vol. 3.
Karwan, K R and Markland, R E. 2005. “Inte­grating Service Design Principles and Information Technology to Improve Delivery and Productivity in Public Sector”. Journal of Operation Management. Vol 21. No. 1.
Pearce II, J.A. and R.B. Robinson. 2000. Strategic Management: Formulation, Implementation, and Control. Seventh Edition. Malaysia: McGraw-Hill International Editions.
Raghunathan, B., and Raghunathan, T.S. 1988. “Impact of Top Management Support on Information System Planning”. Journal of Information Systems. Spring. pp.15-23.
Robbins, S.P. 2003. Organizational Behavior.
Tenth Edition. Singapore: Prentice Hall.
Simatupang, Patar dan Akib, Haedar. 2007. ”Potret Efektivitas Organisasi Publik: Review Hasil Penelitian”. Manajemen Usahawan Indonesia. No 01. Th.XXXVI.
Soedjono. 2005. ”Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan pada Terminal Penum­pang Umum di Surabaya”. Jurnal Mana­jemen dan Kewirausahaan. Vol 7. No 1. hal 22-47.
Soegiharto. 2001. “Influence Factors Affecting The Performance of Accounting Information Systems”. Gajah Mada International Journal of Business. May. Vol 3. No 2. pp. 177-202.
Sugiyono. 2003. Statistika untuk penelitian. Edisi pertama. Bandung. Alfabeta.
Sutabri Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Edisi Pertama. Andi. Yogyakarta.
Venkatesh V., Moris, M.G., Davis, G.B., and Davis F.D. 2003. “User Acceptance of Information Technology: Toward a Unified View”. MIS Querterly. Vol 27. No 3. September. pp 425- 475.



KUESIONER
PETUNJUK PENGISIAN :
1.       Kuesioner ini ditunjukkan bagi bapak/ibu yang dalam melaksanakan pekerjaannya Bapak/Ibu sudah biasa/dapat/mampu/familier dalam menggunakan sistem informasi (SI) dalam bentuk komputer dengan berbagai program yang tersedia pada organisasi.
2.       Jawaban yang disampaikan kepada peneliti merupakan suatu perwujudan dari efektivitas atas penggunaan sistem informasi, sehingga untuk mendapatkan hasil penelitian yang maksimal, diharapkan Bapak/Ibu dapat menjawab pertanyaan dengan benar dan jujur.
BAGIAN I. DATA RESPONDEN
1. Umur  :................. tahun
2.       Text Box:  Jenis Kelamin :       Pria                                                   Wanita
3.       Text Box:  Text Box:  Text Box:  Pendidikan Terakhir :      S2           S1                                   Diploma          SMA         Lainnya
4. Jabatan terakhir: ..................
BAGIAN 2 : PERTANYAAN RISET MENGENAI MANAJEMEN PUNCAK, MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, KEPUASAN PENGGUNA, BUDAYA ORGANISASI DAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI.
Petunjuk : Bapak/Ibu cukup memilih salah satu jawaban pada kolom yang tersedia dengan cara melingkari angka-angka yang tersedia sesuai dengan persepsi Bapak/Ibu terhadap penggunaan sistem informasi dengan pilihan jawaban : (1) Sangat Tidak Setuju (STS), (2) Tidak Setuju (TS), (3) Netral (N), (4) Setuju (S) dan (5) Sangat Setuju (SS).
No.
MANAJEMEN PUNCAK
STS
TS
N
S
SS
1. 
Pimpinan saya memberikan persetujuan dalam pemilihan pengambilan keputusan dalam organisasi.
1
2
3
4
5
2. 
Pimpinan saya ikut serta menggunakan SI di organisasi.
1
2
3
4
5
3. 
Pimpinan saya memberikan program pelatihan SI di organisasi.
1
2
3
4
5
4. 
Pimpinan         saya telah melakukan analisis       cost
benefit sebelum mengimplementasikan SI baru.
1
2
3
4
5
5. 
Pimpinan saya telah memberikan inisiatif kepada saya untuk menggunakan SI.
1
2
3
4
5
6. 
Pimpinan saya memberikan inisiatif orang-orang dalam divisi SI
1
2
3
4
5
7. 
Pimpinan saya memberikan penjelasan tentang peran TI dalam organisasi.
1
2
3
4
5
8. 
Pimpinan saya mendapatkan biaya dari anggaran organisasi untuk operasional SI.
1
2
3
4
5
9. 
Pimpinan saya mengandalkan bantuan pihak luar dalam keputusan yang berkaitan dengan SI.
1
2
3
4
5
10.                 
Pimpinan      saya     berperan     proaktif           dalam
hubungannya dengan SI di organiasasi.
1
2
3
4
5
11.                 
Pimpinan saya menghadapi tekanan persaingan dari luar organisasi
1
2
3
4
5


No.
MANAJEMEN SISTEM INFORMASI
STS
TS
N
S
SS
1. 
Manajemen SI memberikan persetujuan dalam pemilihan model pengambilan keputusan yang berhubungan dengan SI.
1
2
3
4
5
2. 
Peran pada divisi SI sesuai dengan visi organiasi
1
2
3
4
5
3. 
Efektivitas SI berhubungan dengan keputusan - keputusan pada manajemen organisasi
1
2
3
4
5
4. 
Manajemen SI sangat aktif dalam pembuatan keputusan organisasi
1
2
3
4
5
5. 
Tidak     banyak          karyawan     yang                     menentang
pengambilan     keputusan    yang          dibuat     oleh
manajemen SI
1
2
3
4
5
6. 
Manajemen SI membuat tugas-tugas mejadi lebih mudah untuk dikerjakan.
1
2
3
4
5

No.
KEPUASAN PENGGUNA
STS
TS
N
S
SS
1. 
SI yang saya gunakan dalam bekerja sesuai dengan harapan saya
1
2
3
4
5
2. 
SI yang saya gunakan membantu saya dalam melakukan tugas dengan lebih baik.
1
2
3
4
5
3. 
Saya mendapat tugas yang lebih baik dengan adanya SI tersebut ini.
1
2
3
4
5
4. 
Saya        betul-betul             mengunakan           laporan         yang
disediakan oleh SI.
1
2
3
4
5
5. 
Data-data dari SI yang ada tetap    membutuhkan
koreksi.
1
2
3
4
5
6. 
Saya merasa SI yang ada membebani saya dengan data yang lebih banyak
1
2
3
4
5
7. 
TI yang ada menyediakan laporan-laporan sesuai keinginan saya
1
2
3
4
5
8. 
Saya senang apabila SI yang ada dimodifikasi sehingga akan lebih praktis
1
2
3
4
5
9. 
SI yang saya gunakan memberi manfaat yang sesuai dengan harap saya.
1
2
3
4
5
10.                 
Menurut      saya          kepusaan     pengguna     dalam
menggunakan SI menunjukkan kesuksesan SI tersebut.
1
2
3
4
5
11.                 
Menurut     saya        harapan        pengguna     SI     perlu
dipertimbangkan          pada     saat                 menilai       kepuasan
pengguna SI.
1
2
3
4
5
12.                 
Pengguna SI dipengaruhi oleh staf bagian SI itu sendiri.
1
2
3
4
5
13.                 
Menurut saya organisasi memainkan peran penting dalam kepuasaan penggunaS.
1
2
3
4
5
14.                 
Training      terhadap      penggunaan       SI      akan
meningkatkan             rasa     percaya           diri   saya    dalam
mengoperasikan SI tersebut
1
2
3
4
5
15.                 
SI membantu saya dalam melaksanakan pekerjaan.
1
2
3
4
5



No.
BUDA YA ORGANISASI
STS
TS
N
S
SS
1. 
Organisasi saya mendahului organisasi lain dalam penggunaan SI
1
2
3
4
5
2. 
Saya diijinkan menggunakan SI yang tersedia.
1
2
3
4
5
3. 
Dengan menggunakan SI yang ada maka saya akan dihargai apabila mengerjakan pekerjaan dengan baik
1
2
3
4
5
4. 
Organisasi              saya         hanya         mementingkan    dan
memerperhatikan pekerjaan karyawannya yang menggunakan SI
1
2
3
4
5
5. 
Atasan saya tidak menyukai adanya (kontradiksi) perbedaan.
1
2
3
4
5
6. 
Keputusan-keputusan penting      dalam organisasi
saya dibuat oleh individu tertentu.
1
2
3
4
5
7. 
Saya bersikat terbuka dengan teman dan atasan saya
1
2
3
4
5
8. 
Saya         bersikap     optimis            dalam       menjalankan
pekerjaan saya
1
2
3
4
5
9. 
Saya bersikap hangat dengan sesama rekan kerja saya.
1
2
3
4
5
10.                 
Setiap divisi dalam organisasi saya menentukan aturannya sendiri.
1
2
3
4
5
11.                 
Rapat yang diadakan di organisasi saya selalu dilakukan tepat waktu.
1
2
3
4
5
12.                 
Karyawan baru di organisasi saya membutuhkan waktu tidak lebih dari setahun untuk merasa nyaman.
1
2
3
4
5
13.                 
Dalam organisasi saya tidak terjadi kompetisi dan terdapat saling percaya antar divisi
1
2
3
4
5
14.                 
Saya merasa setia dan loyal terhadap organisasi
1
2
3
4
5
15.                 
Kami merasa bangga dan dihargai dalam bekerja
1
2
3
4
5
16.                 
Saya merasa aman dalam menjalankan pekerjaan.
1
2
3
4
5

No.
Penggunaan Teknologi Informasi
1.
Intensitas dalam penggunaan SI berbasis komputer dalam satu hari (berhubungan dengan pekerjaan saya) :
a.       Kurang dari 15 menit
b.       30 – 40 menit
c.        60 – 75 menit
d.       90 – 105 menit
e.        Lebih dari 120 menit
2.
Frekuensi dalam penggunaan SI dalam menjalankan tugas:
a.       Sekali atau dua kali dalam sebulan
b.       Sekali atau dua kali dalam 1/2 bulan
c.        Sekali atau dua kali dalam seminggu
d.       Sekali dalam satu hari
e.        Beberapa kali dalam satu hari
3.
Banyaknya jenis program dalam SI yang digunakan untuk menjalankan tugas (misalnya: Microsoft Word, Microsoft Excel, Microsoft Access, Power Point, Internet, dll) :
a.    1 Jenis
b.    2 jenis
c.     3 jenis
d.    4 jenis
e.     5 jenis atau lebih


No.
EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI
STS
TS
N
S
SS
1. 
Sistem informasi organisasi mempunyai dampak terhadap keefektivan dan produktivitas pekerjaan saya
1
2
3
4
5
2. 
Sistem informasi organisasi dapat meningkatkan komunikasi saya dengan divisi lain dalam organisasi
1
2
3
4
5
3. 
Sistem informasi organisasi meningkatkan kualitas pengambilan keputusan yang harus saya buat
1
2
3
4
5
4. 
Sistem informasi organisasi dapat meningkatkan tanggungjawab saya pada pekerjaan.
1
2
3
4
5
5. 
Sistem informasi organisasi dapat meningkatkan kinerja seluruh bagian dalam organisasi.
1
2
3
4
5



EmoticonEmoticon