Saturday, June 7, 2014

Kasus Lincoln Electric Company

Tags

KASUS 12-1
Lincoln Electric Company (A)
Lincoln electric company adalah produsen terbesar didunia dari produk arcwelding dan produsen utama dari motor listrik industry. Perusahaan ini mempekerjakan 2400 pekerja didua pabrik di AS dan jumlah yang sama di 11 pabrik yang berlokasi di Negara-negara lain. Pangsa pasar AS dari perusahaam untuk arc-welding diperkirakan lebih dari 40%. Rencana insentif manajemen licoln telah berhasil dan memebuat perusahaan ini popular selama bertahun-tahun. Setiap tahun  perusahaan ini mengalami laba dan bonus yang sangat tinggi kecuali pada masa resesi yakni tahun 1982 dan 1983. Moral dan produktivitas pegawai tetap dalam keadaan baik. Keberhasilan Lincoln ini tidak lepas dari system manajemen yang dikelolanya. Lincoln mengetahui sumber daya yang paling utama untuk dapat meningkatkan produktivitasnya adalah karyawan. Dengan begitu Lincoln sangant memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Lincoln memberikan upah kepada pegawai berdasarkan jumlah barang yang dapat diproduksi. Sehngga dengan begitu para pekerjannya akan memanfaatkan sepenuhnya waktu yang dimiliki untuk memproduksi barang. Tidak ada karyawan yang menganggur ataupun mengobrol, semua sibuk dengan tugasnya masing-masing.            
Selain itu Lincoln juga memberikan bonus akhir tahun, kebijakan promosi dari dalam, dan jaminan pekerjaan yang continue, serta tunjangan lainnya. Lincoln juga menganut prinsp-prinsip kristiani yang diterapkan dalam amanjemnya yakni etika yang sangat baik karna dengan adanya etika akan mengendalikan tindakan kita. Lincoln juga sangat memperhatikan kebutuhan pelanggan karna pelanggan merupakan “raison d’etre” bagi setiap perusahaan. Oleh karena itu sasaran Lincoln adalah membangun produk yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah. Struktur organisasi dalam perusahaan pun tidak pernah memperkenankan pengembangan struktur organisasi formal. Tujuannya yakni untuk memastikan fleksibilitas maksimum. Kebijakan pintu terbuka pun diterapkan untuk seluruh perusahaan sehingga pegawai didorong membawa masalahanya kepada orang yang paling mampu menyelesaikannya. Strategi lincoln yang sangat baik inilah mamapu membuat perusahaan ini memiliki tingkat laba yang tinggi serta pangsa pasar yang luas.



Pembahasan 
1.      Elemen-elemen dari pendekatan Lincol terhadap organisasi
a.       Organisasi memberikan insentif pada pegawai yang besarnya sesuai dengan apa yang telah mereka lakukan untuk perushaan. Terdapat pula tunjangan berupa bonus akhir tahun yang dapat memacu produktivitas pekerja.
b.      Adanya kepemilikan saham oleh pegawai yang akan memperkuat semangat tim. Pegawai yang sekaligus menjadi pemilik akan mengetahui bagaimana laba dan rugi dihasilkan, sehingga mereka akan bekerja keras agar perusahaan menghasilkan laba yang pada akhirnya akan dibagikan dalam bentuk deviden pada pegawai sebagai pemilik saham.
c.       Penekanan biaya produksi hingga serendah mungkin yang mengakibatkan harga jual menjadi murah yang menyebabkan Lincoln Electric menjadi pemimpin harga yang tidak dapat dikalahkan.

2.      Budaya perusahaan dan tipe pegawai di perusahaan Lincoln
      Tipe pegawai yang bekerja di Lincoln Electric yaitu pegawai yang bekerja keras, disiplin, ulet, memiliki dedikasi yang tinggi terhadap perusahaan dan pekerrjaannya sedangkan budaya yang diterapkan dalam perusahaan adalah bagaimana perusahaan tersebut sangat menghargai dan menghormati para karyawan serta sangat perhatian akan kebutuhan para karyawan mereka dan bagi perusahaan karyawan merupakan asset yang paling berharga. 

3.      Pendekatan Lincoln yang dapat diterapkan di perusahaan lain:
a.       Adanya insentif yang diberikan diukur berdasarkan dengan apa yang telah mereka lakukan untuk perushaan atau tingkat kefisienan dan keefektifan kinerja karyawan
b.      Memberikan kesempatan pada karyawan untuk dapat memiliki saham Lincoln. Akibatnya para pekerja akan termotivasi untuk bekerja lebih giat. Hal inilah yang membuat Lincoln berbeda dengan perusahaan lain, sehingga perusahaan lain tidak bisa seperti Lincoln.
c.       Karyawan dapat saling bekerja sama dalam melakukan pekerjaan yang perlu dilakukan tanpa melihat keahlian atau bidang dari karyawan lainnya. Sedangkan ditempat lain karyawan hanya bisa melakukan pekerjaan sesuai dengan keahlian mereka.
d.      Lincoln sangat memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan para karyawannya sehingga karyawan merasa nyaman untuk bekerja hal ini dibuktikan dengan tidak adanya karyawan Lincoln yang ikut dalam serikat buruh.
e.       Tidak adanya istilah junior dan senior dalam perusahaan, meskipun karyawan itu baru masuk, jika bekerja dengan baik bisa saja karyawan tersebut memiliki pangkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan yang sudah lama bekerja

4.       Pendekatan implementasi Lincoln mungkin bisa berantakan karena:
a.    Dalam perekrutan karyawan, perusahaan hanya mengandalkan wawancara. Tidak adanya tes psikologi, padahal psikotes sangat penting untuk mengetahui cocok atau tidaknya karyawan di posisinya yang sekarang.
b.   Penerapan system kompensasi yang diterapkan  oleh Lincoln di berbagai negara di dunia, belum tentu bisa diterima karena setiap negara memiliki kebiasaan dan budaya yang berbeda.
c.    Penghematan biaya yang dilakukan Lincoln hanya pada memaksimalan kinerja karyawannya tanpa melihat elemen yang lainnya. Tentunya hal tersebut akan menjadi ancaman bagi Lincoln jika para pesaingnya telah menemuka penghematan biaya yang lebih efektif lagi

5.        Apakah anda ingin bekerja di Lingkungan Lincoln
        Tentunya kami ingin bekerja di lingkungan seperti Lincoln, yang karyawannya mendapatkan insentive secara finansial sesuai dengan usaha yang telah dilakukannya.














KASUS 14-1  
Piedmont University
Piedmont adalah sebuah universitas yang sedang mengalami krisis keuangan ditahun 1984. Pada tahun 1984 Hugh Scott dilantik sebagai rector ke-12. Selama beberapa tahun, pendaftaran mahasiswa menurun sedangkan biaya meningkat. Deficit ini dtutup dengan sumbangan  kuasi. Namun saat ini dana sumbangan kuasi sudah hampir habis.             Sccot pun mengambil tindakan-tindakan seperti menghentikan perekrutan pegawai, manaikkan uang kulaih,  dan menekan biaya operasi.  Dengan tindakan yang diambil Scott pada tahun 1986 sudah dapat dihasilkan sedikit surplus operasi.  Di tahun 1986 Sccot didekati oleh Malcolm yang merupakan alumni universitas piedmont yang mau secara sukarela membantu Scott dalam meneliti situasi piedmont dan memberikan beberapa rekomendasi untuk mempertahankan situasi keuangan universitas piedmont. Setelah Malcolm meneliti untuk beberapa bulan maka Malcolm merekomendasikan agar universitas tersebut di reorganisasi menjadi beberapa pusat laba. Malcolm juga nengusulkan agar dimasa yang akan datang para dekan dan administrasi menyerahkan anggaran yang meliputi baik pendapatan maupun pengeluaran untuk aktivitas mereka masing-masing. Dengan adanya usulan ini maka rector mengadakan sidang universitas untuk membahas masalah ini yang terdiri dari rector, para dekan, pembantu rector, dan wakil rector dibidang keuangan. Walaupun ada dukungan mengenai gagasan ini namun terdapat ketidaksetujuan beberapa hal yang spesifik menyangkut biaya administrasi pusat, pemberian dan sumbangan, atletik, pemeliharaan, komputer, perpustakaan, dan registrasi silang. 
Pembahasan
1.   Penyelesaian terhadap masalah yang ada, antar lain:
a.       Biaya Administrasi pusat.                                                                                                                   Biaya-biaya administrasi tingkat universitas yang dialokasikan ke pusat-pusat laba sesuai dengan biaya relatif masing-masing. Hal itu sulit diterima karena biaya administrasi pusat tidak berhubungan erat dengan kepentingan pihak fakultas. Sehingga biaya administrasi pusat dibebankan juga kepada pihak fakultas hal ini akan berdampak pada  meningkatnya jumlah pengeluaran fakultas. Selain itu pihak fakultas tidak seharusnya bertanggungjawab terhadap pengeluaran yang tidak dapat mereka kendalikan dikarenakan ada di bawah kekuasaan universitas. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya biaya administrasi pusat
b.      Pemberian dan Sumbangan.                                                                                        Seharusnya masing-masing dekan terlibat dalam rapat pengalokasian dana sumbangan untuk setiap fakultas, karena dekan yang lebih mengetahui kondisi dan berapa jumlah dana yang dibutuhkan oleh fakultas untuk kegiatan operasional mereka. Selain setaip fakultas sebaiknya membuat anggaran kegiatan personal mereka yang kemudian akan diserahkan kepada universitas selanjutnya akan diteliti dan dicocokan dengan kondisi. Sehingga dengan demikian jumlah yang akan dialokasikan oleh rektor dapat dikendalikan sesuai dengan kebutuhan dari setiap fakultas.
c.       Atletik.                                                                                                                                    Penarikan iuran perlu dilakukan untuk kegiatan atletik bagi mahasiswa, tarif yang dikenakan tidak terlalu mahal, sesuai dengan kantong mahasiswa. Sehingga dapat digunakan untuk menutup biaya operasi departermen atletik dan  tentunya akan mengurangi tanggungan atau beban dari universitas. Selain itu dapat juga dilakukan dengan cara mencari dana kepada pihak ketiga atau sponsor yang akan mendanai kegiatan atletik mahasiswa.
d.      Pemeliharaaan.                                                                                                                        Tidak masalah jika universitas menunjuk kontraktor luar karena biaya  kecil, sehingga dapat mengurangi beban pemeliharaan bagi universitas. Untuk masalah kulitas dapat diatasi dengan cara melakukan pengawasan atau kontrol terhadap standar prosedur yang berlaku. Bagi depaetermen pemeliharaan tentunya harus bekerja secara efisien sehingga jumlah biaya yang dikenakan pada universitas akan rendah atau sama dengan kontraktor luar sehingga akan menawarkan harga yang kompotitif dengan kulitas yang bagus.
e.       Komputer.                                                                                                                   Pengenaan iuran untuk penggunaan komputer tidak perlu dilakukan, hal ini justru akan memberatkan mahasiswa dan tentunya akan berdampak pada proses belajar. Untuk mengatasi hal tersebut bisa dilakukan dengan cara menjalin kerjasama dengan pihak lain seperti dinas pendidikan.
f.       Perpustakaan.                                                                                                                          Tidak perlu dikenakan biaya dalam peminjaman buku, penganaan biaya bisa dilakukan dalam hal pembuatan kartu perpustakaan dan  sanksi  bagi yang telat mengembalikan buku perpustakan. Untuk mengatasi hal tersebut bisa dilakukan dengan cara menjalin kerjasama dengan ikatan alumni untuk pengadaan buku-buku.
g.      Registrasi Silang.                                                                                                        Fakultas dimana mahasiswa mengambil mata kuliah akan menerima pembayaran dari mahasiswa yang mendaftar dari fakultas ia terdaftar, maka fakultas dimana ia terdaftar  harus memberikan transfer harga kepada fakultas dimana mahasiswa mengambil mata kuliah tersebut.

2.      Masalah lain yang timbul akibat diperkenalkannya pusat laba, yaitu:
a.       Adanya perbedaan visi dan misi atau tujuan dalam pendidikan pada setiap fakultas dengan tujuan-tujuan fakultas sebagai pusat laba.
b.      Adanya ketidakpuasan dalam hal kerja administrasi, terutama penambahan prosedur kerja yang baru.
c.       Menyembabkan kompetisi antar pusat laba yang dulunya saling bekerja sama satu sama lain sebagai unit fungsional.
d.      Adanya perselisihan terhadap argumen-argumen mengenai harga transfer yang sesuai, pengalokasian biaya umum yang tepat, dan kredit untuk pendapatan yang belum dihasilkan secara bersama-sama.

3.      Solusi permasalahan yang timbul antara lain:
a.       Dalam hal efisiensi sebaiknya menjaga agar tidak terdapat biaya yang dikeluarkan sia-sia, biaya yang dikeluarkan sesuai dengan yang dianggarkan dalam kegiatan operasional.
b.      Melakukan koordinasi antar pusat laba sehingga tercapainya harga transfer yang tepat dan sesuai bagi masing-masning pusat laba.
c.       Menyatukan tujuan dari masing-masing fakultas dan universitas dengan selalu melakukan koordinasi terjahadap kegiatan operasional mereka serta melakukan pengawasan atau control.

4.      Pendekatan alternative terhadap pusat laba.
      Sebaiknya setiap fakultas serta depertermen pendukung kegiatan operasional universitas saling bekerja sama  serta diberangi dengan koordanasi antar tiap pusat laba sehingga akan terciptanya efisiensi dan efektifitas  dalam menciptakan kegiatan yang mengahasilkan laba bagi universitas.

5.      Rekomendasi gagasan pusat laba
      Dalam jangka panjang ada baiknya universitas menerapkan pusat laba karena hal itu akan menguntungkan bagi universitas dari sisi finansial mereka namun dalam penerapannya tentu dibutuhkan keseriusan oleh semua pihak.




EmoticonEmoticon