KASUS 12-1
Lincoln electric company adalah produsen terbesar didunia dari
produk arcwelding dan produsen utama dari motor listrik industry. Perusahaan
ini mempekerjakan 2400 pekerja didua pabrik di AS dan jumlah yang sama di 11
pabrik yang berlokasi di Negara-negara lain. Pangsa pasar AS dari perusahaam
untuk arc-welding diperkirakan lebih dari 40%. Rencana insentif manajemen
licoln telah berhasil dan memebuat perusahaan ini popular selama
bertahun-tahun. Setiap tahun perusahaan
ini mengalami laba dan bonus yang sangat tinggi kecuali pada masa resesi yakni
tahun 1982 dan 1983. Moral dan produktivitas pegawai tetap dalam keadaan baik.
Keberhasilan Lincoln ini tidak lepas dari system manajemen yang dikelolanya.
Lincoln mengetahui sumber daya yang paling utama untuk dapat meningkatkan
produktivitasnya adalah karyawan. Dengan begitu Lincoln sangant memperhatikan
kesejahteraan karyawannya. Lincoln memberikan upah kepada pegawai berdasarkan
jumlah barang yang dapat diproduksi. Sehngga dengan begitu para pekerjannya
akan memanfaatkan sepenuhnya waktu yang dimiliki untuk memproduksi barang.
Tidak ada karyawan yang menganggur ataupun mengobrol, semua sibuk dengan
tugasnya masing-masing.
Selain itu Lincoln juga memberikan bonus akhir tahun, kebijakan
promosi dari dalam, dan jaminan pekerjaan yang continue, serta tunjangan
lainnya. Lincoln juga menganut prinsp-prinsip kristiani yang diterapkan dalam
amanjemnya yakni etika yang sangat baik karna dengan adanya etika akan
mengendalikan tindakan kita. Lincoln juga sangat memperhatikan kebutuhan
pelanggan karna pelanggan merupakan “raison d’etre” bagi setiap perusahaan.
Oleh karena itu sasaran Lincoln adalah membangun produk yang lebih baik dengan
harga yang lebih rendah. Struktur organisasi dalam perusahaan pun tidak pernah
memperkenankan pengembangan struktur organisasi formal. Tujuannya yakni untuk
memastikan fleksibilitas maksimum. Kebijakan pintu terbuka pun diterapkan untuk
seluruh perusahaan sehingga pegawai didorong membawa masalahanya kepada orang
yang paling mampu menyelesaikannya. Strategi lincoln yang sangat baik inilah
mamapu membuat perusahaan ini memiliki tingkat laba yang tinggi serta pangsa
pasar yang luas.
Pembahasan
1.
Elemen-elemen dari
pendekatan Lincol terhadap organisasi
a. Organisasi
memberikan insentif pada pegawai yang besarnya sesuai dengan apa yang telah
mereka lakukan untuk perushaan. Terdapat pula tunjangan berupa bonus akhir
tahun yang dapat memacu produktivitas pekerja.
b. Adanya
kepemilikan saham oleh pegawai yang akan memperkuat semangat tim. Pegawai yang
sekaligus menjadi pemilik akan mengetahui bagaimana laba dan rugi dihasilkan,
sehingga mereka akan bekerja keras agar perusahaan menghasilkan laba yang pada
akhirnya akan dibagikan dalam bentuk deviden pada pegawai sebagai pemilik
saham.
c. Penekanan
biaya produksi hingga serendah mungkin yang mengakibatkan harga jual menjadi
murah yang menyebabkan Lincoln Electric menjadi pemimpin harga yang tidak dapat
dikalahkan.
2.
Budaya perusahaan dan
tipe pegawai di perusahaan Lincoln
Tipe pegawai yang bekerja di Lincoln
Electric yaitu pegawai yang bekerja keras, disiplin, ulet, memiliki dedikasi
yang tinggi terhadap perusahaan dan pekerrjaannya sedangkan budaya yang
diterapkan dalam perusahaan adalah bagaimana perusahaan tersebut sangat
menghargai dan menghormati para karyawan serta sangat perhatian akan kebutuhan
para karyawan mereka dan bagi perusahaan karyawan merupakan asset yang paling
berharga.
3.
Pendekatan Lincoln yang dapat
diterapkan di perusahaan lain:
a. Adanya
insentif yang diberikan diukur berdasarkan dengan
apa yang telah mereka lakukan untuk perushaan atau tingkat
kefisienan dan keefektifan kinerja karyawan
b. Memberikan
kesempatan pada karyawan untuk dapat memiliki saham Lincoln. Akibatnya para
pekerja akan termotivasi untuk bekerja lebih giat. Hal inilah yang membuat
Lincoln berbeda dengan perusahaan lain, sehingga perusahaan lain tidak bisa
seperti Lincoln.
c. Karyawan dapat saling bekerja sama
dalam melakukan pekerjaan yang perlu dilakukan tanpa melihat keahlian atau
bidang dari karyawan lainnya. Sedangkan ditempat lain karyawan hanya bisa
melakukan pekerjaan sesuai dengan keahlian mereka.
d. Lincoln sangat memperhatikan
kebutuhan dan kesejahteraan para karyawannya sehingga karyawan merasa nyaman
untuk bekerja hal ini dibuktikan dengan tidak adanya karyawan Lincoln yang ikut
dalam serikat buruh.
e. Tidak adanya istilah junior dan
senior dalam perusahaan, meskipun karyawan itu baru masuk, jika bekerja dengan
baik bisa saja karyawan tersebut memiliki pangkat yang lebih tinggi
dibandingkan dengan karyawan yang sudah lama bekerja
4.
Pendekatan implementasi Lincoln
mungkin bisa berantakan karena:
a. Dalam
perekrutan karyawan, perusahaan hanya mengandalkan wawancara. Tidak adanya tes
psikologi, padahal psikotes sangat penting untuk mengetahui cocok atau tidaknya
karyawan di posisinya yang sekarang.
b. Penerapan
system kompensasi yang diterapkan oleh Lincoln
di berbagai negara di dunia, belum tentu bisa diterima karena setiap negara memiliki
kebiasaan dan budaya yang berbeda.
c. Penghematan
biaya yang dilakukan Lincoln hanya pada memaksimalan kinerja karyawannya tanpa
melihat elemen yang lainnya. Tentunya hal tersebut akan menjadi ancaman bagi
Lincoln jika para pesaingnya telah menemuka penghematan biaya yang lebih
efektif lagi
5.
Apakah anda ingin bekerja di
Lingkungan Lincoln
Tentunya kami ingin bekerja di
lingkungan seperti Lincoln, yang karyawannya mendapatkan insentive secara
finansial sesuai dengan usaha yang telah dilakukannya.
KASUS 14-1
Piedmont University
Piedmont adalah sebuah universitas yang sedang mengalami krisis
keuangan ditahun 1984. Pada tahun 1984 Hugh Scott dilantik sebagai rector
ke-12. Selama beberapa tahun, pendaftaran mahasiswa menurun sedangkan biaya
meningkat. Deficit ini dtutup dengan sumbangan
kuasi. Namun saat ini dana sumbangan kuasi sudah hampir habis. Sccot pun mengambil
tindakan-tindakan seperti menghentikan perekrutan pegawai, manaikkan uang
kulaih, dan menekan biaya operasi. Dengan tindakan yang diambil Scott pada tahun
1986 sudah dapat dihasilkan sedikit surplus operasi. Di tahun 1986 Sccot didekati oleh Malcolm
yang merupakan alumni universitas piedmont yang mau secara sukarela membantu
Scott dalam meneliti situasi piedmont dan memberikan beberapa rekomendasi untuk
mempertahankan situasi keuangan universitas piedmont. Setelah Malcolm meneliti
untuk beberapa bulan maka Malcolm merekomendasikan agar universitas tersebut di
reorganisasi menjadi beberapa pusat laba. Malcolm juga nengusulkan agar dimasa
yang akan datang para dekan dan administrasi menyerahkan anggaran yang meliputi
baik pendapatan maupun pengeluaran untuk aktivitas mereka masing-masing. Dengan
adanya usulan ini maka rector mengadakan sidang universitas untuk membahas
masalah ini yang terdiri dari rector, para dekan, pembantu rector, dan wakil
rector dibidang keuangan. Walaupun ada dukungan mengenai gagasan ini namun
terdapat ketidaksetujuan beberapa hal yang spesifik menyangkut biaya
administrasi pusat, pemberian dan sumbangan, atletik, pemeliharaan, komputer,
perpustakaan, dan registrasi silang.
Pembahasan
1. Penyelesaian
terhadap masalah yang ada, antar lain:
a. Biaya
Administrasi pusat. Biaya-biaya
administrasi tingkat universitas yang dialokasikan ke pusat-pusat laba sesuai
dengan biaya relatif masing-masing. Hal itu sulit diterima karena biaya
administrasi pusat tidak berhubungan erat dengan kepentingan pihak fakultas.
Sehingga biaya administrasi pusat dibebankan juga kepada pihak fakultas hal ini
akan berdampak pada meningkatnya jumlah
pengeluaran fakultas. Selain itu pihak fakultas tidak seharusnya
bertanggungjawab terhadap pengeluaran yang tidak dapat mereka kendalikan
dikarenakan ada di bawah kekuasaan universitas. Hal ini akan berdampak pada
meningkatnya biaya administrasi pusat
b. Pemberian
dan Sumbangan. Seharusnya
masing-masing dekan terlibat dalam rapat pengalokasian dana sumbangan untuk
setiap fakultas, karena dekan yang lebih mengetahui kondisi dan berapa jumlah
dana yang dibutuhkan oleh fakultas untuk kegiatan operasional mereka. Selain
setaip fakultas sebaiknya membuat anggaran kegiatan personal mereka yang
kemudian akan diserahkan kepada universitas selanjutnya akan diteliti dan
dicocokan dengan kondisi. Sehingga dengan demikian jumlah yang akan
dialokasikan oleh rektor dapat dikendalikan sesuai dengan kebutuhan dari setiap
fakultas.
c. Atletik. Penarikan
iuran perlu dilakukan untuk kegiatan atletik bagi mahasiswa, tarif yang
dikenakan tidak terlalu mahal, sesuai dengan kantong mahasiswa. Sehingga dapat
digunakan untuk menutup biaya operasi departermen atletik dan tentunya akan mengurangi tanggungan atau beban
dari universitas. Selain itu dapat juga dilakukan dengan cara mencari dana
kepada pihak ketiga atau sponsor yang akan mendanai kegiatan atletik mahasiswa.
d. Pemeliharaaan. Tidak
masalah jika universitas menunjuk kontraktor luar karena biaya kecil, sehingga dapat mengurangi beban
pemeliharaan bagi universitas. Untuk masalah kulitas dapat diatasi dengan cara
melakukan pengawasan atau kontrol terhadap standar prosedur yang berlaku. Bagi
depaetermen pemeliharaan tentunya harus bekerja secara efisien sehingga jumlah
biaya yang dikenakan pada universitas akan rendah atau sama dengan kontraktor
luar sehingga akan menawarkan harga yang kompotitif dengan kulitas yang bagus.
e. Komputer. Pengenaan
iuran untuk penggunaan komputer tidak perlu dilakukan, hal ini justru akan
memberatkan mahasiswa dan tentunya akan berdampak pada proses belajar. Untuk
mengatasi hal tersebut bisa dilakukan dengan cara menjalin kerjasama dengan
pihak lain seperti dinas pendidikan.
f. Perpustakaan. Tidak
perlu dikenakan biaya dalam peminjaman buku, penganaan biaya bisa dilakukan
dalam hal pembuatan kartu perpustakaan dan
sanksi bagi yang telat
mengembalikan buku perpustakan. Untuk mengatasi hal tersebut bisa dilakukan
dengan cara menjalin kerjasama dengan ikatan alumni untuk pengadaan buku-buku.
g. Registrasi
Silang. Fakultas
dimana mahasiswa mengambil mata kuliah akan menerima pembayaran dari mahasiswa
yang mendaftar dari fakultas ia terdaftar, maka fakultas dimana ia
terdaftar harus memberikan transfer
harga kepada fakultas dimana mahasiswa mengambil mata kuliah tersebut.
2. Masalah
lain yang timbul akibat diperkenalkannya pusat laba, yaitu:
a. Adanya
perbedaan visi dan misi atau tujuan dalam pendidikan pada setiap fakultas
dengan tujuan-tujuan fakultas sebagai pusat laba.
b. Adanya
ketidakpuasan dalam hal kerja administrasi, terutama penambahan prosedur kerja
yang baru.
c. Menyembabkan
kompetisi antar pusat laba yang dulunya saling bekerja sama satu sama lain
sebagai unit fungsional.
d. Adanya
perselisihan terhadap argumen-argumen mengenai harga transfer yang sesuai, pengalokasian
biaya umum yang tepat, dan kredit untuk pendapatan yang belum dihasilkan secara
bersama-sama.
3. Solusi
permasalahan yang timbul antara lain:
a. Dalam
hal efisiensi sebaiknya menjaga agar tidak terdapat biaya yang dikeluarkan
sia-sia, biaya yang dikeluarkan sesuai dengan yang dianggarkan dalam kegiatan
operasional.
b. Melakukan
koordinasi antar pusat laba sehingga tercapainya harga transfer yang tepat dan
sesuai bagi masing-masning pusat laba.
c. Menyatukan
tujuan dari masing-masing fakultas dan universitas dengan selalu melakukan
koordinasi terjahadap kegiatan operasional mereka serta melakukan pengawasan
atau control.
4. Pendekatan
alternative terhadap pusat laba.
Sebaiknya
setiap fakultas serta depertermen pendukung kegiatan operasional universitas
saling bekerja sama serta diberangi
dengan koordanasi antar tiap pusat laba sehingga akan terciptanya efisiensi dan
efektifitas dalam menciptakan kegiatan
yang mengahasilkan laba bagi universitas.
5. Rekomendasi
gagasan pusat laba
Dalam
jangka panjang ada baiknya universitas menerapkan pusat laba karena hal itu
akan menguntungkan bagi universitas dari sisi finansial mereka namun dalam
penerapannya tentu dibutuhkan keseriusan oleh semua pihak.
EmoticonEmoticon