Thursday, March 5, 2015

PENGARUH KONDISI KEUANGAN, UKURAN PERUSAHAAN, AUDIT LAG, DAN DEBT DEFAULT TERHADAP PEMBERIAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

Pengaruh Kondisi Keuangan, Ukuran Perusahaan, Audit Lag, dan Debt Default Terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh kondisi keuangan, ukuran perusahaan, audit lag, dan debt default terhadap pemberian opini audit going concern pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian sebab akibat dan jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Data diperoleh dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia mengenai laporan keuangan dan tahunan, laporan auditor independen, serta jurnal, buku referensi, internet dan literatur ilmiah yang berhubungan dengan penelitian. Metode pengumpulan data penelitian adalah metode dokumentasi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi keuangan dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pemberian opini audit going concern, audit lag berpengaruh positif tetapi tidak signifikan signifikan terhadap pemberian opini audit going concern dan debt default bepengaruh positif dan signifikan terhadap pemberian opini audit going concern.

Kata kunci : kondisi keuangan, ukuran perusahaan, audit lag, debt default, opini audit going concern.

ABSTRACT

The purpose of this study is to obtain the empirical evidence about the effect of financial condition, firm size, audit lag, and debt default on the going concern opinion of public companies listed in Indonesian Stock Exchange. The type of this study is causal research and the type of data is quantitative. Those are obtained from the data published by Indonesian Stock Exchange about financial statement and annual report, independent auditor’s report, journal, reference books, internet, and scientific literature related to this study. Collecting data is documentation method. The analysis methods used is descriptive statistics and multivariate logistic regression. The result of this study shows that financial condition and firm size have a significant negative effect on the going concern opinion, audit lag has positive effect but not significant on the going concern opinion and debt default has a significant positive on the going concern opinion.

Keyword : financial condision, firm size, audit lag, debt default, going concern opinion.


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Krisis global yang terjadi akibat jatuhnya Lehman Brothers pada tahun 2008 berdampak pada iklim investasi di Indonesia. Para investor asing pada masa itu menjual saham yang dimilikinya di Indonesia dan mengkonversi hasil penjualan saham tersebut ke dolar yang mengakibatkan terjadinya depresiasi nilai rupiah. Hal ini sesuai dengan data Bank Indonesia yang menunjukkan bahwa nilai rupiah mencapai Rp. 12.150 per Dolar AS pada November 2008. Hal ini diperparah dengan turunnya ekspor Indonesia sebesar 11,09% yang mengakibatkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun (BPS, 2008). Di tengah krisis tahun 2008, perusahaan-perusahaan tetap dituntut untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern).

Going concern merupakan asumsi yang menganggap bahwa perusahaan akan terus beroperasi di masa yang akan datang (Arens, et al., 2008:66). Kelangsungan hidup perusahaan selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan agar bertahan dalam persaingan global. Pihak manajemen akan berusaha keras meyakinkan para investor baru untuk berinvestasi, dan mempertahankan investor yang lama untuk tetap berinvestasi pada perusahaan mereka (Wibisono, 2013). Going concern dinilai oleh seorang auditor dari luar perusahaan yang sering disebut auditor independen. Auditor bertugas untuk mengaudit laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen perusahaan. Beberapa hal yang menyebabkan auditor memiliki kesangsian atas kemampuan entitas dalam mempertahankan.

kelangsungan hidupnya adalah kerugian operasi ataupun kekurangan modal kerja yang berulang, ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajiban, adanya bencana yang tidak dijamin oleh asuransi seperti gempa bumi, banjir dan lain sebagainya serta masalah pengadilan dan perundang-undangan yang dapat membahayakan entitas dalam beroperasi (Arens, et al., 2008:66). Ketika auditor menyangsikan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka pada laporan audit yang terdapat pada laporan keuangan dicantumkan paragraf penjelasan yang menguraikan ketidakpastiaan tentang kelangsungan usaha atau sering disebut opini going concern (Arens, et al., 2008:67). Perusahaan yang mendapat opini going concern akan berdampak pada kurangnya kepercayaan publik terhadap perusahaan sehingga investor dan kreditur enggan untuk menanamkan modalnya. Kekurangan modal akan mengakibatkan kegiatan operasional perusahaan terganggu yang kemudian dapat mempercepat masa kebangkrutan.

Keadaan ini yang menjadi pertimbangan para investor dan kreditur dalam berinvestasi sebab perusahaan yang bangkrut tidak mampu memberikan return yang diharapkan oleh para investor. Akibatnya audior akan menghadapi dilema untuk memberikan opini going concern karena perusahaan akan menjadi semakin lesu. Hal ini disebut ‘self fulfilling prophecy’ (Purba, 2009:79). Opini going concern juga akan berdampak pada kemunduran harga saham (Lin, et al., 2009). Dan pada akhirnya, menurut Kep-308/BEJ/07-2004 perusahaan yang mendapat opini going concern kemungkinan besar akan di-delisting dari Bursa Efek Indonesia dengan tetap mempertimbangkan kemungkinan perusahaan dapat memperbaiki kinerjanya di tahun berikutnya (www.idx.co.id). Ketika didelisting, perusahaan tidak dapat memasarkan sahamnya ke publik. Contoh perusahaan yang pada tahun 2012 di-delisting akibat tidak memiliki kemampuan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya adalah Katarina Utama Tbk dan Surya Inti Permata Tbk.

 Melihat dampak yang timbul akibat terganggunya kelangsungan usaha perusahaan, tidak jarang pihak manajer perusahaan akan mengubah laporan keuangannya. Hal ini dilakukan untuk memperlihatkan kinerja yang baik agar kegiatan operasional perusahaan tidak terganggu. Salah satu contohnya adalah kasus Enron yang memanipulasi laporan keuangan yang bekerjasama dengan KAP Arthur Enderson dimana melakukan pencatatan pendapatan yang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya.

Auditor membutuhkan jangka waktu dalam melakukan audit laporan keuangan. Ketika auditor membutuhkan jangka waktu yang lama dalam mengaudit perusahaan, maka perusahaan tersebut kemungkinan menerima opini going concern. Hal ini menunjukkan bahwa auditor membutuhkan pengujian yang lebih mendalam mengenai ketidakpastian perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan perusahaan agar tidak terjadi salah pelaporan yang merugikan banyak pihak termasuk auditor sendiri yang mempertaruhkan citranya (Lennox, 2002). Pengeluaran opini going concern oleh auditor terhadap perusahaan menunjukkan bahwa kondisi keuangan perusahaan yang diaudit mengalami kesulitan. Kondisi keuangan menggambarkan tingkat kesehatan perusahaan secara nyata. Pada perusahaan yang sakit, banyak ditemukan indikator masalah going concern (Ramadhany, 2004). Perusahaan melakukan pinjaman untuk memenuhi kebutuhan dana yang digunakan untuk menjalankan kegiatannya.

Pinjaman ini merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaaan pada saat jatuh tempo baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Ketika perusahaan gagal memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo maka perusahaan dalam keadaan default yang kemudian akan memperkuat perusahaan untuk mendapatkan opini going concern (Chen dan Church, dalam Ramadhany, 2004). Perusahaan memiliki aset yang dapat digunakan dalam kegiatan operasional dan juga untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo. Perusahaan dengan total aset yang tinggi dapat dikategorikan sebagai perusahaan besar. Perusahaan besar cenderung lebih stabil karena memiliki sumber daya yang lebih memadai sehingga kesulitan yang dialami hanya bersifat temporer (Ohlson, 1980). Banyak perusahaan di Indonesia yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dimana masyarakat dapat menjadi pemilik perusahaan dengan membeli saham yang ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan.

Adapun perusahaan yang terdaftar di BEI adalah perusahaan yang bergerak di sektor agriculture, mining, basic industry and chemicals, miscellaneous industry, consumer goods industry, property-realestate-and-building construction, infrastructure-utilitiesand-transportation, finance, trade-services-and-investment. Peneliti memilih seluruh sektor pada perusahaan di BEI karena peneliti berharap hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada seluruh sektor perusahaan di BEI.


NB : Jika Sobat Ingin Skripsi ini secara lengkap, tulis coment dibawah ya, Terima Kasih ^^

This Is The Newest Post

33 comments

gan, tolong kirimkan ke angg4.sp@gmail.com ya. perlu untuk referensi penulisan proposal. thank ya gan. sukses selalu.

GAN, minta skripsi lengkapnya ya.
ini emailnya husencaen67@gmail.com

dear all,

sudah dikirimkan ya, cek email :)

Gan tolong kirim ke email saya versi lengkapnya yaa "severus70@yahoo.com" terima kasih agan

Kak, bole mnta versi lngkap nya ya kak, email ku Wrasthutipurnami@gmail.com makasi yaa kak

This comment has been removed by the author.

gan boleh kirimin ke anisamaharani2007@rocketmail.com? trimsss

minta dikirim ke kartika.wuland@yahoo.com
trimakasih
#urgent

ka boleh minta kirimin ke liga.ayu@gmail.com

This comment has been removed by the author.

mas, minta tolong dikirimi ke email deeyrani@gmail.com .. terimakasi

mas tolong kirimkan versi lengkapnya ya.
emailnya = novitasari290193@yahoo.com

makasih

selamat malam, mas bisa minta tolong dikirim kan ke email swildandewantara@gmail.com
makasih sblmnya

Kak bleh minta ver lengkapnya kh gmail q ekarmila153@gmail.com

kak boleh minta versi lengkapnya gak ? , ini email saya kk , vetyrama@gmail.com

bisa minta bersi lengkapnya kak ke batarichaga@gmail.com, ?makasih sebelumnya :)

mohon izin, boleh dikirimkan ke email anggunprabowo8@gmail.com.
Terima kasih.

gan,boleh tolong kirim versi lengkapnya ke
anggunprabowo8@gmail.com

Thanks.

bang saya mau soft copynya ya tolong kirimkan ke email dohar.campuss@gmail.com;
terima kasih bang sebelumnya

minta soft copy versi lengkapnya dong gan. kirim ke richangeruk@gmail.com
thanks

sangat membantu saya dalam membuat proposal

This comment has been removed by the author.

gan, boleh minta kirim versi lengkapnya .... ini email ane gan.. satria.akmen2008@gmail.com
thanks.. gan

gan tolong kirim ke email hendrothomas222@gmail.com butuh reverensi tq b4

Ka, boleh tlg email ke lissa_handayani97@yahoo.co.id
makasii ka sebelumnya.. sangat membantu sekali sbg bahan referensi..

kk share skrip yang ini, please?
ke surel : supriantoxhu@gmail.com
many thanks kk

mas, boleh dikirimkan lengkapnya ke Niftymarbun@gmail.com
penting untuk jadi refrensi untuk skripsi..
terima kasih sebelumnya ..

Mas, tolong kirimkan ke isrokm26@gmail.com ya.
perlu untuk bahan referensi penulisan proposal.
thanks ya gan.
sukses selalu.

This comment has been removed by the author.

kak, kalau boleh mohon kirim file lengkapnya ke mufiyantilutfiyani@gmail.com
terima kasih banyak sebelumnya..


EmoticonEmoticon