Monday, June 9, 2014

CONTOH SKRIPSI AKUNTANSI TERBARU 2014 ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA
TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS TENAGA KERJA PROPINSI LAMPUNG


Agustuti Handayani
Staff Pengajar Jurusan Administrasi Negara Universitas Bandar Lampung


ABSTRACT

The development of employee forces Dinas Tenaga Kerja to own a high orgaization performance.  The success key is in optimalizing the potential human resources in organization.  This research is aimed to get the information of the influence of leadership style and motivation to the employee performance in Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung.  By usig parametric statistic analysis, it could be concluded that the motivation such as carrier development had more influence to the employee performance. In this case, the consultation leadership style which was suitable implemented for Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung.  The result was that the employee performance was good shown in the high creativty.

Kata kunci: performance, motivation, leadership style




PENDAHULUAN

Pembangunan Ketenaga kerjaan merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari pembangunan Nasional dan daerah yang bertujuan agar tersedianya lapangan kerja atau Lapangan usaha yang produktif dan berkelanjutan sehingga angkatan kerja berkesemptan memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian. Masalah Ketenaga kerjaan di Propinsi Lampung masih sangat di pengaruhi oleh kondisi penduduk dan angkatan kerja, masalah ini merupakan masalah yang harus di tangani secara terpadu dan terarah guna mendapatkan alternatif pemecahannya.
Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung, selaku instansi yang bertugas menyelenggarakan kewenangan dalam bidang ketenagakerjaan, dituntut mampu memiliki kinerja yang tinggi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara efektif dan efisien. Dinas Tenaga Kerja. Membutuhkan orang-orang yang mampu serta mempunyai kompetensi yang tinggi dalam menciptakan keberhasilan suatu organisasi. Untuk itu diperlukan gaya kepemimpinan yang tepat. Gaya kepemimpinan berhubungan erat dengan ketenangan dalam melaksanakan tugas, peran Kepemimpinan menjadi sangat penting untuk menentukan arah dan pencapaian tujuan organisasi. Pimpinan harus mampu memberikan arah dan petunjuk kerja yang jelas kepada pegawai agar sesuai dengan tujuan organisasi.

84
 
Untuk mewujudkan kinerja organisasi yang optimal, salah satunya adalah dengan mengoptimalkan sumber manusia yang ada, memberikan motivasi atau dorongan sehingga diharapkan akan tercipta sikap professional dalam bidang Manajemen Pemerintah secara keseluruhan. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung.


IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAHAN

Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung telah dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja pegawainya. Namun demikian masih ditemukan adanya tantangan dan hambatan dalam pelaksanaan tugas, misalnya: masih rendahnya kemampuan pegawai dari segi keahlian maupun pemanfaatan sarana yang ada; tingkat pendidikan dan latar pendidikan yang berbeda-beda; kurangnya inisiatif dan tanggung jawab pegawai; dan bervariasinya tingkat kemampuan dan kematangan pegawai. Berdasarkan identifikasi diatas maka dapat di rumuskan permasalahan sbb: “Apakah ada pengaruh Gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung“.


TUJUAN PENELITIAN

a.  Untuk mengetahui penerapan Gaya Kepemimpinan pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung.
b. Untuk mengetahui Motivasi yang dilakukan pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung.
c. Untuk mengetahui kinerja pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung.
d.  Untuk mengetahui Pengaruh antara gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung.





KEGUNAAN PENELITIAN

a.    Sebagai bahan masukan bagi pihak lain baik secara langsung maupun tidak langsung yang tertarik pada masalah yang penulis teliti.
b.    Sebagai sumbangan pemikiran bagi Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung dalam upaya meningkatkan kinerja pegawainya.


KERANGKA PEMIKIRAN

Kepemimpinan menurut Gibson adalah suatu usaha menggunakan suatu gaya mempengaruhi dan tidak memaksa untuk memotivasi individu dalam mencapai tujuan. Sedangkan menurut Winardi adalah hubungan dimana satu orang yakni pimpinan mempengaruhi pihak lain untuk bekerja sama secara suka rela dalam usaha mengerjakan tugas tugas yang berhubungan untuk mencapai hal yang diinginkan. Kepemimpinan akan terjadi bila didalam situasi tertentu seseorang mempengaruhi prilaku orang lainbaik secara perorangan maupun secara berkelompok. Keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku banyak dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan. Ada dua hal yang biasanya dilakukan olehnya teerhadap bawahan atau pengikutnya yakni perilaku mengarahkan dan perilaku mendukung.
Menurut Hersey dan Blanchard, ada 4 tipe gaya kepemimpinan yaitu: (1) Tipe Direktif yang ditandai adanya komunikasi satu arah, pimpinan membatasi peranan  bawahan dan menunjukan pada bawahan apa, kapan, dimana dan bagaimana suatu tugas harus dilaksanakan . pemecahan masalah  dan pengambilan keputusan tetap menjadi tanggung jawab pimpinan kemudian disampaikan pada bawahan dan pelaksanaan diawasi ketat; (2) Tipe Konsultatif yang ditandai dengan komunikasi dua arah dan memberikan suporif terhadap bawahan, pemimpin mau mendengrkan  keluhan dan perasaan bawahan mengenai keputusan yang diambil, sementara bantuan terhadap bawahan ditingkatkan pelaksanaan atas keputusan tetap pada  pimpinan; (3) Tipe Partisipatif adalah ditandai dengan adanya dua control atas pemecahan masalah dan pengambilan keputusasn  antara pimpinan dan bawahan sama-sama terlibat dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan; dan (4) Tipe Delegatif  yang ditandai kesediaan pemimpin untuk mendiskusikan  masalah-masalah
Motivasi menurut Robbin adalah: salah satu alat penggerak yang membuat karyawan bekerja sesuai keinginan lembaga atau organisasi dengan sukarela dan penuh kesungguhan. Menurut Handoko (1994) Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi .sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal.
Kinerja, menurut Gibson (1996:31), merupakan hasil kriteria efektifitas kemampuan organisasi dalam ketaatan mencapai tujuan, guna memberikan keluaraan yang diminta lingkungan. Untuk mengukur sejauh mana kinerja   pegawai secara individu menurut Jhon Bernadin (1993) dengan menggunakan 6 kreteria yaitu antara lain: (a) Kemampuan kerja sama; (b) Inisiatif; (c) Keandalan; (d) Kualitas; (e) Kuantitas.
Keberhasilan atau kinerja pemerintah manakala dikaji dengan pendekatan akuntabilitas dipengaruhi oleh tingkat kinerja dari pegawainyan baik secara kelompok  maupun secara individu , dimana asumsi semakin baik kinerja pegawai  maka diharapkan kinerja organisasi juga akan semakin baik atau meningkat. Adanya penerapan gaya kepemimpinan yang sesuai untuk memotivasi kerja dalam diri pegawai diharapkan dapat memacu kinerja pegawai diharapkan dapat memacu kinerja pegawai dalam memacu tujuan organisasi.


Gambar 3: Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja
terhadap Kinerja Pegawai


Hubungan di antara ketiga variabel dapat dirumuskan ke dalam hipotesis (pengaruh):
1.     Terdapat pengaruh yang positif antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung.
2.     Terdapat pengaruh yang positif antara Motivasi Kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung.
3.     Terdapat pengaruh yang positif secara bersama-sama antara gaya Kepemimpinan dan Motivasi kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung
                            

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini menggunakan Metode Survey Penjelasan (Explanatory Survey Method) yaitu survey yang menjelaskan variable-variable yang diteliti dan selanjutnya menganalisa pengaruh antar variable yang disertai dengan pengujian. Dalam penelitian ini yang dijelaskan adalah keterkaitan pengaruh antara variable Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap kinerja Pegawai. Variable dalam suatu penelitian merupakan suatu atribut seseorang atau objek yang mempunyaqi “Variasi” antara satu orang dengan yang lain atau suatu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhadi, 1981), dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Variable Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang. Objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
Variabel penelitian terdiri: (a) Variabel Bebas (x1): Gaya Kepemimpinan adalah prilaku kepemimpinan yang mendukung dalam mengarahkan  orang lain untuk bekerja melakukan sesuatu dengan yang dikehendaki dengan melibatkan aspek komunikasi, menetapkan peranan, memberikan penjelasan  apa yang seharusnya dikerjakan, kapan dan bagaimana  serta pengawasan apa yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang dipimpimnya dalam mencapai tujuan. Variabel ini diukur dengan indikator seperti: (i) Instruksi, (ii) Konsultasi, (iii) Partisipasi, (iii) Delegasi.  (b) Variable bebas (X2): Motivasi adalah Dorongan / kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memeihara prilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Variabel ini diukur dengan indikator seperti (i) Penghasilan, (ii) Penghargaan, (iii) Pengembangan karier, (iv) Bimbingan. (c) Variabel terikat (Y) : Kinerja Pegawai  adalah : hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang di capai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai  dengan tanggung jawab yang di berikan kepadanya. Variabel ini diukur dengan indikator seperti (i) Kualitas hasil pekerjaan; (ii) Inisiatif, (iv) Kreatifitas, (v) Tanggung jawab.
Pengumpulan data selain Library research juga dilakukan Field Reseach melalui  Observasi, Wawancara, Dokumentasi, Kuisioner. Untuk itu populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Dinas Tenaga Kerja yang berjumlah 112 Orang. Sedangkan sampel dalam penelitian berjumlah 28 orang atau sebesar 25%.
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisa data kualitatif dan kuantitatif. Analisa kualitatif  mengemukakan deskripsi  dari masing-masing  variable disajikan dalam bentuk table presentasi  tunggal dengan pengkategorian menurut  skor jawaban responden. Analisa kuantitatif digunakan rumus sebagai berikut:


Y = a + b1  +x1 + b2x2
Untuk menghitung harga  a, b1, b2 dapat menggunakan persamaan berikut:
Σ Y     =       an         +        b1ΣX1      +     b2Σx2
Σ Y     =       aΣX1      +        b1ΣX1      +     b2ΣX1X2
Σ Y     =       aΣX2      +        b1ΣX2      +     b2ΣX1X2



Untuk mengetahui  Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Tenaga   Kerja Propinsi Lampung .digunakan rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut:



rx 1y   =              nΣx1Y – (Σx1)( Σy)
                                  (N ΣX21) – (ΣX1)2 (n ΣY2)- (Σy)2  
      
R X1X2  y   =         
                                  r2 YX1 + r2YX2   2r yx1ryx2rx1x2
                                  1=  r2 x1x2



Untuk mengetahui tingkat keberartian (kebermaknaan) maka pengujian Hipotesis dilakukan dengan uji t. Selanjutnya, untuk mengetahui besarnya pengaruh antara dua variable digunakan koefsien penentu atau KP = R2 x 100 %


HASIL  ANALISIS INTERPRETASI  DAN TEMUAN

Berdasarkan hasil skor angket variable gaya kepemimpinan yang terdiri dari instruksi, konsultasi, partisipasi, dan delegasi pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan adalah gaya kepemimpinan konsultasi. Artinya: pemimpin mampu menciptakan komunikasi dua arah dan memberikan dukungan terhadap bawahan. Di samping itu pemimpin mau mendengarkan keluhan dan perasaan bawahan mengenai keputusan yang diambil. Dari uraian diatas dapat di lihat dari hasil skore angket dibawah ini:




No
INDIKATOR
DISTRIBUSI HASIL SKOR ANGKET
RANGKING
SKOR REAL
SKOR MAX
CAPAIAN
1
2
3
4
5
6
1
INSTRUKSI
260
420
61,90
IV
2
KONSULTASI
217
280
77,5
I
3
PARTISIPASI
209
280
74,64
III
4
DELEGASI
318
420
75,71
II



Selanjutnya untuk mengetahui distribusi frekuensi jumlah skore responden dimasukan dalam pedoman kreteria sebagai berikut:



Tabel 1. Distribusi frekuensi jumlah skore responden tentang gaya kepemimpinan (XI)
NO
KRITERIA
INTERVAL SKOR
FREKUENSI
PRESENTASE
1
2
3
4
5
1
TIDAK BAIK
10-17
0
0,00
2
KURANG BAIK
18-25
0
0,00
3
CUKUP BAIK
26-33
6
21,43
4
BAIK
34-41
18
64,28
5
SANGAT BAIK
42-50
4
14,29
JUMLAH
28
100,00



Data tersebut menunjukan bahwa dari seluruh indikator pengukuran  mengenai gaya kepemimpinan  adalah : 6 orang (21,43%) yang menyatakan gaya kepemimpinan cukup baik, 18 orang (64,28%) yang menyatakan Gaya kepemimpinan baik, 4 orang (14,29%) menyatakan gaya kepmimpinan sangat baik.
Berkaitan dengan motivasi kerja, dilakukanlah pengukuran atas indikator penghasilan, penghargaan, pengembangan karier, dan bimbingan. Dari berbagai indikator tersebut diketahui bahwa indikator yang paling dominan adalah Pengembangan Karier. Hal ini dapat dilihat dari hasil skore jawaban responden dibawah ini sebagai berikut:



Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Skore Angket Motivasi Kerja
NO
INDIKATOR
DISTRIBUSI HASIL SKOR  ANGKET
RANKING
SKOR  REAL
SKOR MAX
CAPAIAN
1
2
3
4
5
6
1
PENGHASILAN
311
420
74,04
IV
2
PENGHARGAAN
218
280
77,85
II
3
PENGMBNGN KARIER
339
420
80.71
I
4
BIMBINGAN
213
280
76,07
III



Selanjutnya untuk mengetahui distribusi frekuensi jumlah skore responden di masukan dalam pedoman kreteria sebagai berikut:



Tabel 3. Distribusi Frekuensi Jumlah Skore Jawabab Responden
Tentang Motivasi Kerja (X2 )
NO
KRETERIA
INTERVAL SKOR
FREKUENSI
PERSENTASE
1
2
3
4
5
1
TIDAK BAIK
10-17
0
00.00
2
KURANG BAIK
18-25
0
00.00
3
CUKUP BAIK
26-33
5
17.86
4
BAIK
34-41
14
50
5
SANGAT BAIK
42-50
9
32,14
JUMLAH
28
100,00



Dari indikator pengukuran mengenai  Motivasi Kerja 5 orang (17,86%) menyatakan cukup baik, 14 orang (50%) menyatakan  mativasi kerja Baik, 9 orang (32,14%) menyatakan motivasi sangat baik. Selanjutnya, berdasarkan hasil skor angket variable Kinerja Pegawai diketahui bahwa kreativitas merupakan indikator yang paling dominan. Hal ini dapat dilihat dari uraian dibawah ini sebagai berikut: 




Tabel 4.  Rekapitulasi Hasil Skore Angket Kinerja Pegawai
No
INDIKATOR
DISTRIBUSI HASIL SKOR ANGKET
RANGKING
SKOR REAL
SKOR MAX
CAPAIAN
1
2
3
4
5
6
1
INSTRUKSI
260
420
61,90
IV
2
KONSULTASI
217
280
77,5
I
3
PARTISIPASI
209
280
74,64
III
4
DELEGASI
318
420
75,71
II



Selanjutnya untuk mengetahui Distribusi frekuensi jumlah skore responden dimasukan dalam pedoman criteria sebgaia berikut:



Tabel 5. Distribusi Frekuensi Jumlah Skore Jawaban Responden
Tentang Kinerja Pegawai (Y)
NO
KRITERIA
INTERVAL SKOR
FREKUENSI
PRESENTASE
1
2
3
4
5
1
TIDAK BAIK
10-17
0
0,00
2
KURANG BAIK
18-25
0
0,00
3
CUKUP BAIK
26-33
6
21,43
4
BAIK
34-41
18
64,28
5
SANGAT BAIK
42-50
4
14,29
JUMLAH
28
100,00



Dari hasil indikator pengukuran  mengenai  Kinerja Pegawai  6 orang (21,4%) menyatakan kinerja cukup baik, 13 orang(42,9%) menyytakan baik, 8 orang (32,1%) menyatakan kinerja sangat Baik.
Setelah dilakukan perhitungan melalui persamaan Regresi Ganda terhadap Variabel Gaya Kepemimpinan (x1) , Motivasi krja (X2), dan Kinerja Pegawai (Y) dengan bantuan SPPSS Versi 12,00, diperoleh persamaan sebagai berikut:

Y = -1,120 + 0,511 X 1 + 0,539 X2

1)     Konstanta sebesar  -1,120, menyatakan jika tidak ada gaya kepemimpinan  dan Motivasi kerja  maka Kinerja Pegawai  akan rendah atau menurun sebesar (1,120)
2)     Koefisien Regresi X1 sebesar 0,511 menyatakan  bahwa setiap penambahan 1 nilai skore Gaya Kepemimpinan  akan meningkat kan Kinerja Pegawai sebesar 0,511.
3)     Koefisien Regresi X2 sebesar 0,539 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 nilai skore Motivasi kerja akan meningkatkan Kinerja Pegawai sebesar 0,539.

Dari hasil pengujian dengan  menggunakan Rumus Korelasi product moment di ketahui bahwa hubungan gaya kepemimpinan (X1) dengan kinerja pegawai (Y) Pada Dinas Tenaga Kerja sebesar 0,822 yang apabila di konsultasikan dengan table keeratan hubungan menunjukan pada tingkat  hubungan yang sangat tinggi. Selanjutnya untuk mengetahui besarnya pengaruh gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai di gunakan Rumus  KP = r 2 x 100% dan didapatkan pengaruh  gaya kepemimpinan  terhadap  kinerja  pegawai sebesar  67,57 %  sedangkan sisanya di pengaruhi oleh faktor yang lain. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan membandingkan antara t hitung dengan t table. Pada tarap kesalahan 5% dengan df = n-2 diperoleh t hit 2,204 > t table 2,056 dapat diartikan bahwa H0 dan diterima Ha atau hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh yang positif antara Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung.
Dari hasil pengujian dengan menggunakan rumus korelasi product  moment di ketahui  hubungan motivasi  kerja (x2)  dengan kinerja  pegawai (y)  pada dinas tenaga kerja propinsi lampung sebesar  0,832 dan  apabila di konsultasikan dengan table keeratan hubungan  menujukan pada tingkat hubungan yang sangat  tinggi .selanjutnya untuk mengetahui pengaruh  antara motivasi kerja terhadap kinerja pegawai  digunakan rumus KP = r2 x 100%. Diketahui besarnya pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja  kinerja  pegawai sebesar  69,22% sedangkan sisanya dipengaruhi  oleh faktor lain.selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan membandingkan antara t hitung dengan t table . dengan  taraf kesalahan5% dengan df _ n-2 diperoleh  t hitung 2,529 > t table 2.056, maka dapat diartikan bahwa tolak H0 dan terima Ha atau hipotesis  yang menyatakan terdapat pengaruh yang positif   antara motivasi kerja terhadap kinerja pegawai  pada dinas tenaga kerja propinsi lampung .
Dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus korelasi  ganda didapat hubungan gaya kepemimpinan (x1) dan motivasi kerja(x2) terhadap kinerja pegawai (y) dinas tenaga kerja propinsi Lampung sebesar 0,861 dan apabila di konsultasika dengan table keeratan hubungan menunjukan  pada tingkat hubungan yang  tinggi .Selanjutya untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi  kerja terhadap kinerja pegawai  digunakan  KP= r2 x 100%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai sebesar 74,20% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
Selanjutnya dilakukan uji hipotesis melalui uji F dengan dk pembilang =2   dan dk penyebut pada taraf kesalahan 5% didapat nilai hit 35.882 > F table 3,38 dengan demikian diketahui  bahwa tolak H0 terima Ha atau hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan yang positif secara bersama-sama antara gaya kepemimpinan  dan motivasi  kerja terhadap kinerja pegawai pada dinas tenaga kerja propinsi lampung. Secara keseluruhan hasil dari analisa gaya kepemimpinan (x1) dan motivasi kerja (x2) terhadap kinerja Pegawai (y) pada dinas Propinsi Lampung digambarkan sebagai berikut:



GAYA KEPEMIMPINAN
1.            Instruksi (61,90%)
2.            Konsultasi(77,50%)  ________________________r x1 y = 0,822                                       
3.            Partisipasi(74,64%)
4.          Delegasi(75,71%)

KINERJA PEGAWAI
1.       Kualitas hasil pekerjaan (75,35%)
2.       Inisiatif (77,85%)                                                                                                           3.       Kreatifitas (kreasi )(80,71%)
      4.      Tanggung jawab (76,07%)


MOTIVASI KERJA (X1)
1.       Penghasilan(77,04%)
2.       Penghargaan(77,85%)­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­_______________________r X2Y = 0,832
3.       Pengembangan karier(80,71%)
4.       Bimbingan (76,07%)




KESIMPULAN DAN SARAN


Dari hasil pembahasan pada bab terdahulu dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja pegawai seperti pengembangan karier mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap kinerja pegawai dibandingkan dengan pengaruh Gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan yang sesuai diterapka pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung adalah gaya konsultasi sedangkan kinerja sangat baik dapat dilihat tingkat kreatifitas yang sangat tinggi. Oleh karena itu, pengembangan karier harus terus ditingkatkan dengan cara mengikuti pendidikan baik formal maupun informal. Selain itu, hendaknya bentuk motivasi lain pun perlu tetap mendapat perhatian yang sama, seperti misalnya bagi yang sudah usianya tidak memungkinkan lagi untuk melanjutkan studi perlu penghargaan senioritas, agar para pegawai tetap memiliki rasa loyal pada pemimpin. Untuk gaya kepemimpina konsultasi terus di pertahankan agar terus tercipta hubunganyaan yang harmonis dengan adanya komunikasi timbal balik antara pimpinan dan bawahan baik secara formal dan informal. Untuk meningkatkan terus kinerja pegawai maka perlu diberikan kesempatan memberikan ide-ide atau membuat inovasi dalam menyelesaikan pekerjaannya  agar mereka lebih merasa bertanggung jawab pada pekerjaan.


EmoticonEmoticon