TERHADAP KINERJA
PEGAWAI PADA DINAS TENAGA KERJA PROPINSI LAMPUNG
Agustuti Handayani
Staff Pengajar Jurusan
Administrasi Negara Universitas Bandar Lampung
ABSTRACT
The
development of employee forces Dinas Tenaga Kerja to own a high orgaization
performance. The success key is in
optimalizing the potential human resources in organization. This research is aimed to get the information
of the influence of leadership style and motivation to the employee performance
in Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung.
By usig parametric statistic analysis, it could be concluded that the
motivation such as carrier development had more influence to the employee
performance. In this case, the consultation leadership style which was suitable
implemented for Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung. The result was that the employee performance
was good shown in the high creativty.
Kata
kunci: performance, motivation,
leadership style
PENDAHULUAN
Pembangunan Ketenaga
kerjaan merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari pembangunan
Nasional dan daerah yang bertujuan agar tersedianya lapangan kerja atau
Lapangan usaha yang produktif dan berkelanjutan sehingga angkatan kerja berkesemptan
memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian. Masalah
Ketenaga kerjaan di Propinsi Lampung masih sangat di pengaruhi oleh kondisi
penduduk dan angkatan kerja, masalah ini merupakan masalah yang harus di
tangani secara terpadu dan terarah guna mendapatkan alternatif pemecahannya.
Dinas Tenaga Kerja
Propinsi Lampung, selaku instansi yang bertugas menyelenggarakan kewenangan dalam
bidang ketenagakerjaan, dituntut mampu memiliki kinerja yang tinggi dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara efektif dan efisien. Dinas Tenaga Kerja. Membutuhkan
orang-orang yang mampu serta mempunyai kompetensi yang tinggi dalam menciptakan
keberhasilan suatu organisasi. Untuk itu diperlukan gaya kepemimpinan yang
tepat. Gaya kepemimpinan berhubungan erat dengan ketenangan dalam melaksanakan
tugas, peran Kepemimpinan menjadi sangat penting untuk menentukan arah dan
pencapaian tujuan organisasi. Pimpinan harus mampu memberikan arah dan petunjuk
kerja yang jelas kepada pegawai agar sesuai dengan tujuan organisasi.
|
Untuk
mewujudkan kinerja organisasi yang optimal, salah satunya adalah dengan
mengoptimalkan sumber manusia yang ada, memberikan motivasi atau dorongan
sehingga diharapkan akan tercipta sikap professional dalam bidang Manajemen
Pemerintah secara keseluruhan. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh gaya kepemimpinan dan
motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Provinsi
Lampung.
IDENTIFIKASI DAN
PERUMUSAN MASALAHAN
Dinas Tenaga Kerja
Provinsi Lampung telah dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja pegawainya.
Namun demikian masih ditemukan adanya tantangan dan hambatan dalam pelaksanaan
tugas, misalnya: masih rendahnya kemampuan pegawai dari segi keahlian maupun
pemanfaatan sarana yang ada; tingkat pendidikan dan latar pendidikan yang
berbeda-beda; kurangnya inisiatif dan tanggung jawab pegawai; dan bervariasinya
tingkat kemampuan dan kematangan pegawai. Berdasarkan identifikasi diatas maka
dapat di rumuskan permasalahan sbb: “Apakah ada pengaruh Gaya kepemimpinan dan
motivasi terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung“.
TUJUAN
PENELITIAN
a. Untuk mengetahui penerapan Gaya Kepemimpinan
pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung.
b. Untuk mengetahui Motivasi yang dilakukan pada
Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung.
c. Untuk mengetahui kinerja pegawai pada Dinas
Tenaga Kerja Propinsi Lampung.
d. Untuk mengetahui Pengaruh antara gaya kepemimpinan dan motivasi
kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung.
KEGUNAAN PENELITIAN
a. Sebagai bahan
masukan bagi pihak lain baik secara langsung maupun tidak langsung yang
tertarik pada masalah yang penulis teliti.
b. Sebagai sumbangan
pemikiran bagi Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung dalam upaya meningkatkan
kinerja pegawainya.
KERANGKA PEMIKIRAN
Kepemimpinan menurut Gibson
adalah suatu usaha menggunakan suatu gaya mempengaruhi dan tidak memaksa untuk
memotivasi individu dalam mencapai tujuan. Sedangkan menurut Winardi adalah hubungan
dimana satu orang yakni pimpinan mempengaruhi pihak lain untuk bekerja sama
secara suka rela dalam usaha mengerjakan tugas tugas yang berhubungan untuk
mencapai hal yang diinginkan. Kepemimpinan akan terjadi bila didalam situasi
tertentu seseorang mempengaruhi prilaku orang lainbaik secara perorangan maupun
secara berkelompok. Keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku
banyak dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan. Ada dua hal yang biasanya dilakukan
olehnya teerhadap bawahan atau pengikutnya yakni perilaku mengarahkan dan
perilaku mendukung.
Menurut Hersey dan Blanchard,
ada 4 tipe gaya kepemimpinan yaitu: (1) Tipe
Direktif yang ditandai adanya komunikasi satu arah, pimpinan membatasi
peranan bawahan dan menunjukan pada
bawahan apa, kapan, dimana dan bagaimana suatu tugas harus dilaksanakan .
pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan tetap menjadi tanggung jawab pimpinan kemudian disampaikan pada
bawahan dan pelaksanaan diawasi ketat; (2) Tipe
Konsultatif yang ditandai dengan komunikasi dua arah dan memberikan suporif
terhadap bawahan, pemimpin mau mendengrkan
keluhan dan perasaan bawahan mengenai keputusan yang diambil, sementara
bantuan terhadap bawahan ditingkatkan pelaksanaan atas keputusan tetap
pada pimpinan; (3) Tipe Partisipatif adalah ditandai dengan adanya dua control atas
pemecahan masalah dan pengambilan keputusasn
antara pimpinan dan bawahan sama-sama terlibat dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan; dan (4) Tipe
Delegatif yang ditandai kesediaan
pemimpin untuk mendiskusikan masalah-masalah
Motivasi menurut Robbin adalah: salah
satu alat penggerak yang membuat karyawan bekerja sesuai keinginan lembaga atau
organisasi dengan sukarela dan penuh kesungguhan. Menurut Handoko (1994)
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai
dalam menghadapi situasi kerja motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri
pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi .sikap mental merupakan
kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi
kerja secara maksimal.
Kinerja, menurut Gibson (1996:31),
merupakan hasil kriteria efektifitas kemampuan organisasi dalam ketaatan mencapai
tujuan, guna memberikan keluaraan yang diminta lingkungan. Untuk mengukur
sejauh mana kinerja pegawai secara individu menurut Jhon Bernadin
(1993) dengan menggunakan 6 kreteria yaitu antara lain: (a) Kemampuan kerja
sama; (b) Inisiatif; (c) Keandalan; (d) Kualitas; (e) Kuantitas.
Keberhasilan atau kinerja
pemerintah manakala dikaji
dengan pendekatan akuntabilitas dipengaruhi oleh tingkat kinerja dari
pegawainyan baik secara kelompok maupun
secara individu , dimana asumsi semakin baik kinerja pegawai maka diharapkan kinerja organisasi juga akan
semakin baik atau meningkat. Adanya penerapan gaya kepemimpinan yang sesuai
untuk memotivasi kerja dalam diri pegawai diharapkan dapat memacu kinerja
pegawai diharapkan dapat memacu kinerja pegawai dalam memacu tujuan organisasi.
Gambar
3: Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja
terhadap
Kinerja Pegawai

Hubungan di antara ketiga variabel dapat dirumuskan ke dalam
hipotesis (pengaruh):
1. Terdapat pengaruh
yang positif antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai pada Dinas
Tenaga Kerja Provinsi Lampung.
2. Terdapat pengaruh
yang positif antara Motivasi Kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Tenaga
Kerja Provinsi Lampung.
3. Terdapat pengaruh
yang positif secara bersama-sama antara gaya Kepemimpinan dan Motivasi kerja
terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini
menggunakan Metode Survey Penjelasan (Explanatory
Survey Method) yaitu survey yang menjelaskan variable-variable yang
diteliti dan selanjutnya menganalisa pengaruh antar variable yang disertai
dengan pengujian. Dalam penelitian ini yang dijelaskan adalah keterkaitan
pengaruh antara variable Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap kinerja
Pegawai. Variable dalam suatu penelitian merupakan suatu atribut seseorang atau
objek yang mempunyaqi “Variasi” antara satu orang dengan yang lain atau suatu
objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhadi, 1981), dari pendapat tersebut
dapat disimpulkan bahwa Variable Penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang. Objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
Variabel penelitian terdiri: (a)
Variabel Bebas (x1): Gaya Kepemimpinan adalah prilaku kepemimpinan yang
mendukung dalam mengarahkan orang lain
untuk bekerja melakukan sesuatu dengan yang dikehendaki dengan melibatkan aspek
komunikasi, menetapkan peranan, memberikan penjelasan apa yang seharusnya dikerjakan, kapan dan
bagaimana serta pengawasan apa yang
seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang dipimpimnya dalam mencapai tujuan.
Variabel ini diukur dengan indikator seperti: (i) Instruksi, (ii) Konsultasi,
(iii) Partisipasi, (iii) Delegasi. (b)
Variable bebas (X2): Motivasi adalah Dorongan / kondisi yang berpengaruh
membangkitkan, mengarahkan
dan memeihara prilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Variabel
ini diukur dengan indikator seperti (i) Penghasilan, (ii) Penghargaan, (iii)
Pengembangan karier, (iv) Bimbingan. (c) Variabel terikat (Y) : Kinerja
Pegawai adalah : hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang di capai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang di berikan kepadanya. Variabel ini diukur dengan indikator seperti (i)
Kualitas hasil pekerjaan; (ii) Inisiatif, (iv) Kreatifitas, (v) Tanggung jawab.
Pengumpulan data selain
Library research juga dilakukan Field Reseach melalui Observasi, Wawancara, Dokumentasi, Kuisioner.
Untuk itu populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Dinas
Tenaga Kerja yang berjumlah 112 Orang. Sedangkan sampel dalam penelitian
berjumlah 28 orang atau sebesar 25%.
Analisa data dalam penelitian
ini menggunakan analisa data kualitatif dan kuantitatif. Analisa kualitatif mengemukakan deskripsi dari masing-masing variable disajikan dalam bentuk table
presentasi tunggal dengan pengkategorian
menurut skor jawaban responden. Analisa
kuantitatif digunakan rumus sebagai berikut:
Y = a + b1 +x1 + b2x2
Untuk menghitung harga
a, b1, b2 dapat menggunakan persamaan berikut:
Σ Y =
an +
b1ΣX1 + b2Σx2
Σ Y = aΣX1 +
b1ΣX1 +
b2ΣX1X2
Σ Y = aΣX2
+ b1ΣX2 +
b2ΣX1X2
Untuk mengetahui
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung .digunakan rumus
Korelasi Product Moment sebagai berikut:
r2 YX1 + r2YX2 2r
yx1ryx2rx1x2
1= r2
x1x2
Untuk mengetahui tingkat
keberartian (kebermaknaan) maka pengujian Hipotesis dilakukan dengan uji t.
Selanjutnya, untuk mengetahui besarnya pengaruh antara dua variable digunakan
koefsien penentu atau KP = R2 x 100 %
HASIL ANALISIS INTERPRETASI DAN TEMUAN
Berdasarkan hasil skor angket
variable gaya kepemimpinan yang terdiri dari instruksi, konsultasi, partisipasi,
dan delegasi pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung dapat disimpulkan bahwa
gaya kepemimpinan yang diterapkan adalah gaya kepemimpinan konsultasi. Artinya:
pemimpin mampu menciptakan komunikasi dua arah dan memberikan dukungan terhadap
bawahan. Di samping itu pemimpin mau mendengarkan keluhan dan perasaan bawahan mengenai
keputusan yang diambil. Dari uraian diatas dapat di lihat dari hasil skore
angket dibawah ini:
No
|
INDIKATOR
|
DISTRIBUSI HASIL SKOR ANGKET
|
RANGKING
|
||
SKOR REAL
|
SKOR MAX
|
CAPAIAN
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
1
|
INSTRUKSI
|
260
|
420
|
61,90
|
IV
|
2
|
KONSULTASI
|
217
|
280
|
77,5
|
I
|
3
|
PARTISIPASI
|
209
|
280
|
74,64
|
III
|
4
|
DELEGASI
|
318
|
420
|
75,71
|
II
|
Selanjutnya
untuk mengetahui distribusi
frekuensi jumlah
skore responden dimasukan dalam pedoman kreteria sebagai berikut:
Tabel 1. Distribusi frekuensi
jumlah skore responden tentang gaya kepemimpinan (XI)
NO
|
KRITERIA
|
INTERVAL SKOR
|
FREKUENSI
|
PRESENTASE
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
TIDAK BAIK
|
10-17
|
0
|
0,00
|
2
|
KURANG BAIK
|
18-25
|
0
|
0,00
|
3
|
CUKUP BAIK
|
26-33
|
6
|
21,43
|
4
|
BAIK
|
34-41
|
18
|
64,28
|
5
|
SANGAT BAIK
|
42-50
|
4
|
14,29
|
JUMLAH
|
28
|
100,00
|
||
Data tersebut menunjukan bahwa
dari seluruh indikator pengukuran
mengenai gaya kepemimpinan adalah
: 6 orang (21,43%) yang menyatakan gaya kepemimpinan cukup baik, 18 orang (64,28%) yang
menyatakan Gaya kepemimpinan baik, 4 orang (14,29%) menyatakan gaya kepmimpinan
sangat baik.
Berkaitan dengan motivasi kerja,
dilakukanlah pengukuran atas indikator penghasilan, penghargaan, pengembangan
karier, dan bimbingan. Dari berbagai indikator
tersebut diketahui bahwa indikator yang paling dominan adalah Pengembangan
Karier. Hal ini dapat dilihat dari hasil skore jawaban responden dibawah ini
sebagai berikut:
Tabel 2. Rekapitulasi
Hasil Skore Angket Motivasi Kerja
NO
|
INDIKATOR
|
DISTRIBUSI HASIL SKOR ANGKET
|
RANKING
|
||
SKOR REAL
|
SKOR MAX
|
CAPAIAN
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
1
|
PENGHASILAN
|
311
|
420
|
74,04
|
IV
|
2
|
PENGHARGAAN
|
218
|
280
|
77,85
|
II
|
3
|
PENGMBNGN KARIER
|
339
|
420
|
80.71
|
I
|
4
|
BIMBINGAN
|
213
|
280
|
76,07
|
III
|
Selanjutnya
untuk mengetahui distribusi frekuensi jumlah skore responden di masukan dalam
pedoman kreteria sebagai berikut:
Tabel 3. Distribusi
Frekuensi Jumlah Skore Jawabab Responden
Tentang Motivasi Kerja (X2 )
NO
|
KRETERIA
|
INTERVAL SKOR
|
FREKUENSI
|
PERSENTASE
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
TIDAK BAIK
|
10-17
|
0
|
00.00
|
2
|
KURANG BAIK
|
18-25
|
0
|
00.00
|
3
|
CUKUP BAIK
|
26-33
|
5
|
17.86
|
4
|
BAIK
|
34-41
|
14
|
50
|
5
|
SANGAT BAIK
|
42-50
|
9
|
32,14
|
JUMLAH
|
28
|
100,00
|
||
Dari
indikator pengukuran mengenai Motivasi
Kerja 5 orang (17,86%) menyatakan cukup baik, 14 orang (50%) menyatakan mativasi kerja Baik, 9 orang (32,14%)
menyatakan motivasi sangat baik. Selanjutnya, berdasarkan hasil
skor angket variable Kinerja Pegawai diketahui bahwa kreativitas merupakan
indikator yang paling dominan. Hal ini dapat dilihat dari uraian dibawah ini
sebagai berikut:
Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Skore Angket Kinerja
Pegawai
No
|
INDIKATOR
|
DISTRIBUSI HASIL SKOR ANGKET
|
RANGKING
|
||
SKOR REAL
|
SKOR MAX
|
CAPAIAN
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
1
|
INSTRUKSI
|
260
|
420
|
61,90
|
IV
|
2
|
KONSULTASI
|
217
|
280
|
77,5
|
I
|
3
|
PARTISIPASI
|
209
|
280
|
74,64
|
III
|
4
|
DELEGASI
|
318
|
420
|
75,71
|
II
|
Selanjutnya
untuk mengetahui Distribusi frekuensi jumlah skore responden dimasukan dalam
pedoman criteria sebgaia berikut:
Tabel 5. Distribusi
Frekuensi Jumlah Skore Jawaban Responden
Tentang Kinerja Pegawai (Y)
NO
|
KRITERIA
|
INTERVAL SKOR
|
FREKUENSI
|
PRESENTASE
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
TIDAK BAIK
|
10-17
|
0
|
0,00
|
2
|
KURANG BAIK
|
18-25
|
0
|
0,00
|
3
|
CUKUP BAIK
|
26-33
|
6
|
21,43
|
4
|
BAIK
|
34-41
|
18
|
64,28
|
5
|
SANGAT BAIK
|
42-50
|
4
|
14,29
|
JUMLAH
|
28
|
100,00
|
||
Dari hasil indikator pengukuran
mengenai
Kinerja Pegawai 6 orang (21,4%)
menyatakan kinerja cukup baik, 13 orang(42,9%) menyytakan baik, 8 orang (32,1%)
menyatakan kinerja sangat Baik.
Setelah dilakukan perhitungan
melalui persamaan Regresi Ganda terhadap Variabel Gaya Kepemimpinan (x1) ,
Motivasi krja (X2), dan Kinerja Pegawai (Y) dengan bantuan SPPSS Versi 12,00,
diperoleh persamaan sebagai berikut:
Y = -1,120 + 0,511 X 1 +
0,539 X2
1) Konstanta
sebesar -1,120, menyatakan jika tidak
ada gaya kepemimpinan dan Motivasi
kerja maka Kinerja Pegawai akan rendah atau menurun sebesar (1,120)
2) Koefisien Regresi X1
sebesar 0,511 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 nilai skore Gaya Kepemimpinan
akan meningkat kan Kinerja Pegawai sebesar 0,511.
3) Koefisien Regresi X2
sebesar 0,539 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 nilai skore Motivasi kerja akan
meningkatkan Kinerja Pegawai sebesar 0,539.
Dari hasil pengujian
dengan menggunakan Rumus Korelasi
product moment di ketahui bahwa hubungan gaya kepemimpinan (X1) dengan kinerja
pegawai (Y) Pada Dinas Tenaga Kerja sebesar 0,822 yang apabila di konsultasikan
dengan table keeratan hubungan menunjukan pada tingkat hubungan yang sangat tinggi. Selanjutnya
untuk mengetahui besarnya pengaruh gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai
di gunakan Rumus KP = r 2 x 100% dan
didapatkan pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kinerja
pegawai sebesar 67,57 % sedangkan sisanya di pengaruhi oleh faktor
yang lain. Selanjutnya dilakukan
uji hipotesis dengan membandingkan
antara t hitung dengan t table. Pada tarap kesalahan 5% dengan df = n-2
diperoleh t hit 2,204 > t table 2,056 dapat diartikan bahwa H0 dan diterima Ha
atau hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh yang positif antara Gaya
Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung.
Dari hasil pengujian dengan
menggunakan rumus korelasi product
moment di ketahui hubungan
motivasi kerja (x2) dengan kinerja pegawai (y)
pada dinas tenaga kerja propinsi lampung sebesar 0,832 dan
apabila di konsultasikan dengan table keeratan hubungan menujukan pada tingkat hubungan yang sangat tinggi .selanjutnya untuk mengetahui
pengaruh antara motivasi kerja terhadap
kinerja pegawai digunakan rumus KP = r2
x 100%. Diketahui besarnya pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja kinerja
pegawai sebesar 69,22% sedangkan
sisanya dipengaruhi oleh faktor
lain.selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan membandingkan antara t hitung
dengan t table . dengan taraf kesalahan5%
dengan df _ n-2 diperoleh t hitung 2,529
> t table 2.056, maka dapat diartikan bahwa tolak H0 dan terima Ha atau
hipotesis yang menyatakan terdapat
pengaruh yang positif antara motivasi
kerja terhadap kinerja pegawai pada
dinas tenaga kerja propinsi lampung .
Dari hasil pengujian hipotesis
dengan menggunakan rumus korelasi ganda
didapat hubungan gaya kepemimpinan (x1) dan motivasi kerja(x2) terhadap kinerja
pegawai (y) dinas tenaga kerja propinsi Lampung sebesar 0,861 dan apabila di
konsultasika dengan table keeratan hubungan menunjukan pada tingkat hubungan yang tinggi .Selanjutya untuk mengetahui pengaruh
gaya kepemimpinan dan motivasi kerja
terhadap kinerja pegawai digunakan KP= r2 x 100%. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja
pegawai sebesar 74,20% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
Selanjutnya dilakukan
uji hipotesis melalui uji F dengan dk pembilang =2 dan dk penyebut pada taraf kesalahan 5% didapat
nilai hit 35.882 > F table 3,38 dengan demikian diketahui bahwa tolak H0 terima Ha atau hipotesis yang
menyatakan terdapat hubungan yang positif secara bersama-sama antara gaya
kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pada dinas
tenaga kerja propinsi lampung. Secara keseluruhan hasil dari analisa gaya
kepemimpinan (x1) dan motivasi kerja (x2) terhadap kinerja Pegawai (y) pada
dinas Propinsi Lampung digambarkan sebagai berikut:
GAYA
KEPEMIMPINAN
1.
Instruksi
(61,90%)
2.
Konsultasi(77,50%) ________________________r x1 y = 0,822
3.
Partisipasi(74,64%)
4. Delegasi(75,71%)
KINERJA
PEGAWAI
1. Kualitas hasil pekerjaan (75,35%)
2. Inisiatif (77,85%)
3. Kreatifitas
(kreasi )(80,71%)
4. Tanggung
jawab (76,07%)
MOTIVASI
KERJA (X1)
1. Penghasilan(77,04%)
2. Penghargaan(77,85%)_______________________r
X2Y = 0,832
3. Pengembangan karier(80,71%)
4.
Bimbingan (76,07%)
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari
hasil pembahasan pada bab terdahulu dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja pegawai
seperti pengembangan karier mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap
kinerja pegawai dibandingkan dengan pengaruh Gaya kepemimpinan. Gaya
kepemimpinan yang sesuai diterapka pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung
adalah gaya konsultasi sedangkan kinerja sangat baik dapat dilihat tingkat
kreatifitas yang sangat tinggi. Oleh karena itu, pengembangan karier harus terus
ditingkatkan dengan cara mengikuti pendidikan baik formal maupun informal. Selain
itu, hendaknya bentuk motivasi lain pun perlu tetap mendapat perhatian yang sama, seperti
misalnya bagi yang sudah usianya tidak memungkinkan lagi untuk melanjutkan studi
perlu penghargaan senioritas, agar para pegawai tetap memiliki rasa loyal pada
pemimpin. Untuk gaya kepemimpina konsultasi terus di pertahankan agar terus
tercipta hubunganyaan yang harmonis dengan adanya komunikasi timbal balik
antara pimpinan dan bawahan baik secara formal dan informal. Untuk meningkatkan
terus kinerja pegawai maka perlu diberikan kesempatan memberikan ide-ide atau
membuat inovasi dalam menyelesaikan pekerjaannya agar mereka lebih merasa bertanggung jawab
pada pekerjaan.
EmoticonEmoticon