FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KUALITAS
INFORMASI
LAPORAN KEUANGAN YANG DIHASILKAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI
(Studi pada Satuan Kerja di
Wilayah Kerja KPPN Malang Tahun 2008)
INTISARI
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) menyebutkan bahwa karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah
adalah dipenuhinya prasyarat normatif yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan,
dan mudah dipahami. Penelitian ini
bertujuan untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi
laporan keuangan pemerintah pusat terutama laporan keuangan yang dihasilkan
Sistem Akuntansi Instansi (SAI) untuk satuan kerja di wilayah KPPN Malang. Penelitian ini terdorong adanya bukti hasil
audit BPK-RI terhadap kualitas LKPP selama 5 tahun terakhir yang selalu
mendapat opini disclaimer.
Penelitian ini merupakan
studi eksplorasi untuk mengetahui variabel-variabel independen sebagai
pembentuk faktor yang mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan. Eksplorasi juga dilakukan terhadap variabel
dependen yaitu kualitas informasi untuk memastikan bahwa indikator terbentuk
sesuai karakteristik kualitatif dalam SAP.
Data diperoleh dari 86 satuan kerja yang terdiri
dari wakil tim SAI (86 orang) dan pimpinan satuan kerja (86 orang). Hasil
statistik mengindikasikan bahwa kemampuan sumber daya manusia, dukungan
pimpinan dan alat, fasilitas, organisasi tim, dan sistem pengendalian merupakan
faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan yang
dihasilkan SAI pada satuan kerja di wilayah kerja KPPN Malang. Faktor yang berpengaruh secara signifikan
terhadap relevansi informasi sebagai indikator kualitas informasi adalah faktor
kemampuan sumber daya manusia dan pengorganisasian tim SAI.
Kata kunci : Kualitas Informasi Laporan Keuangan, Kemampuan
Sumber Daya Manusia, Dukungan Pimpinan dan Alat, Fasilitas, Organisasi Tim, dan
Sistem Pengendalian.
ABSTRACT
The Government Rule No.
24, 2005 for Government Accounting Standard (SAP) states that the qualitative
characteristics of government financial report has to fulfil normative
requirements namely relevant, reliable, comparable, and understandable. The purpose of this research is to evaluate
the factors affecting the quality of central government financial report
information especially financial report produced by Sistem Akuntansi Instansi
(SAI) for a particular work unit in KPPN Malang municipality. This research was
encouraged by the BPK-RI auditing result on central government financial report
(LKPP) quality which is always disclaimer opinion for the past 5 years.
This research is an
exploration study to evaluate independent variables as forming factors
affecting the quality of financial report information. The exploration also
evaluated dependent variables namely information quality to ensure that the indicators formed relly on qualitative
characteristics in SAP.
The data was taken from 86
work units consisting of vice team of SAI (86 persons) and head of work unit
(86 persons). The statistic result indicates that human resource ability, head
and tool supporting, facility, organization team, and control system are
factors affecting the quality of financial report information produced by SAI
on the work unit in KPPN Malang municipality.
Factors affecting significantly for information quality are human
resource ability and management of SAI team.
Key Words : Quality of Financial Report Information, Human Resource Ability,
Head and Tool Supporting, Facility, Team Organization, and Control System
1. PENDAHULUAN
Salah satu upaya konkrit untuk
mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah
penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi
prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintahan
yang telah diterima secara umum. Kualitas informasi dalam laporan keuangan
pemerintah tersebut sangat dipengaruhi oleh kepatuhan terhadap standar akuntansi
dan didukung oleh sebuah sistem akuntansi yang handal.
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
menyebutkan bahwa karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah
ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga
dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat
normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi
kualitas yang dikehendaki, yakni:
a)
Relevan, yang berarti informasi harus memiliki feedback value, predictive value, tepat
waktu dan lengkap
b)
Andal,
yang berarti informasi harus memiliki karakteristik penyajian jujur, veriability, netralitas
c)
Dapat
dibandingkan, berarti laporan keuangan dapat dibandingkan dengan periode
sebelumnya atau dibandingkan dengan laporan keuangan entitas lain.
d)
Dapat
dipahami, berarti bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat
dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang
disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna.
Dalam
rangka memenuhi kriteria kualitatif laporan keuangan tersebut di atas,
pemerintah pusat mengembangkan sebuah Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP).
SAPP akan menghasilkan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) yang akan
diperiksa terlebih dahulu oleh BPK-RI sebelum diserahkan ke DPR. SAPP terdiri dari dua sub sistem yaitu Sistem
Akuntansi Pusat (SiAP) dan Sistem Akuntansi Instansi (SAI). SiAP akan
menghasilkan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Sedangkan SAI menghasilkan pelaporan
posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.
Oleh karena itu kualitas informasi LKPP
dipengaruhi oleh implementasi SiAP dan SAI, karena pada dasarnya LKPP merupakan
konsolidasi dari Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga. Audit yang dilakukan
oleh BPK-RI atas LKPP selama 4 tahun terakhir (2004, 2005, 2006, 2007) selalu
mendapatkan opini disclaimer. Dalam
melakukan audit LKPP, BPK-RI menemukan beberapa kelemahan terkait dengan
pelaksanaan SAPP khususnya implementasi SAI pada tingkat Kementerian, Eselon I,
Wilayah maupun Satuan Kerja. Permasalahan dalam implementasi SAI pada umumnya
terkait dengan permasalahan kualitas sumber daya manusia yang menjalankan SAI,
kurangnya pemahaman terhadap SAI, lemahnya pengendalian internal, kurangnya
komitmen dan dukungan pimpinan satuan kerja, tidak dibentuknya tim atau unit
akuntansi pelaksana SAI, serta beberapa kelemahan lain yang berbeda antar
satuan kerja.
Berdasarkan uraian tersebut rumusan
masalah yang ingin dijawab dengan penelitian ini adalah:
1. Indikator apa saja yang membentuk
faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas infomasi Laporan Keuangan Satuan Kerja
di wilayah kerja KPPN Malang?
2. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh
terhadap kualitas informasi Laporan Keuangan Satuan Kerja di wilayah kerja KPPN
Malang?
Tujuan
Penelitian
1.
Untuk
mendeskripsikan dan menganalisis indikator-indikator yang membentuk
faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi Laporan Keuangan Satuan Kerja
di wilayah kerja KPPN Malang.
2.
Untuk
mendeskripsikan dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
informasi Laporan Keuangan Satuan Kerja di wilayah kerja KPPN Malang.
Manfaat
Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini
adalah dapat memberi tambahan bukti empiris pendukung terhadap teori dan hasil
penelitian yang terdahulu terutama tentang kualitas informasi laporan keuangan sektor
publik.
2. Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini
adalah dapat memberikan bahan pertimbangan kepada satuan kerja pemerintah dalam
mengatasi kelemahan pelaksanaan SAI.
2. LANDASAN TEORI
Konsep
kualitas sistem informasi menurut Wilkinson (2000:18) dalam bukunya Accounting Information System adalah:
The value of information, and hence the soundness of
decisions, can be affected by qualities that attach to the information. Useful
information qualities are relevance, accuracy, timeliness, conciseness,
clarity, quantifiability, consistency.
Definisi
kualitas informasi tersebut dapat dijadikan dasar bahwa sebuah informasi
dikatakan berkualitas jika informasi yang dihasilkan memiliki karakteristik:
relevan, akurat, tepat waktu, ringkas, jelas, dapat diukur dan konsisten. Lebih lanjut Wilkinson (2000:35) menyatakan
bahwa kualitas informasi yang dihasilkan dari sebuah sistem informasi sangat
tergantung pada resources inputs
berupa: Manpower, Material, Facilities,
Funds dan Data.
Menurut
Lani Sidarta (1995:33-34) dalam bukunya Sistem Informasi Bisnis: Pengantar
Sistem Informasi Bisnis, menyatakan bahwa karakteristik kualitas informasi terdiri
atas kemengertian (understandability),
hubungan (relevance), ketepatan waktu
(timeliness), nilai perkiraan (predictive value) dan nilai umpan balik
(feedback value), keabsahan (validity), keakuratan (accuracy), kelengkapan (completeness), kepastian (verifiability), kenetralan (neutrality), dapat dibandingkan (comparability), dan Konsisten (consistent).
Hiro
Tugiman (1996) dalam bukunya Audit Sistem Informasi, menyatakan bahwa kualitas
informasi tergantung dari tiga hal yaitu akurat, tepat waktu, dan relevan. Untuk menjamin kualitas informasi maka
dibutuhkan pengendalian internal yang memadai, meliputi: organisasi, pemisahan
fungsi, kepegawaian, pengendalian operasi, keamanan fisik dan logis, environmental control, pemulihan
masalah, pengembangan dan pemeliharaan sistem, pengendalian perangkat keras,
asuransi, siklus hidup pengembangan sistem.
Hongjiang Xu, et
al. dalam jurnalnya yang berjudul “Key
Issues of Accounting Information Quality Management: Australian Case Study”
menyebutkan bahwa terdapat 4 (empat) komponen pokok yang berdampak pada
kualitas informasi akuntansi yang meliputi human,
system, organisational, and external issues. Kemudian kualitas dapat dievaluasi
menggunakan 4 (empat) atribut pokok yaitu accuracy,
completeness, and consistency.
Karakteristik informasi yang berkualitas berdasarkan
beberapa literatur dapat diidentifikasi sebagai berikut:
Tabel 2.1 :
Ringkasan Karakteristik Kualitas Informasi Akuntansi
Kriteria
|
Teori*)
|
|||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
Relevan
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
||
-
|
Feedback Value
|
√
|
||||||
-
|
Predictive Value
|
√
|
√
|
|||||
-
|
Tepat waktu
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
-
|
Lengkap
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
||
Andal
|
√
|
√
|
||||||
-
|
Jujur/Dapat
dipercaya
|
√
|
√
|
|||||
-
|
Dapat
diverifikasi
|
√
|
√
|
√
|
||||
-
|
Netralitas
|
√
|
√
|
|||||
Dapat
dibandingkan
|
√
|
√
|
||||||
Dapat dipahami
|
√
|
√
|
√
|
√
|
||||
Akurat
|
√
|
√
|
√
|
√
|
||||
Ringkas
|
√
|
|||||||
Jelas
|
√
|
|||||||
Dapat
dikuantifikasikan
|
√
|
|||||||
Konsisten
|
√
|
√
|
√
|
√
|
||||
Valid/Dapat
diuji kebenarannya
|
√
|
√
|
||||||
*) 1: Standar Akuntansi Pemerintahan; 2: Wilkinson; 3: Lani Sidarta;
|
||||||||
4: Hiro Tugiman; 5: Hongjiang Xu; 6: Romney;
7: Krismiaji
|
||||||||
Sumber: disusun oleh penulis
3. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini
merupakan studi eksplorasi yang menganalisis indikator-indikator yang membentuk
faktor untuk variabel dependen dan variabel independen. Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan Multivariate Analysis.
Populasi dan Pemilihan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah 169 satuan
kerja yang berada di wilayah kerja KPPN Malang yang mencakup wilayah kota
Malang, kota Pasuruan, Kota Batu, Kabupaten Malang, dan Kabupaten
Pasuruan. Jenis satuan kerja terdiri
atas satuan kerja pemerintah pusat dan satuan kerja pemerintah daerah yang
memperoleh dana dari APBN dalam bentuk tugas pembantuan dan dekonsentrasi. Sampel yang didapatkan berasal dari 91 satker,
tetapi perolehan data melalui kuesioner menunjukkan bahwa hanya kuesioner dari 86
satker yang bisa dilakukan analisis.
Teknik Analisis
Data
1) Statistik Deskriptif
Analisis
deskriptif data digunakan untuk mengetahui karakteristik variable yang diukur
dari sejumlah indikator-indikator.
2) Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Pengujian
validitas dan reliabilitas dilakukan untuk memastikan alat ukur yang digunakan
dalam peneltian sesuai dengan kebutuhan. Pengukuran validitas instrumen
dilakukan dengan factor loading sebesar 0,4. Menurut Neuman (2000) dalam
bukunya Social Research Methods
dijelaskan bahwa validitas berarti terpercaya. Artinya seluruh jawaban
responden berada tepat pada area jawaban yang tepat sasaran. Sedangkan reliabel
berarti ketergantungan atau konsistensi. Dengan melakukan first order
confirmatory factor analysis untuk masing-masing variabel akan diketahui
indikator-indikator pembentuk variabel serta validitas dan reliabilitasnya. Indikator dengan loading factor ≤ 0,4
atau p value lebih besar dari 0.05 maka tidak disertakan dalam model.
Item pertanyaan dalam
instrumen penelitian disusun oleh peneliti dengan terlebih dahulu dilakukan uji
kuesioner kepada 30 sampel. Pengujian validitas dan reliabilitas terhadap
instrumen dilakukan untuk menjelaskan apakah instrumen yang disusun dapat
digunakan pada setting penelitian.
Item pertanyaan untuk variabel
dependen (variabel Y) dalam instrumen penelitian ini sebanyak 12 butir.
Indikator variabel dikembangkan berdasarkan karakteristik kualitatif laporan
keuangan yang tercantum dalam Standar Akuntansi Pemerintahan yaitu relevan,
andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.
Hasil uji validitas menunjukkan bahwa item pertanyaan yang membentuk
indikator kualitas informasi yaitu “dapat dibandingkan”, tidak mempunyai loading factor yang cukup sehingga dihilangkan
dari seting penelitian selanjutnya. Sedangkan
item pertanyaan untuk variabel independen (variabel X) dalam instrumen
penelitian ini sebanyak 29 butir. Hasil
uji validitas diketahui bahwa 11 dari 40 item pertanyaan yang diujicobakan
memiliki loading factor yang tidak
memenuhi rule of thumb yang
ditentukan. Hal ini menunjukkan bahwa
instrumen penelitian yang terdiri dari beberapa item pertanyaan tidak semuanya
dapat digunakan pada setting
penelitian ini. Untuk item pertanyaan yang tidak memenuhi loading factor, sebagian dilakukan modifikasi agar pertanyaan
tersebut lebih mudah dipahami oleh responden dan sebagian yang lain tidak
digunakan. Sehingga jumlah item
pertanyaan yang digunakan dalam setting
penelitian adalah sebanyak 36, yang terdiri atas 28 pertanyaan untuk variabel X
dan 8 pertanyaan untuk variabel Y.
Hasil uji
reliabilitas instrumen baik untuk variabel X maupun variabel Y menunjukkan
bahwa nilai alpha cronbach memenuhi rule of thumb yang ditentukan yaitu
lebih besar dari 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan cukup
reliabel.
3) Analisis Faktor
Pada penelitian
ini analisis faktor digunakan untuk mengetahui signifikansi indikator-indikator
yang diduga membentuk faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi laporan
keuangan satuan kerja. Pendekatan yang digunakan dalam analisis faktor adalah exploratory, karena pada dasarnya
indikator-indikator yang diidentifikasi, digali dari fenomena yang ada di
lapangan. Analisis faktor ini juga digunakan untuk menguji
kesesuaian obrserved variabel dengan latent variabel.
4) Uji Asumsi Klasik
Uji
asumsi klasik dilakukan untuk menentukan apakah data sebaiknya diuji dengan
dengan statistik parametrik atau non parametrik. Uji ini dilakukan untuk menguji normalitas,
heteroskedastisitas, multikolinearitas, dan autokorelasi data penelitian (Hair
et al, 2006; Gujarati, 2003). Pengujian
ini perlu dilakukan karena adanya konsekuensi yang mungkin dapat terjadi jika
asumsi tersebut tidak bisa dipenuhi.
5) Uji Regresi
Analisis regresi berganda
dipergunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang diduga mempengaruhi Kualitas
Informasi Laporan Keuangan Satuan Kerja.
Faktor-faktor yang dimaksud ditentukan berdasar hasil analisis faktor
dengan pendekatan exploratory yang
dilakukan sebelumnya. Pengujian terdiri
atas uji Signifikansi Parameter Individual (uji statistik t), Signifikansi
Simultan (Uji Statistik F), dan Koefisien Determinasi (R2).
4. ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Responden pada penelitian ini berasal dari 91
satker yang terdiri atas 91 responden adalah staf operator SAI yang mewakili
Tim SAI dan 91 responden adalah pimpinan satker atau pihak internal pengguna
informasi laporan keuangan. Sebanyak 52%
dari responden staf SAI berpendidikan terakhir Sarjana Strata satu (S1)
sedangkan sebagian besar yang lain berpendidikan SMA. Sebagian besar dari mereka berlatar belakang
pendidikan non akuntansi yaitu sebanyak 79%.
Rata-rata pernah
mengikuti pelatihan maupun kegiatan sosialisasi yang berhubungan dengan
SAI. Sejumlah 70% dari mereka pernah
mengikuti pelatihan minimal sebanyak dua kali.
Tabel 4.1: Latar Belakang
Pendidikan Staf/Tim SAI
Jenjang Pendidikan Terakhir
|
Responden
|
Latar Belakang Bidang Pendidikan
|
|||||
Jumlah
|
%
|
Ekonomi Akuntansi
|
Ekonomi Non Akuntansi
|
Sosial (selain Ekonomi)
|
Eksakta
|
Lainnya
|
|
S2
|
-
|
-
|
|||||
S1
|
47
|
52%
|
10
|
8
|
12
|
5
|
12
|
D3
|
12
|
13%
|
5
|
2
|
2
|
3
|
0
|
D2/D1
|
4
|
4%
|
0
|
1
|
0
|
1
|
2
|
SMA
|
28
|
31%
|
4
|
2
|
3
|
5
|
14
|
Jumlah
|
91
|
Orang
|
19
|
13
|
17
|
14
|
28
|
21%
|
14%
|
19%
|
15%
|
31%
|
|||
Berpendidikan
Ekonomi Akuntansi
|
21%
|
||||||
Berpendidikan
Non Akuntansi
|
79%
|
||||||
Sumber: Perolehan data melalui
kuesioner
Tabel 4.2.: Pengalaman
Keikutsertaan dalam Pelatihan SAI
Jumlah
Keikutsertaan dalam
|
Responden
|
|
Pelatihan SAI
|
Jumlah
|
%
|
> 3 kali
|
27
|
30%
|
3 kali
|
20
|
22%
|
2 kali
|
16
|
18%
|
1 kali
|
18
|
20%
|
Belum pernah
|
10
|
11%
|
Jumlah
|
91
|
Org
|
Sumber: Perolehan data melalui
kuesioner
Statistik Deskriptif
Dari
hasil analisis statistik deskriptif diketahui bahwa jumlah data yang valid
sehingga sah untuk dilakukan pengujian adalah sebanyak 86. Semua variabel mempunyai nilai standar
deviasi dibawah nilai rata-rata (SD<M), maka hal tersebut mengindikasikan
tidak adanya outlier.
Analisis Faktor
Analisis faktor
dilakukan terhadap semua item pertanyaan, baik untuk variabel X (28 item) dan
variabel Y (8 item). Item pertanyaan variabel
X diduga sebagai pembentuk faktor yang mempengaruhi kualitas informasi laporan
keuangan satker sebagai variabel X. Item
pertanyaan tentang kualitas informasi laporan keuangan (variabel Y) juga
dianalisis untuk memastikan bahwa item pertanyaan tersebut tepat membentuk
karakteristik kualitas informasi sesuai yang tertera dalam Sistem Akuntansi
Pemerintah Pusat (SAPP) yaitu relevan, andal, dan mudah dipahami.
Hasil Analisis Faktor Variabel Y
Pertanyaan tentang
kualitas informasi laporan keuangan yang dihasilkan SAI dijawab oleh pimpinan
satker sebagai salah satu pengguna informasi tersebut. Hasil analisis reliabilitas menunjukkan angka
alpha cronbach’s sebesar 0,866 atau
lebih besar dari yang disyaratkan yaitu sebesar 0,7. Sedangkan tingkat validitas masing- masing item
pertanyaan dan penamaan faktor yang terbentuk adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3: Hasil Uji Validitas dan reliabilitas Variabel
Y
Item
|
Topik
Pertanyaan
|
Factor Construct Validity
|
Penamaan
Faktor
|
||
1
|
2
|
3
|
|||
1
|
Informasi
yang ada dalam laporan keuangan yang dihasilkan SAI telah sesuai dengan
harapan atau kebutuhan.
|
0,826
(valid)
|
Relevan
(Ya)
|
||
2
|
Laporan
keuangan yang dihasilkan SAI dapat membantu dalam memperkirakan aktifitas
yang berhubungan dengan keuangan pada periode berikutnya.
|
0,854 (valid)
|
|||
3
|
Laporan
keuangan selalu tersedia saat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.
|
0,729 (valid)
|
|||
4
|
Setiap
informasi dalam laporan keuangan disertai dengan penjelasan yang rinci
sehingga kekeliruan dalam interpretasi dan penggunaan informasi tersebut
dapat dicegah.
|
0,681
(valid)
|
|||
5
|
Informasi dalam laporan keuangan telah menggambarkan secara jujur semua
transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan.
|
0,762 (valid)
|
Andal
(Yb)
|
||
6
|
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila
pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap
menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.
|
0,699
(valid)
|
|||
7
|
Seluruh informasi yang disajikan dalam laporan keuangan (Neraca, LRA,
CALK) dapat dipahami dengan mudah.
|
0,756 (valid)
|
Mudah
Dipahami (Yd)
|
||
8
|
Informasi dalam laporan Keuangan dinyatakan dalam bentuk serta istilah
yang mudah dipahami.
|
0,767
(valid)
|
|||
Sumber: Data olahan
SPSS
Hasil analisis pada
tabel 4.3. membuktikan bahwa item
pertanyaan variabel Y membentuk 3 faktor karakteristik kualitatif laporan
keuangan sesuai standar akuntansi pemerintah yaitu relevan, andal, dan mudah
dipahami.
Hasil Analisis Faktor Variabel X
Tahapan analisis
faktor yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Uji Korelasi
Antar Variabel
Hasil analisis
faktor didapatkan nilai KMO sebesar 0,824 yang menunjukkan bahwa item
pertanyaan sudah cukup bagus untuk membentuk faktor dengan signifikansi
0.000. Tetapi hasil uji
Anti-Image Matrics Correlation yang menunjukkan nilai MSA (Measure of Sampling Adequacy) untuk item 1 (492a), item 2
(418a), dan item 20 (354a) tidak memenuhi rule of thumb sebesar 0,5. Hal ini berarti
item pertanyaan 1, 2, dan 20 mempunyai korelasi parsial antar variabel yang
tidak dipengaruhi oleh variabel lain kurang dari yang disyaratkan sehingga item pertanyaan tidak diprediksi
atau dianalisis lebih lanjut (Singgih:20).
Hasil pengujian ulang atas semua item pertanyaan dengan menghilangkan item
nomor 1, 2, dan 20 didapatkan nilai KMO and
Barlett’s Test sebesar 0,852. Nilai tersebut menunjukkan angka di atas 0,5
yang berarti bahwa korelasi semua item pertanyaan untuk membentuk faktor
sebesar 85,2% sudah cukup bagus dengan signifikansi jauh di bawah 0,05 yaitu
0,000. Angka signifikansi tersebut
menunjukkan bahwa antar item pertanyaan tidak terdapat korelasi sehingga secara
keseluruhan bisa dianalisis lebih lanjut.
Selanjutnya hasil uji Anti-Image Matrics Correlation yang menunjukkan
korelasi parsial antar variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lain,
terlihat pada tabel 4.10. Angka korelasi yang bertanda
a (arah diagonal dari kiri atas ke kanan bawah) menunjukkan MSA (Measure of Sampling Adequacy) dengan
kriteria bahwa MSA > 0,5 yang berarti bahwa variabel masih bisa diprediksi
dan bisa dianalisis lebih lanjut (Singgih: 20).
b.
Penentuan Jumlah
Faktor
Jumlah
faktor yang terbentuk ditunjukkan dengan eigenvalues
yang merupakan kepentingan relatif masing-masing faktor dalam menghitung varian
dari 25 item pertanyaan yang ada. Susunan
eigenvalues selalu diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil, dengan
kriteria bahwa angka dibawah 1 tidak digunakan dalam menghitung jumlah faktor
yang terbentuk. Pada tabel skor eigenvalues nampak bahwa hanya lima faktor yang terbentuk, sehingga proses
faktoring berhenti pada lima
faktor saja.
Tabel Component matrix menunjukkan distribusi dua
puluh lima item
pertanyaan pada lima
faktor yang terbentuk. Sedangkan angka-angka pada tabel adalah factor loadings, yang menunjukkan besar
korelasi antara item pertanyaan dengan faktor 1 sampai dengan faktor 5. Beberapa item mempunyai factor loading ganda sehingga tidak ada korelasi yang berbeda
dengan jelas dan sulit memutuskan akan dimasukkan ke faktor mana. Karenanya perlu dilakukan proses rotasi agar
semakin jelas perbedaan sebuah item akan dimasukkan ke dalam faktor 1, 2, 3, 4 atau
5. Metode rotasi yang digunakan dalam
analisis faktor ini adalah orthogonal
rotation varimax procedure. Prosedur ini dilakukan dengan memutar sumbu faktor ke
kanan sampai 90o sehingga meminimalkan jumlah variabel dengan muatan
tinggi (high loading) pada suatu
faktor dan untuk menghasilkan faktor-faktor yang tidak berkorelasi satu sama
lain. Hasil rotasi adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.4
: Rotated Component Matrixa
Item
|
Component
|
||||
Pertanyaan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Jumlah keikutsertaan
dalam pelatihan SAI
|
.590
|
||||
Pemahaman
peraturan terkait SAI
|
.744
|
||||
Pemahaman
jenis dokumen sumber
|
.727
|
||||
Pemahaman
jenis laporan yang dihasilkan
|
.769
|
||||
Pemahaman
sanksi keterlambatan penyampain lap.
|
.693
|
.499
|
|||
Pemahaman
fungsi dan cara kerja aplikasi
|
.801
|
||||
Pemahaman
ttg penanganan kesalahan dlm aplikasi
|
.745
|
||||
Dukungan
pimpinan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
|
.738
|
||||
Monitoring
dan evaluasi oleh pimpinan satker terhadap pelaksanaan SAI
|
.616
|
.402
|
|||
Pembentukan
tim khusus pelaksana SAI
|
.412
|
.649
|
|||
Pembagian
tugas diantara tim SAI
|
.765
|
||||
Formalisasi
pembentukan tim
|
.638
|
||||
Kejelasan
uraian tugas anggota tim
|
.698
|
||||
Prosedur
yg menjamin terotorisasinya dok. transaksi
|
.800
|
||||
Prosedur
yang menjamin seluruh transaksi telah diposting
secara akurat
|
.799
|
||||
Tersimpannya
sumber data yang memungkinkan dilakukan rekonstruksi data
|
.758
|
||||
Prosedur
yang menjamin output direview
pimpinan
|
.631
|
||||
Ketersediaan
komputer
|
.483
|
.420
|
|||
Ketersediaan
ruangan
|
.525
|
||||
Ketersediaan
perlengkapan
|
.554
|
||||
Anggaran
|
.811
|
||||
Ketersediaan
insentif
|
.915
|
||||
Frekuensi
pemberian insentif
|
.913
|
||||
Keandalan
data base
|
.661
|
||||
Pengiriman
laporan/data secara berjenjang
|
.454
|
||||
Component Matrix hasil dari proses rotasi memperlihatkan distribusi
variabel yang lebih jelas dan nyata. Dua
puluh lima item
pertanyaan membentuk lima
faktor dengan validity construct yang
cukup di atas 0,4. Angka loading tertinggi menentukan bagi item
pertanyaan untuk dikelompokkan ke faktor tertentu, terutama untuk item yang
mempunyai loading ganda di dua faktor.
Dengan demikian, 25 item pertanyaan telah direduksi menjadi lima faktor. Selanjutnya lima faktor yang terbentuk diberi
nama atau label yang mengacu pada beberapa teori dan penelitian terdahulu, dengan
nama sebagai berikut:
Faktor
|
Item
|
Variabel
|
Penamaan
faktor
|
1
|
3
|
Jumlah
keikutsertaan dalam pelatihan SAI
|
Kemampuan
Sumber Daya Manusia
(X1)
|
4
|
Pemahaman
peraturan terkait SAI
|
||
5
|
Pemahaman
jenis dokumen sumber
|
||
6
|
Pemahaman
jenis laporan yang dihasilkan
|
||
7
|
Pemahaman
sanksi keterlambatan penyampaian laporan
|
||
8
|
Pemahaman
fungsi dan cara kerja aplikasi
|
||
9
|
Pemahaman
tentang penanganan kesalahan dalam aplikasi
|
||
2
|
10
|
Dukungan pimpinan terhadap ketepatan waktu penyampaian
laporan
|
Dukungan
Pimpinan dan Alat
(X2)
|
11
|
Monitoring dan evaluasi oleh pimpinan satker terhadap
pelaksanaan SAI
|
||
19
|
Prosedur yang menjamin output direview oleh pimpinan
|
||
21
|
Ketersediaan komputer
|
||
27
|
Keandalan data base
|
||
28
|
Pengiriman laporan/data secara berjenjang
|
||
3
|
22
|
Ketersediaan ruangan
|
Fasilitas
(X3)
|
23
|
Ketersediaan perlengkapan
|
||
24
|
Anggaran
|
||
25
|
Ketersediaan insentif
|
||
26
|
Frekuensi pemberian insentif
|
||
4
|
12
|
Pembentukan tim khusus pelaksana SAI
|
Organisasi
Tim
(X4)
|
13
|
Pembagian tugas diantara tim SAI
|
||
14
|
Formalisasi pembentukan tim
|
||
15
|
Kejelasan uraian tugas anggota tim
|
||
5
|
16
|
Prosedur yang menjamin terotorisasinya dokumen
transaksi
|
Sistem
Pengendalian
(X5)
|
17
|
Prosedur yang menjamin seluruh transaksi telah diposting secara akurat
|
||
18
|
Tersimpannya sumber data yang memungkinkan dilakukan
rekonstruksi data
|
Sumber: Instrumen yang dikembangkan oleh penulis
Uji Normalitas Data
Pada hasil pengujian didapatkan nilai Kolmogorov
Smirnov Z = 1,124 dengan asymp. Sig.
(2-tailed) = 0,160 lebih besar dari signifikansi (a) sebesar 5%, maka dapat disimpulkan bahwa data
berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Pengujian mormalitas residual
dengan analisis grafik Normal Probability
Plot menunjukkan bahwa titik-titik nilai data terletak kurang lebih dalam
suatu garis lurus diagonal, dan pada grafik histogram nilai data mengikuti
kurva normal sehingga dapat disimpulkan bahwa data berasal dari sampel yang
terdistribusi normal.
Uji Regresi
Berdasarkan
faktor-faktor yang terbentuk yang terdiri dari lima variabel independen (SDM, Dukungan
Pimpinan dan Alat, Fasilitas, Organisasi, dan Sistem Pengendalian) selanjutnya
dilakukan uji regresi untuk mengetahui besar pengaruh masing-masing variabel
terhadap variabel dependen. Pada bagian ini akan dilakukan pengujian regresi
untuk mencari hubungan antara seluruh variabel independen (X1 – X5) dengan
variabel dependen yaitu variabel relevansi informasi (Ya) sebagai salah satu
karakteristik kualitas informasi. Pengujian
tidak dilakukan pada variabel independen yang lain yaitu Andal (Yb) dan Mudah
Dipahami (Yd) karena penilaian kualitas informasi hanya didapatkan dari
pimpinan satker yang merupakan pengguna internal. Penilaian dari pimpinan satker terhadap
keandalan dan kemudahan dipahami tidak bisa dianggap mewakili penilaian dari
pengguna yang lain seperti pihak pemeriksa/pengawas, lembaga donor, badan
legislatif, atau masyarakat pada umumnya.
a. Uji
Signifikansi Parameter Individual (uji t statistik)
Besar
pengaruh masing-masing variabel X terhadap masing-masing variabel Y dan
signifikansinya dapat dilihat pada hasil uji t statistik sebagai berikut:
Tabel 4.5. : Hasil
Uji Signifikansi Individual (t Statistik)
Coefficientsa
|
||||||
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
T
|
Sig.
|
||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
3.111
|
.286
|
10.889
|
.000
|
|
Kemampuan SDM (X1)
|
.182
|
.074
|
.299
|
2.455
|
.016
|
|
Dukungan Pimp. & Alat (X2)
|
-.087
|
.104
|
-.129
|
-.830
|
.409
|
|
Fasilitas (X3)
|
.010
|
.048
|
.022
|
.202
|
.840
|
|
Organisasi Tim (X4)
|
.143
|
.065
|
.297
|
2.192
|
.031
|
|
Sistem Pengendalian (X5)
|
.042
|
.078
|
.064
|
.538
|
.592
|
|
a. Dependent Variable: Relevan (Ya)
|
||||||
Sumber: Data olahan SPSS
Berdasarkan
hasil analisis yang disajikan dalam tabel 4.5 dapat ditulis persamaan regresi
sebagai berikut:
KI relevan = 3.111 + 0,182 SDM – 0,087 DP + 0,010 Fas +
0,143 OT + 0,042 PS
Persamaan
regresi tersebut memperlihatkan koefisien regresi dari kemampuan SDM (X1), dukungan
pimpinan dan alat (X2), fasilitas (X3), organisasi tim (X4), sistem
pengendalian (X5) bertanda positif kecuali dukungan pimpinan yang bertanda
negatif. Ini berarti variabel independen
mempunyai pengaruh searah dengan variabel dependen artinya apabila nilai dari
variabel independen meningkat atau menurun maka akan mendorong menaikkan atau menurunkan
relevansi informasi akuntansi. Sedangkan
yang bertanda negatif berarti jika variabel independen mengalami kenaikan
justru akan menurunkan variabel dependen, dalam persamaan ini adalah dukungan
pimpinan.
Pada tabel
tersebut juga nampak bahwa variabel SDM mempunyai angka signifikansi sebesar
0,016, sedangkan variabel Organisasi Tim sebesar 0,031 atau kurang dari
0.05. Angka ini menunjukkan bahwa
variabel SDM dan Organisasi Tim berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas
informasi laporan keuangan satker terutama ditinjau dari relevansi informasi
yang dihasilkan SAI. Sedangkan tiga
variabel lainnya mempunyai angka signifikansi lebih dari 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa dukungan pimpinan, fasilitas, dan pengendalian sistem tidak
berpengaruh terhadap kualitas informasi terutama ditinjau dari relevansi
informasi yang dihasilkan SAI.
b. Uji Signifikansi Simultan (uji statistik F)
Hasil
uji statistik F untuk variabel Relevansi Informasi (Ya) menunjukkan bahwa nilai
signifikansi F hitung sebesar 0.000 lebih kecil dari pada signifikan yang
ditetapkan (α = 0,05). Berdasarkan hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel independen (sumber daya manusia dan
organisasi tim) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap relevansi
informasi sebagai indikator kualitas laporan keuangan satker.
c.
Koefisien
Determinasi (R2)
Nilai Adjusted R2
untuk variabel dependen Relevan (Ya) sebesar 0,209 yang berarti bahwa variabel
independen (sumber daya manusia, dan organisasi tim) mempunyai kontribusi
pengaruh terhadap variabel relevansi informasi laporan keuangan sebesar
20,9%. Sedangkan
sisanya sebesar 79,1% merupakan kontribusi variabel lain yang tidak terdapat di
dalam model regresi.
Uji Asumsi Klasik
a. Pengujian Multikolinearitas
Hasil perhitungan nilai tolerance sebesar 0,691 menunjukkan
tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar
variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) sebesar
1,447 juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada satu variabel independen yang
memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi
dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen
dalam model regresi.
b. Pengujian Autokorelasi
Nilai Durbin-Watson pada tabel
variabel Ya diperoleh angka sebesar 1,998.
Angka ini kemudian dibandingkan dengan Durbin-Watson Test
Bound atau DW
tabel dengan signifikansi (a) sebesar 5% yang menunjukkan bahwa angka tersebut
memenuhi kriteria du < d < 4-du. Oleh karena nilai Durbin-Watson lebih besar dari du dan kurang dari 4 - du,
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi positif atau negatif
antar variabel independen dalam model regresi.
b. Pengujian Heteroskedastisitas
Hasil uji park menunjukkan angka
signifikansi variabel X1 (kemampuan SDM) sebesar 0,543 sedangkan variabel X4
(Organisasi Tim) sebesar 0,915 atau tidak ada yang signifikan di bawah 5%,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
regresi dan model regresi tersebut layak untuk dipakai. Hasil ini didukung pula dengan Scatter Plots dimana titik-titik data
menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka nol (0) pada sumbu Y
yang menunjukkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
______________________________________________________________________
4. KESIMPULAN
Rangkuman Hasil Uji Regresi
Variabel
|
Relevan
(Ya)
|
|
Koefisien
|
Sig
|
|
Kemampuan SDM (X1)
|
0.182
|
0.016
|
Organisasi Tim (X4)
|
0.143
|
0.022
|
F
|
12.909
|
0.000
|
R Square
|
0.476
|
|
Adjusted R Square
|
0.209
|
|
Sumber: Data olahan SPSS
Berdasarkan tabel
rangkuman hasil uji regresi di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Variabel independen (kemampuan SDM dan
organisasi tim) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap
relevansi informasi sebagai karakteristik kualitas informasi.
2.
Kemampuan variabel
independen (kemampuan SDM dan organisasi tim) untuk menjelaskan variasi pada
variabel dependen relevansi informasi adalah sebesar 20,9%, sedangkan sisanya
dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
3.
Kemampuan sumber
daya manusia (X1)
Kemampuan
sumber daya manusia adalah kemampuan yang dimiliki oleh tim pelaksana SAI untuk
menghasilkan laporan keuangan yang memenuhi syarat kualitatif sesuai standar
akuntansi pemerintah yang telah ditetapkan. Sesuai dengan persepsi responden bahwa
kemampuan sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap
relevansi informasi sebagai indikator kualitas informasi laporan keuangan
satker. Hal ini mengindikasikan bahwa
jumlah keikutsertaan tim SAI dalam pelatihan terkait, pemahaman tim SAI
terhadap peraturan, dokumen sumber, jenis laporan, sanksi keterlambatan
penyampaian laporan, fungsi/cara kerja aplikasi, dan kemampuan penanganan
kesalahan dalam aplikasi sangat diperlukan agar relevansi informasi laporan
keuangan bisa diwujudkan.
4.
Organisasi Tim
(X4)
Sesuai
dengan persepsi responden bahwa pengorganisasian tim berpengaruh positif dan
signifikan terhadap relevansi informasi sebagai indikator kualitas informasi
laporan keuangan satker. Hal ini
mengindikasikan bahwa pembentukan tim khusus pelaksana SAI, pembagian tugas di
antara tim, dan kejelasan uraian tugas anggota tim sangat diperlukan agar
relevansi informasi laporan keuangan bisa diwujudkan.
Tim SAI dapat di
bentuk dengan melibatkan beberapa staf yang bertugas secara khusus sebagai
petugas akuntansi atau petugas verifikasi data/hasil dan operator
komputer. Dalam tim tersebut sangat
dibutuhkan koordinasi dan kerja sama dalam pengelolaan SAK dan SABMN sebagai
satu kesatuan laporan keuangan yang akan dihasilkan. Tidak berfungsinya pengorganisasian tim dalam
pelaksanaan kerja maka dapat menimbulkan penurunan kinerja yang berdampak pada
penurunan kualitas informasi yang dihasilkan.
Penyampaian laporan akan terlambat, informasi kemungkinan tidak lengkap
sehingga tidak mempunyai manfaat umpan balik dan manfaat prediktif.
5. SARAN
Untuk menghasilkan informasi laporan keuangan yang
berkualitas dibutuhkan sumber daya manusia yang juga berkualitas. Dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia terutama bagi tim pelaksana SAI pemberian pendidikan dan pelatihan
terkait perlu ditingkatkan. Intensitas
dan kualitas materi yang diberikan pada saat pelatihan, baik tentang pendalaman
ilmu akuntansi maupun sistem aplikasi juga perlu dioptimalkan. Pendidikan dan pelatihan ini sangat
dibutuhkan untuk mengatasi kelemahan ketidaksesuaian latar belakang pendidikan
tim SAI yang menunjukkan bahwa 79% dari mereka berlatar belakang non
akuntansi. Namun demikian untuk petugas akuntansi
dan verifikasi data maupun laporan diperlukan pengetahuan tentang akuntansi
pemerintahan yang memadai. Peningkatan
pemahaman secara umum terhadap informasi akuntansi yang dihasilkan SAI bagi
para pengguna informasi juga perlu untuk dilakukan.
Pengorganisasian tim SAI bisa dilakukan dengan
pembentukan tim khusus dengan pembagian tugas yang jelas sehingga jika ada
keterlambatan dalam penyampaian laporan atau penurunan kualitas laporan yang
dihasilkan dapat mudah dideteksi titik kelemahannya.
DAFTAR PUSTAKA
_______, Undang-Undang No. 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara.
_______, Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.
________, Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara.
________, Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah.
________, 2007. Petunjuk Penulisan Tesis. Yogyakarta:
Program Magister Sains Akuntansi, UGM.
Badan Pemeriksa Keuangan RI, 2007, Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan
Departemen Perhubungan Tahun 2006, Jakarta.
Badan Pemeriksa Keuangan RI, 2007, Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Komisi
Pemilihan Umum Tahun 2006, Jakarta.
Badan Pemeriksa Keuangan RI, 2007, Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan
Departemen Agama Tahun 2006, Jakarta.
Baridwan, Zaki, 1993, Sistem Informasi Akuntansi Ed.2, BPFE,
Yogyakarta
Departemen Keuangan, Peraturan Menteri Keuangan No.
59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
Ghozali, Imam, 2007, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program
SPSS, edisi 3, Badan Penerbit universitas Diponegoro, Semarang.
Hair, Joseph F., R.E. Anderson, R.L.
Tatham, dan W.C. Black, 2006, Multivariate
Data Analysis; With Reading, Mc
Millan Publishing Company.
Halim, Abdul, 2007, Akuntansi Sektor Publik; Akuntansi Keuangan Daerah, Salemba Empat,
Jakarta.
Hongjiang Xu, Jeretta H.N., G. Daryl
Nord, Binshan Lin, 2003, Key Issues of Accounting Information Quality
Management: Australian Case Studies, http://www.Emeraldinsight.com.
Krismiaji,
2002, Sistem Informasi Akuntansi, UPP AMP YKPN, Yogyakarta
Luciana S.A. dan Irmaya B., 2006, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi Pada Bank Umum Pemerintah di Wilayah Surabaya dan
Sidoarjo, almilia_spica@yahoo.com atau lucy@perbanas.edu.
Manao, Hekinus, 2007, Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Kementerian Negara/Lembaga di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional,
makalah disampaikan pada Rapat Kerja
Pengelolaan SAI dan Persiapan Penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2007, Yogyakarta .
Republik Indonesia , Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Romney, Paul John, Stainbart, 2004,
Information System Account, Prentiss Hall Salemba Empat, Jakarta.
Santoso, Singgih, 2005, Analisis Faktor dengan SPSS, PT. Elex
Media Komputindo, Jakarta
Sellitto, Carmine, Stephen Burgess, Paul
Hawking, 2007, Information Quality
Attributes Associated with RFID-Derived Benefits in the Retail SupplyChain, http://www.Emeraldinsight.com.
Sidharta, Lani, 1995, Sistem Informasi Bisnis: Pengantar Sistem
Informasi Bisnis, Elex Media Komputindo, Jakarta.
Sugiyono, 1999, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.
Tugiman, Hiro, 1996, Pengantar Audit Sistem Informasi, Penerbit
Kanisius, Yogyakarta
Widayat, dan Amirullah,
2002, Riset Bisnis, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Wilkinson, Joseph
W.,Cerullo, Michael J., Raval, Vasant, Wong-On-Wing Bernard, 1995, Accounting Information System, Fourth
Edition, John Wiley And Sons, Inc.
1 comments so far
bisa mnta file pdfnya gak mas?
EmoticonEmoticon