Saturday, June 7, 2014

KUMPULAN SKRIPSI AKUNTANSI TERBARU 2014 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS INFORMASI LAPORAN KEUANGAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS
INFORMASI LAPORAN KEUANGAN YANG DIHASILKAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI

(Studi pada Satuan Kerja di Wilayah Kerja KPPN Malang Tahun 2008)


INTISARI

Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) menyebutkan bahwa karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah adalah dipenuhinya prasyarat normatif yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan, dan mudah dipahami.  Penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan pemerintah pusat terutama laporan keuangan yang dihasilkan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) untuk satuan kerja di wilayah KPPN Malang.  Penelitian ini terdorong adanya bukti hasil audit BPK-RI terhadap kualitas LKPP selama 5 tahun terakhir yang selalu mendapat opini disclaimer. 
            Penelitian ini merupakan studi eksplorasi untuk mengetahui variabel-variabel independen sebagai pembentuk faktor yang mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan.  Eksplorasi juga dilakukan terhadap variabel dependen yaitu kualitas informasi untuk memastikan bahwa indikator terbentuk sesuai karakteristik kualitatif dalam SAP.



Data diperoleh dari 86 satuan kerja yang terdiri dari wakil tim SAI (86 orang) dan pimpinan satuan kerja (86 orang). Hasil statistik mengindikasikan bahwa kemampuan sumber daya manusia, dukungan pimpinan dan alat, fasilitas, organisasi tim, dan sistem pengendalian merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan yang dihasilkan SAI pada satuan kerja di wilayah kerja KPPN Malang.  Faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap relevansi informasi sebagai indikator kualitas informasi adalah faktor kemampuan sumber daya manusia dan pengorganisasian tim SAI. 

Kata kunci : Kualitas Informasi Laporan Keuangan, Kemampuan Sumber Daya Manusia, Dukungan Pimpinan dan Alat, Fasilitas, Organisasi Tim, dan Sistem Pengendalian.


ABSTRACT

            The Government Rule No. 24, 2005 for Government Accounting Standard (SAP) states that the qualitative characteristics of government financial report has to fulfil normative requirements namely relevant, reliable, comparable, and understandable.  The purpose of this research is to evaluate the factors affecting the quality of central government financial report information especially financial report produced by Sistem Akuntansi Instansi (SAI) for a particular work unit in KPPN Malang municipality. This research was encouraged by the BPK-RI auditing result on central government financial report (LKPP) quality which is always disclaimer opinion for the past 5 years.
            This research is an exploration study to evaluate independent variables as forming factors affecting the quality of financial report information. The exploration also evaluated dependent variables namely information quality to ensure that  the indicators formed relly on qualitative characteristics in SAP.
            The data was taken from 86 work units consisting of vice team of SAI (86 persons) and head of work unit (86 persons). The statistic result indicates that human resource ability, head and tool supporting, facility, organization team, and control system are factors affecting the quality of financial report information produced by SAI on the work unit in KPPN Malang municipality.  Factors affecting significantly for information quality are human resource ability and management of SAI team.

Key Words : Quality of Financial Report Information, Human Resource Ability, Head and Tool Supporting, Facility, Team Organization, and Control System

1.   PENDAHULUAN
Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Kualitas informasi dalam laporan keuangan pemerintah tersebut sangat dipengaruhi oleh kepatuhan terhadap standar akuntansi dan didukung oleh sebuah sistem akuntansi yang handal.
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) menyebutkan bahwa karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki, yakni:
a)      Relevan, yang berarti informasi harus memiliki feedback value, predictive value, tepat waktu dan lengkap
b)      Andal, yang berarti informasi harus memiliki karakteristik penyajian jujur, veriability, netralitas
c)      Dapat dibandingkan, berarti laporan keuangan dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya atau dibandingkan dengan laporan keuangan entitas lain.
d)     Dapat dipahami, berarti bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna.
Dalam rangka memenuhi kriteria kualitatif laporan keuangan tersebut di atas, pemerintah pusat mengembangkan sebuah Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP). SAPP akan menghasilkan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) yang akan diperiksa terlebih dahulu oleh BPK-RI sebelum diserahkan ke DPR.  SAPP terdiri dari dua sub sistem yaitu Sistem Akuntansi Pusat (SiAP) dan Sistem Akuntansi Instansi (SAI). SiAP akan menghasilkan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Sedangkan SAI menghasilkan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.
Oleh karena itu kualitas informasi LKPP dipengaruhi oleh implementasi SiAP dan SAI, karena pada dasarnya LKPP merupakan konsolidasi dari Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga. Audit yang dilakukan oleh BPK-RI atas LKPP selama 4 tahun terakhir (2004, 2005, 2006, 2007) selalu mendapatkan opini disclaimer. Dalam melakukan audit LKPP, BPK-RI menemukan beberapa kelemahan terkait dengan pelaksanaan SAPP khususnya implementasi SAI pada tingkat Kementerian, Eselon I, Wilayah maupun Satuan Kerja. Permasalahan dalam implementasi SAI pada umumnya terkait dengan permasalahan kualitas sumber daya manusia yang menjalankan SAI, kurangnya pemahaman terhadap SAI, lemahnya pengendalian internal, kurangnya komitmen dan dukungan pimpinan satuan kerja, tidak dibentuknya tim atau unit akuntansi pelaksana SAI, serta beberapa kelemahan lain yang berbeda antar satuan kerja.
Berdasarkan uraian tersebut rumusan masalah yang ingin dijawab dengan penelitian ini adalah:
1.  Indikator apa saja yang membentuk faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas infomasi Laporan Keuangan Satuan Kerja di wilayah kerja KPPN Malang?
2.  Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap kualitas informasi Laporan Keuangan Satuan Kerja di wilayah kerja KPPN Malang?
Tujuan Penelitian
1.      Untuk mendeskripsikan dan menganalisis indikator-indikator yang membentuk faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi Laporan Keuangan Satuan Kerja di wilayah kerja KPPN Malang.
2.      Untuk mendeskripsikan dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi Laporan Keuangan Satuan Kerja di wilayah kerja KPPN Malang.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberi tambahan bukti empiris pendukung terhadap teori dan hasil penelitian yang terdahulu terutama tentang kualitas informasi laporan keuangan sektor publik.
2.      Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan bahan pertimbangan kepada satuan kerja pemerintah dalam mengatasi kelemahan pelaksanaan SAI.

2.  LANDASAN TEORI

Konsep kualitas sistem informasi menurut Wilkinson (2000:18) dalam bukunya Accounting Information System adalah:
The value of information, and hence the soundness of decisions, can be affected by qualities that attach to the information. Useful information qualities are relevance, accuracy, timeliness, conciseness, clarity, quantifiability, consistency.
Definisi kualitas informasi tersebut dapat dijadikan dasar bahwa sebuah informasi dikatakan berkualitas jika informasi yang dihasilkan memiliki karakteristik: relevan, akurat, tepat waktu, ringkas, jelas, dapat diukur dan konsisten.  Lebih lanjut Wilkinson (2000:35) menyatakan bahwa kualitas informasi yang dihasilkan dari sebuah sistem informasi sangat tergantung pada resources inputs berupa: Manpower, Material, Facilities, Funds dan Data.
Menurut Lani Sidarta (1995:33-34) dalam bukunya Sistem Informasi Bisnis: Pengantar Sistem Informasi Bisnis, menyatakan bahwa karakteristik kualitas informasi terdiri atas kemengertian (understandability), hubungan (relevance), ketepatan waktu (timeliness), nilai perkiraan (predictive value) dan nilai umpan balik (feedback value), keabsahan (validity), keakuratan (accuracy), kelengkapan (completeness), kepastian (verifiability), kenetralan (neutrality), dapat dibandingkan (comparability), dan Konsisten (consistent). 
Hiro Tugiman (1996) dalam bukunya Audit Sistem Informasi, menyatakan bahwa kualitas informasi tergantung dari tiga hal yaitu akurat, tepat waktu, dan relevan.  Untuk menjamin kualitas informasi maka dibutuhkan pengendalian internal yang memadai, meliputi: organisasi, pemisahan fungsi, kepegawaian, pengendalian operasi, keamanan fisik dan logis, environmental control, pemulihan masalah, pengembangan dan pemeliharaan sistem, pengendalian perangkat keras, asuransi, siklus hidup pengembangan sistem.
Hongjiang Xu, et al. dalam jurnalnya yang berjudul “Key Issues of Accounting Information Quality Management: Australian Case Study” menyebutkan bahwa terdapat 4 (empat) komponen pokok yang berdampak pada kualitas informasi akuntansi yang meliputi human, system, organisational, and external issues.  Kemudian kualitas dapat dievaluasi menggunakan 4 (empat) atribut pokok yaitu accuracy, completeness, and consistency.
Karakteristik informasi yang berkualitas berdasarkan beberapa literatur dapat diidentifikasi sebagai berikut:



Tabel 2.1 : Ringkasan Karakteristik Kualitas Informasi Akuntansi
Kriteria
Teori*)
1
2
3
4
5
6
7
Relevan

-
Feedback Value






-
Predictive Value





-
Tepat waktu
-
Lengkap


Andal





-
Jujur/Dapat dipercaya





-
Dapat diverifikasi




-
Netralitas





Dapat dibandingkan





Dapat dipahami



Akurat



Ringkas






Jelas






Dapat dikuantifikasikan






Konsisten



Valid/Dapat diuji kebenarannya














*)  1: Standar Akuntansi Pemerintahan;  2: Wilkinson;  3: Lani Sidarta;
     4: Hiro Tugiman;  5: Hongjiang Xu;  6: Romney;  7: Krismiaji
Sumber:  disusun oleh penulis



3.     METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan studi eksplorasi yang menganalisis indikator-indikator yang membentuk faktor untuk variabel dependen dan variabel independen. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan Multivariate Analysis.
Populasi dan Pemilihan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah 169 satuan kerja yang berada di wilayah kerja KPPN Malang yang mencakup wilayah kota Malang, kota Pasuruan, Kota Batu, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Pasuruan.  Jenis satuan kerja terdiri atas satuan kerja pemerintah pusat dan satuan kerja pemerintah daerah yang memperoleh dana dari APBN dalam bentuk tugas pembantuan dan dekonsentrasi.  Sampel yang didapatkan berasal dari 91 satker, tetapi perolehan data melalui kuesioner menunjukkan bahwa hanya kuesioner dari 86 satker yang bisa dilakukan analisis.  

Teknik Analisis Data
1)   Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif data digunakan untuk mengetahui karakteristik variable yang diukur dari sejumlah indikator-indikator.
2)      Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan untuk memastikan alat ukur yang digunakan dalam peneltian sesuai dengan kebutuhan. Pengukuran validitas instrumen dilakukan dengan factor loading sebesar 0,4. Menurut Neuman (2000) dalam bukunya Social Research Methods dijelaskan bahwa validitas berarti terpercaya. Artinya seluruh jawaban responden berada tepat pada area jawaban yang tepat sasaran. Sedangkan reliabel berarti ketergantungan atau konsistensi. Dengan melakukan first order confirmatory factor analysis untuk masing-masing variabel akan diketahui indikator-indikator pembentuk variabel serta validitas dan reliabilitasnya.  Indikator dengan loading factor ≤ 0,4 atau p value lebih besar dari 0.05 maka tidak disertakan dalam model.
Item pertanyaan dalam instrumen penelitian disusun oleh peneliti dengan terlebih dahulu dilakukan uji kuesioner kepada 30 sampel. Pengujian validitas dan reliabilitas terhadap instrumen dilakukan untuk menjelaskan apakah instrumen yang disusun dapat digunakan pada setting penelitian.
Item pertanyaan untuk variabel dependen (variabel Y) dalam instrumen penelitian ini sebanyak 12 butir. Indikator variabel dikembangkan berdasarkan karakteristik kualitatif laporan keuangan yang tercantum dalam Standar Akuntansi Pemerintahan yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.  Hasil uji validitas menunjukkan bahwa item pertanyaan yang membentuk indikator kualitas informasi yaitu “dapat dibandingkan”, tidak mempunyai loading factor yang cukup sehingga dihilangkan dari seting penelitian selanjutnya.  Sedangkan item pertanyaan untuk variabel independen (variabel X) dalam instrumen penelitian ini sebanyak 29 butir.  Hasil uji validitas diketahui bahwa 11 dari 40 item pertanyaan yang diujicobakan memiliki loading factor yang tidak memenuhi rule of thumb yang ditentukan.  Hal ini menunjukkan bahwa instrumen penelitian yang terdiri dari beberapa item pertanyaan tidak semuanya dapat digunakan pada setting penelitian ini. Untuk item pertanyaan yang tidak memenuhi loading factor, sebagian dilakukan modifikasi agar pertanyaan tersebut lebih mudah dipahami oleh responden dan sebagian yang lain tidak digunakan.  Sehingga jumlah item pertanyaan yang digunakan dalam setting penelitian adalah sebanyak 36, yang terdiri atas 28 pertanyaan untuk variabel X dan 8 pertanyaan untuk variabel Y.
Hasil uji reliabilitas instrumen baik untuk variabel X maupun variabel Y menunjukkan bahwa nilai alpha cronbach memenuhi rule of thumb yang ditentukan yaitu lebih besar dari 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan cukup reliabel. 
3)      Analisis Faktor
Pada penelitian ini analisis faktor digunakan untuk mengetahui signifikansi indikator-indikator yang diduga membentuk faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan satuan kerja. Pendekatan yang digunakan dalam analisis faktor adalah exploratory, karena pada dasarnya indikator-indikator yang diidentifikasi, digali dari fenomena yang ada di lapangan.  Analisis faktor ini juga digunakan untuk menguji kesesuaian obrserved variabel dengan latent variabel.
4)      Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk menentukan apakah data sebaiknya diuji dengan dengan statistik parametrik atau non parametrik.  Uji ini dilakukan untuk menguji normalitas, heteroskedastisitas, multikolinearitas, dan autokorelasi data penelitian (Hair et al, 2006; Gujarati, 2003).  Pengujian ini perlu dilakukan karena adanya konsekuensi yang mungkin dapat terjadi jika asumsi tersebut tidak bisa dipenuhi. 
5)      Uji Regresi
Analisis regresi berganda dipergunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang diduga mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Satuan Kerja.  Faktor-faktor yang dimaksud ditentukan berdasar hasil analisis faktor dengan pendekatan exploratory yang dilakukan sebelumnya.  Pengujian terdiri atas uji Signifikansi Parameter Individual (uji statistik t),  Signifikansi Simultan (Uji Statistik F), dan Koefisien Determinasi (R2). 

4.   ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
       
Karakteristik Responden
Responden pada penelitian ini berasal dari 91 satker yang terdiri atas 91 responden adalah staf operator SAI yang mewakili Tim SAI dan 91 responden adalah pimpinan satker atau pihak internal pengguna informasi laporan keuangan.  Sebanyak 52% dari responden staf SAI berpendidikan terakhir Sarjana Strata satu (S1) sedangkan sebagian besar yang lain berpendidikan SMA. Sebagian besar dari mereka berlatar belakang pendidikan non akuntansi yaitu sebanyak 79%.  Rata-rata pernah mengikuti pelatihan maupun kegiatan sosialisasi yang berhubungan dengan SAI.  Sejumlah 70% dari mereka pernah mengikuti pelatihan minimal sebanyak dua kali. 




Tabel 4.1: Latar Belakang Pendidikan Staf/Tim SAI
Jenjang Pendidikan Terakhir
Responden
Latar Belakang Bidang Pendidikan
Jumlah
%
Ekonomi Akuntansi
Ekonomi Non Akuntansi
Sosial (selain Ekonomi)
Eksakta
Lainnya
S2
-
-





S1
47
52%
10
8
12
5
12
D3
12
13%
5
2
2
3
0
D2/D1
4
4%
0
1
0
1
2
SMA
28
31%
4
2
3
5
14
Jumlah
91
 Orang
19
13
17
14
28



21%
14%
19%
15%
31%
Berpendidikan Ekonomi Akuntansi
21%




Berpendidikan Non Akuntansi
79%
Sumber:  Perolehan data melalui kuesioner







Tabel 4.2.: Pengalaman Keikutsertaan dalam Pelatihan SAI
Jumlah Keikutsertaan dalam
Responden
Pelatihan SAI
Jumlah
%
> 3 kali
27
30%
3 kali
20
22%
2 kali
16
18%
1 kali
18
20%
Belum pernah
10
11%
Jumlah
91
Org
Sumber:  Perolehan data melalui kuesioner



Statistik Deskriptif
Dari hasil analisis statistik deskriptif diketahui bahwa jumlah data yang valid sehingga sah untuk dilakukan pengujian adalah sebanyak 86.  Semua variabel mempunyai nilai standar deviasi dibawah nilai rata-rata (SD<M), maka hal tersebut mengindikasikan tidak adanya outlier.  

Analisis Faktor
Analisis faktor dilakukan terhadap semua item pertanyaan, baik untuk variabel X (28 item) dan variabel Y (8 item).  Item pertanyaan variabel X diduga sebagai pembentuk faktor yang mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan satker sebagai variabel X.  Item pertanyaan tentang kualitas informasi laporan keuangan (variabel Y) juga dianalisis untuk memastikan bahwa item pertanyaan tersebut tepat membentuk karakteristik kualitas informasi sesuai yang tertera dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) yaitu relevan, andal, dan mudah dipahami. 
Hasil Analisis Faktor Variabel Y
Pertanyaan tentang kualitas informasi laporan keuangan yang dihasilkan SAI dijawab oleh pimpinan satker sebagai salah satu pengguna informasi tersebut.  Hasil analisis reliabilitas menunjukkan angka alpha cronbach’s sebesar 0,866 atau lebih besar dari yang disyaratkan yaitu sebesar 0,7.  Sedangkan tingkat validitas masing- masing item pertanyaan dan penamaan faktor yang terbentuk adalah sebagai berikut:



Tabel 4.3:  Hasil Uji Validitas dan reliabilitas Variabel Y
Item
Topik Pertanyaan
Factor Construct Validity
Penamaan Faktor
1
2
3
1
Informasi yang ada dalam laporan keuangan yang dihasilkan SAI telah sesuai dengan harapan atau kebutuhan.
0,826 (valid)


Relevan (Ya)
2
Laporan keuangan yang dihasilkan SAI dapat membantu dalam memperkirakan aktifitas yang berhubungan dengan keuangan pada periode berikutnya.
0,854 (valid)


3
Laporan keuangan selalu tersedia saat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.
0,729 (valid)


4
Setiap informasi dalam laporan keuangan disertai dengan penjelasan yang rinci sehingga kekeliruan dalam interpretasi dan penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.
0,681 (valid)


5
Informasi dalam laporan keuangan telah menggambarkan secara jujur semua transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan.

0,762 (valid)

Andal (Yb)
6
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.

0,699 (valid)

7
Seluruh informasi yang disajikan dalam laporan keuangan (Neraca, LRA, CALK) dapat dipahami dengan mudah.


0,756 (valid)
Mudah Dipahami (Yd)
8
Informasi dalam laporan Keuangan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang mudah dipahami.


0,767 (valid)
Sumber: Data olahan SPSS



Hasil analisis pada tabel 4.3.  membuktikan bahwa item pertanyaan variabel Y membentuk 3 faktor karakteristik kualitatif laporan keuangan sesuai standar akuntansi pemerintah yaitu relevan, andal, dan mudah dipahami.

Hasil Analisis Faktor Variabel X
Tahapan analisis faktor yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a.  Uji Korelasi Antar Variabel
Hasil analisis faktor didapatkan nilai KMO sebesar 0,824 yang menunjukkan bahwa item pertanyaan sudah cukup bagus untuk membentuk faktor dengan signifikansi 0.000.  Tetapi hasil uji Anti-Image Matrics Correlation yang menunjukkan nilai MSA (Measure of Sampling Adequacy) untuk item 1 (492a), item 2 (418a), dan item 20 (354a) tidak memenuhi rule of thumb sebesar 0,5.  Hal ini berarti item pertanyaan 1, 2, dan 20 mempunyai korelasi parsial antar variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lain kurang dari yang disyaratkan sehingga item pertanyaan tidak diprediksi atau dianalisis lebih lanjut (Singgih:20).
Hasil pengujian ulang atas semua item pertanyaan dengan menghilangkan item nomor 1, 2, dan 20 didapatkan nilai KMO and Barlett’s Test sebesar 0,852. Nilai tersebut menunjukkan angka di atas 0,5 yang berarti bahwa korelasi semua item pertanyaan untuk membentuk faktor sebesar 85,2% sudah cukup bagus dengan signifikansi jauh di bawah 0,05 yaitu 0,000.  Angka signifikansi tersebut menunjukkan bahwa antar item pertanyaan tidak terdapat korelasi sehingga secara keseluruhan bisa dianalisis lebih lanjut.
Selanjutnya hasil uji Anti-Image Matrics Correlation yang menunjukkan korelasi parsial antar variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lain, terlihat pada tabel 4.10. Angka korelasi yang bertanda a (arah diagonal dari kiri atas ke kanan bawah) menunjukkan MSA (Measure of Sampling Adequacy) dengan kriteria bahwa MSA > 0,5 yang berarti bahwa variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut (Singgih: 20).
b.      Penentuan Jumlah Faktor
Jumlah faktor yang terbentuk ditunjukkan dengan eigenvalues yang merupakan kepentingan relatif masing-masing faktor dalam menghitung varian dari 25 item pertanyaan yang ada.  Susunan eigenvalues selalu diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil, dengan kriteria bahwa angka dibawah 1 tidak digunakan dalam menghitung jumlah faktor yang terbentuk. Pada tabel skor eigenvalues nampak bahwa hanya lima faktor yang terbentuk, sehingga proses faktoring berhenti pada lima faktor saja.
Tabel Component matrix menunjukkan distribusi dua puluh lima item pertanyaan pada lima faktor yang terbentuk. Sedangkan angka-angka pada tabel adalah factor loadings, yang menunjukkan besar korelasi antara item pertanyaan dengan faktor 1 sampai dengan faktor 5.  Beberapa item mempunyai factor loading ganda sehingga tidak ada korelasi yang berbeda dengan jelas dan sulit memutuskan akan dimasukkan ke faktor mana.  Karenanya perlu dilakukan proses rotasi agar semakin jelas perbedaan sebuah item akan dimasukkan ke dalam faktor 1, 2, 3, 4 atau 5.  Metode rotasi yang digunakan dalam analisis faktor ini adalah orthogonal rotation varimax procedure.  Prosedur ini dilakukan dengan memutar sumbu faktor ke kanan sampai 90o sehingga meminimalkan jumlah variabel dengan muatan tinggi (high loading) pada suatu faktor dan untuk menghasilkan faktor-faktor yang tidak berkorelasi satu sama lain.  Hasil rotasi adalah sebagai berikut:



Tabel 4.4 :  Rotated Component Matrixa
Item
Component
Pertanyaan
1
2
3
4
5
Jumlah keikutsertaan dalam  pelatihan SAI
.590




Pemahaman peraturan terkait SAI
.744




Pemahaman jenis dokumen sumber
.727




Pemahaman jenis laporan yang dihasilkan
.769




Pemahaman sanksi keterlambatan penyampain lap.
.693
.499



Pemahaman fungsi dan cara kerja aplikasi
.801




Pemahaman ttg penanganan kesalahan dlm aplikasi
.745




Dukungan pimpinan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan

.738



Monitoring dan evaluasi oleh pimpinan satker terhadap pelaksanaan SAI

.616


.402
Pembentukan tim khusus pelaksana SAI

.412

.649

Pembagian tugas diantara tim SAI



.765

Formalisasi pembentukan tim



.638

Kejelasan uraian tugas anggota tim



.698

Prosedur yg menjamin terotorisasinya dok. transaksi




.800
Prosedur yang menjamin seluruh transaksi telah diposting secara akurat




.799
Tersimpannya sumber data yang memungkinkan dilakukan rekonstruksi data




.758
Prosedur yang menjamin output direview pimpinan

.631



Ketersediaan komputer

.483
.420


Ketersediaan ruangan


.525


Ketersediaan perlengkapan


.554


Anggaran


.811


Ketersediaan insentif


.915


Frekuensi pemberian insentif


.913


Keandalan data base

.661



Pengiriman laporan/data secara berjenjang

.454






Component Matrix hasil dari proses rotasi memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata.  Dua puluh lima item pertanyaan membentuk lima faktor dengan validity construct yang cukup di atas 0,4.  Angka loading tertinggi menentukan bagi item pertanyaan untuk dikelompokkan ke faktor tertentu, terutama untuk item yang mempunyai loading ganda di dua faktor.  
Dengan demikian, 25 item pertanyaan telah direduksi menjadi lima faktor.  Selanjutnya lima faktor yang terbentuk diberi nama atau label yang mengacu pada beberapa teori dan penelitian terdahulu, dengan nama sebagai berikut:




Faktor
Item
Variabel
Penamaan faktor
1
3
Jumlah keikutsertaan dalam  pelatihan SAI
Kemampuan Sumber Daya Manusia
(X1)
4
Pemahaman peraturan terkait SAI
5
Pemahaman jenis dokumen sumber
6
Pemahaman jenis laporan yang dihasilkan
7
Pemahaman sanksi keterlambatan penyampaian laporan
8
Pemahaman fungsi dan cara kerja aplikasi
9
Pemahaman tentang penanganan kesalahan dalam aplikasi
2
10
Dukungan pimpinan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
Dukungan Pimpinan dan Alat
(X2)
11
Monitoring dan evaluasi oleh pimpinan satker terhadap pelaksanaan SAI
19
Prosedur yang menjamin output direview oleh pimpinan
21
Ketersediaan komputer
27
Keandalan data base
28
Pengiriman laporan/data secara berjenjang
3
22
Ketersediaan ruangan
Fasilitas
(X3)
23
Ketersediaan perlengkapan
24
Anggaran
25
Ketersediaan insentif
26
Frekuensi pemberian insentif
4
12
Pembentukan tim khusus pelaksana SAI
Organisasi Tim
(X4)
13
Pembagian tugas diantara tim SAI
14
Formalisasi pembentukan tim
15
Kejelasan uraian tugas anggota tim
5
16
Prosedur yang menjamin terotorisasinya dokumen transaksi
Sistem Pengendalian
(X5)
17
Prosedur yang menjamin seluruh transaksi telah diposting secara akurat
18
Tersimpannya sumber data yang memungkinkan dilakukan rekonstruksi data
Sumber:  Instrumen yang dikembangkan oleh penulis



Uji Normalitas Data
Pada hasil pengujian didapatkan nilai Kolmogorov Smirnov Z = 1,124 dengan asymp. Sig. (2-tailed) = 0,160 lebih besar dari signifikansi (a) sebesar 5%, maka dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Pengujian mormalitas residual dengan analisis grafik Normal Probability Plot menunjukkan bahwa titik-titik nilai data terletak kurang lebih dalam suatu garis lurus diagonal, dan pada grafik histogram nilai data mengikuti kurva normal sehingga dapat disimpulkan bahwa data berasal dari sampel yang terdistribusi normal. 

Uji Regresi
Berdasarkan faktor-faktor yang terbentuk yang terdiri dari lima variabel independen (SDM, Dukungan Pimpinan dan Alat, Fasilitas, Organisasi, dan Sistem Pengendalian) selanjutnya dilakukan uji regresi untuk mengetahui besar pengaruh masing-masing variabel terhadap variabel dependen. Pada bagian ini akan dilakukan pengujian regresi untuk mencari hubungan antara seluruh variabel independen (X1 – X5) dengan variabel dependen yaitu variabel relevansi informasi (Ya) sebagai salah satu karakteristik kualitas informasi.  Pengujian tidak dilakukan pada variabel independen yang lain yaitu Andal (Yb) dan Mudah Dipahami (Yd) karena penilaian kualitas informasi hanya didapatkan dari pimpinan satker yang merupakan pengguna internal.  Penilaian dari pimpinan satker terhadap keandalan dan kemudahan dipahami tidak bisa dianggap mewakili penilaian dari pengguna yang lain seperti pihak pemeriksa/pengawas, lembaga donor, badan legislatif, atau masyarakat pada umumnya.
a. Uji Signifikansi Parameter Individual (uji t statistik)
Besar pengaruh masing-masing variabel X terhadap masing-masing variabel Y dan signifikansinya dapat dilihat pada hasil uji t statistik sebagai berikut:



Tabel 4.5. : Hasil Uji Signifikansi Individual (t Statistik)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
3.111
.286

10.889
.000
Kemampuan SDM (X1)
.182
.074
.299
2.455
.016
Dukungan Pimp. & Alat (X2)
-.087
.104
-.129
-.830
.409
Fasilitas (X3)
.010
.048
.022
.202
.840
Organisasi Tim (X4)
.143
.065
.297
2.192
.031
Sistem Pengendalian (X5)
.042
.078
.064
.538
.592
a. Dependent Variable: Relevan (Ya)
Sumber:  Data olahan SPSS



Berdasarkan hasil analisis yang disajikan dalam tabel 4.5 dapat ditulis persamaan regresi sebagai berikut:
KI relevan = 3.111 + 0,182 SDM – 0,087 DP + 0,010 Fas + 0,143 OT + 0,042 PS
Persamaan regresi tersebut memperlihatkan koefisien regresi dari kemampuan SDM (X1), dukungan pimpinan dan alat (X2), fasilitas (X3), organisasi tim (X4), sistem pengendalian (X5) bertanda positif kecuali dukungan pimpinan yang bertanda negatif.  Ini berarti variabel independen mempunyai pengaruh searah dengan variabel dependen artinya apabila nilai dari variabel independen meningkat atau menurun maka akan mendorong menaikkan atau menurunkan relevansi informasi akuntansi.  Sedangkan yang bertanda negatif berarti jika variabel independen mengalami kenaikan justru akan menurunkan variabel dependen, dalam persamaan ini adalah dukungan pimpinan. 
Pada tabel tersebut juga nampak bahwa variabel SDM mempunyai angka signifikansi sebesar 0,016, sedangkan variabel Organisasi Tim sebesar 0,031 atau kurang dari 0.05.  Angka ini menunjukkan bahwa variabel SDM dan Organisasi Tim berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan satker terutama ditinjau dari relevansi informasi yang dihasilkan SAI.  Sedangkan tiga variabel lainnya mempunyai angka signifikansi lebih dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa dukungan pimpinan, fasilitas, dan pengendalian sistem tidak berpengaruh terhadap kualitas informasi terutama ditinjau dari relevansi informasi yang dihasilkan SAI. 
b. Uji Signifikansi Simultan (uji statistik F)   
Hasil uji statistik F untuk variabel Relevansi Informasi (Ya) menunjukkan bahwa nilai signifikansi F hitung sebesar 0.000 lebih kecil dari pada signifikan yang ditetapkan (α = 0,05).  Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel independen (sumber daya manusia dan organisasi tim) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap relevansi informasi sebagai indikator kualitas laporan keuangan satker.
c.       Koefisien Determinasi (R2)
Nilai Adjusted R2 untuk variabel dependen Relevan (Ya) sebesar 0,209 yang berarti bahwa variabel independen (sumber daya manusia, dan organisasi tim) mempunyai kontribusi pengaruh terhadap variabel relevansi informasi laporan keuangan sebesar 20,9%.  Sedangkan sisanya sebesar 79,1% merupakan kontribusi variabel lain yang tidak terdapat di dalam model regresi.

Uji Asumsi Klasik
a.   Pengujian Multikolinearitas

Hasil perhitungan nilai tolerance sebesar 0,691 menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) sebesar 1,447 juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10.  Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.
b.   Pengujian Autokorelasi
Nilai Durbin-Watson pada tabel variabel Ya diperoleh angka sebesar 1,998.  Angka ini kemudian dibandingkan dengan Durbin-Watson Test Bound atau DW tabel dengan signifikansi (a) sebesar 5% yang menunjukkan bahwa angka tersebut memenuhi kriteria du < d < 4-du.  Oleh karena nilai Durbin-Watson  lebih besar dari du dan kurang dari 4 - du, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi positif atau negatif antar variabel independen dalam model regresi.

b.   Pengujian Heteroskedastisitas
Hasil uji park menunjukkan angka signifikansi variabel X1 (kemampuan SDM) sebesar 0,543 sedangkan variabel X4 (Organisasi Tim) sebesar 0,915 atau tidak ada yang signifikan di bawah 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi dan model regresi tersebut layak untuk dipakai.  Hasil ini didukung pula dengan Scatter Plots dimana titik-titik data menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka nol (0) pada sumbu Y yang menunjukkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.


______________________________________________________________________

4.   KESIMPULAN



Rangkuman Hasil Uji Regresi
Variabel
Relevan (Ya)
Koefisien
Sig
Kemampuan SDM (X1)
0.182
0.016
Organisasi Tim (X4)
0.143
0.022
F
12.909
0.000
R Square
0.476
Adjusted R Square
0.209
Sumber: Data olahan SPSS

Berdasarkan tabel rangkuman hasil uji regresi di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1.   Variabel independen (kemampuan SDM dan organisasi tim) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap relevansi informasi sebagai karakteristik kualitas informasi.
2.      Kemampuan variabel independen (kemampuan SDM dan organisasi tim) untuk menjelaskan variasi pada variabel dependen relevansi informasi adalah sebesar 20,9%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
3.      Kemampuan sumber daya manusia (X1)
Kemampuan sumber daya manusia adalah kemampuan yang dimiliki oleh tim pelaksana SAI untuk menghasilkan laporan keuangan yang memenuhi syarat kualitatif sesuai standar akuntansi pemerintah yang telah ditetapkan.  Sesuai dengan persepsi responden bahwa kemampuan sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap relevansi informasi sebagai indikator kualitas informasi laporan keuangan satker.  Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah keikutsertaan tim SAI dalam pelatihan terkait, pemahaman tim SAI terhadap peraturan, dokumen sumber, jenis laporan, sanksi keterlambatan penyampaian laporan, fungsi/cara kerja aplikasi, dan kemampuan penanganan kesalahan dalam aplikasi sangat diperlukan agar relevansi informasi laporan keuangan bisa diwujudkan.  
4.      Organisasi Tim (X4)
Sesuai dengan persepsi responden bahwa pengorganisasian tim berpengaruh positif dan signifikan terhadap relevansi informasi sebagai indikator kualitas informasi laporan keuangan satker.  Hal ini mengindikasikan bahwa pembentukan tim khusus pelaksana SAI, pembagian tugas di antara tim, dan kejelasan uraian tugas anggota tim sangat diperlukan agar relevansi informasi laporan keuangan bisa diwujudkan.
Tim SAI dapat di bentuk dengan melibatkan beberapa staf yang bertugas secara khusus sebagai petugas akuntansi atau petugas verifikasi data/hasil dan operator komputer.  Dalam tim tersebut sangat dibutuhkan koordinasi dan kerja sama dalam pengelolaan SAK dan SABMN sebagai satu kesatuan laporan keuangan yang akan dihasilkan.  Tidak berfungsinya pengorganisasian tim dalam pelaksanaan kerja maka dapat menimbulkan penurunan kinerja yang berdampak pada penurunan kualitas informasi yang dihasilkan.  Penyampaian laporan akan terlambat, informasi kemungkinan tidak lengkap sehingga tidak mempunyai manfaat umpan balik dan manfaat prediktif. 

5.   SARAN
Untuk menghasilkan informasi laporan keuangan yang berkualitas dibutuhkan sumber daya manusia yang juga berkualitas.  Dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia terutama bagi tim pelaksana SAI pemberian pendidikan dan pelatihan terkait perlu ditingkatkan.  Intensitas dan kualitas materi yang diberikan pada saat pelatihan, baik tentang pendalaman ilmu akuntansi maupun sistem aplikasi juga perlu dioptimalkan.  Pendidikan dan pelatihan ini sangat dibutuhkan untuk mengatasi kelemahan ketidaksesuaian latar belakang pendidikan tim SAI yang menunjukkan bahwa 79% dari mereka berlatar belakang non akuntansi.  Namun demikian untuk petugas akuntansi dan verifikasi data maupun laporan diperlukan pengetahuan tentang akuntansi pemerintahan yang memadai.  Peningkatan pemahaman secara umum terhadap informasi akuntansi yang dihasilkan SAI bagi para pengguna informasi juga perlu untuk dilakukan.
Pengorganisasian tim SAI bisa dilakukan dengan pembentukan tim khusus dengan pembagian tugas yang jelas sehingga jika ada keterlambatan dalam penyampaian laporan atau penurunan kualitas laporan yang dihasilkan dapat mudah dideteksi titik kelemahannya.




DAFTAR PUSTAKA

_______, Undang-Undang  No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
_______, Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
________, Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
________, Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
________, 2007. Petunjuk Penulisan Tesis. Yogyakarta: Program Magister Sains Akuntansi, UGM.
Badan Pemeriksa Keuangan RI, 2007, Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Departemen Perhubungan Tahun 2006, Jakarta.
Badan Pemeriksa Keuangan RI, 2007, Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Komisi Pemilihan Umum Tahun 2006, Jakarta.
Badan Pemeriksa Keuangan RI, 2007, Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Departemen Agama Tahun 2006, Jakarta.
Baridwan, Zaki, 1993, Sistem Informasi Akuntansi Ed.2, BPFE, Yogyakarta
Departemen Keuangan, Peraturan Menteri Keuangan No. 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
Ghozali, Imam, 2007, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, edisi 3, Badan Penerbit universitas Diponegoro, Semarang.
Hair, Joseph F., R.E. Anderson, R.L. Tatham, dan W.C. Black, 2006, Multivariate Data Analysis; With Reading,  Mc Millan Publishing Company.
Halim, Abdul, 2007, Akuntansi Sektor Publik; Akuntansi Keuangan Daerah, Salemba Empat, Jakarta.
Hongjiang Xu, Jeretta H.N., G. Daryl Nord, Binshan Lin, 2003,  Key Issues of Accounting Information Quality Management: Australian Case Studies, http://www.Emeraldinsight.com.
Krismiaji, 2002, Sistem Informasi Akuntansi, UPP AMP YKPN, Yogyakarta
Luciana S.A. dan Irmaya B., 2006, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Bank Umum Pemerintah di Wilayah Surabaya dan Sidoarjoalmilia_spica@yahoo.com atau lucy@perbanas.edu.
Manao, Hekinus, 2007, Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional, makalah disampaikan pada  Rapat Kerja Pengelolaan SAI dan Persiapan Penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2007, Yogyakarta.
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Romney, Paul John, Stainbart, 2004, Information System Account, Prentiss Hall Salemba Empat, Jakarta.
Santoso, Singgih, 2005, Analisis Faktor dengan SPSS, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta
Sellitto, Carmine, Stephen Burgess, Paul Hawking, 2007, Information Quality Attributes Associated with RFID-Derived Benefits in the Retail SupplyChain, http://www.Emeraldinsight.com.
Sidharta, Lani, 1995, Sistem Informasi Bisnis: Pengantar Sistem Informasi Bisnis, Elex Media Komputindo, Jakarta.
Sugiyono, 1999, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.
Tugiman, Hiro, 1996, Pengantar Audit Sistem Informasi, Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Widayat, dan Amirullah, 2002, Riset Bisnis, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Wilkinson, Joseph W.,Cerullo, Michael J., Raval, Vasant, Wong-On-Wing Bernard, 1995, Accounting Information System, Fourth Edition, John Wiley And Sons, Inc.





1 comments so far

bisa mnta file pdfnya gak mas?


EmoticonEmoticon