Abstract: This research aimed
to test influence of the Ownership Structure, Profitability, Asset growth, and Size measure of firm to Capital
Structure. This Research was limited only manufacturing company which had gone public in Jakarta Stock Exchange.
This research was conducted by taking secondary data. Population in this
research was manufacturing company obtained
from share which was listed and “go public” in Jakarta Stock Exchange period
2002- 2005. The intake technique was random sampling, and the obtained data was
38 companies. Result of analysis or T
test in this research indicated that the ownership structure, asset growth, and size of company were significant or accepted.
Only unprovable profitability was refused. While result F test showed that independent variable had an effect on the
significance to Capital Structure of
company in significance level 5%, and variable of size of company in
significance level 10%.
Keywords: capital structure,
profitability, ownership structure, size, growth of asset
Modal sangat dibutuhkan dalam
membangun dan menjamin kelangsungan perusahaan,
di samping sumber daya, mesin, material sebagai
faktor pendukung. Suatu usaha pasti membutuhkan modal apalagi perusahaan tersebut berniat untuk melakukan ekspansi. Oleh karena itu, perusahaan harus
menentukan berapa besarnya modal yang dibutuhkan
untuk memenuhi atau membiayai usahanya.
Kebutuhan dari dana itu sendiri dapat
diambil dari berbagai
sumber dan mempunyai jenis yang berbeda-beda. Pada dasarnya
modal dibagi atas dua tipe yaitu ekuitas (modal sendiri) dan utang (debt). Bauran dari relatif keduanya
(ekuitas dan utang), dalam struktur pendanaan jangka panjang suatu
perusahaan disebut sebagai struktur modal perusahaan (Brigham,
1999).
Dalam menjalankan perusahaan, biasanya pemilik
melimpahkan pada pihak lain, yaitu manajer. Salah satu
keputusan penting yang dihadapi oleh manajer keuangan dalam kaitannya dengan
kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan
atau keputusan struktur modal yaitu suatu keputusan keuangan yang berhubungan
dengan komposisi utang, saham preferen dan saham biasa yang harus
digunakan oleh perusahaan. Manajer harus mampu menghimpun
dana baik yang bersumber dari dalam perusahaan maupun dari
luar perusahaan secara efisien, dalam arti keputusan pendanaan tersebut merupakan keputusan
pendanaan yang mampu meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. Biaya modal yang timbul dari keputusan pendanaan tersebut merupakan konsekuensi yang secara langsung timbul dari keputusan yang dilakukan manajer. Ketika manajer menggunakan hutang, jelas biaya modal yang timbul sebesar biaya bunga yang dibebankan oleh kreditur sedangkan jika manajer menggunakan dana internal atau dana sendiri akan timbul oppurtunity
cost dari dana atau modal sendiri yang digunakan.
Keputusan pendanaan yang dilakukan secara tidak cermat akan menimbulkan biaya
tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi,
yang selanjutnya dapat berakibat pada
rendahnya profitabilitas perusahaan.
Keputusan struktur modal secara langsung juga berpengaruh
terhadap besarnya risiko yang ditanggung pemegang saham serta
besarnya tingkat pengembalian atau tingkat keuntungan yang
diharapkan. (Brigham dan Houston, 2001). Keputusan struktur
modal yang diambil oleh manajer tersebut tidak saja berpengaruh terhadap
profitabilitas perusahaan, tetapi juga berpengaruh terhadap
risiko keuangan yang dihadapi perusahaan. Risiko keuangan tersebut meliputi kemungkinan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya dan kemungkinan tidak tercapainya laba yang ditargetkan perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut tampak bahwa keputusan struktur modal merupakan keputusan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Banyak
faktor yang mempengaruhi keputusan manajer dalam menentukan struktur modal
perusahaan. Menurut Flydenberg (2004), struktur modal dipengaruhi oleh aktiva tetap
(fixed
asset),
kemampu labaan (profitability), risiko (risk),
ukuran perusahaan (size),
pajak (tax shield), struktur kepemilikan
perusahaan (ownership/system affiliation),
pertumbuhan (growth). Penelitian yang dilakukan
Ang et al. (2000), ternyata agency
cost dan ownership structure
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Prabansari dan Hadri
(2005), bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh
positif signifikan dan struktur kepemilikan
juga mempunyai pengaruh positif signifikan
terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Paramu (2006), bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap struktur modal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara struktur kepemilikan, profitabilitas, pertumbuhan aktiva dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal perusahaan.
STRUKTUR
KEPEMILIKAN
(principal)
dan manager (agent) tidak selalu sejalan, sumber
daya perusahaan akan dipergunakan secara tidak efisien oleh
manajer. Sejalan dengan teori Berle dan Means ini, Jensen dan
Mackeling (1976) mengemukakan bahwa semakin besar kepemilikan oleh
manajemen (managerial ownership), maka semakin
berkurang kecen-derungan manajemen untuk tidak
mengop-timalkan penggunaan sumber daya yang dapat meningkatkan
nilai perusahaan. Dimana tindakan manajer yang merupakan bagian dari
struktur kepemilikan akan berdampak terhadap keputusan
pendanaan, apakah perusahaan tersebut meningkatkan nilai perusahaan
dengan mengambil dana dari luar perusahaan atau dana
dari dalam perusahaan. Dengan kata lain keputusan pendanaan (struktur modal)
melibatkan para pemilik saham perusahaan atau pemilik
perusahaan (principal) yang merupakan
bagian dari struktur kepemilikan. Penelitian yang
dilakukan oleh Prabansari dan Hadri (2005), bahwa struktur
kepemilikan mempunyai pengaruh yang positif terhadap struktur modal perusahaan.
Penelitian yang dilakukan Paramu (2006), yang menguji
pada sektor Industri Dasar Kimia dan Perdagangan Jasa dan
Investasi, bahwa struktur kepemilikan yang terdiri dari kepemilikan internal,
eksternal, maupun kepemilikan institusional mempunyai pengaruh
yang positif terhadap struktur modal. Penelitian yang dilakukan oleh
Braislsforda et al. (1999) bahwa antara
struktur kepemilikan dan struktur modal mempunyai hubungan
yang positif signifikan. Teori agensi mempunyai pengaruh yang
cukup besar terhadap para pemegang saham atau kepemilikan saham sehingga
berdampak pada keputusan pendanaan dari suatu perusahaan (struktur
modal). Penelitian yang dilakukan Huang
dan Frank (2002), meneliti tentang faktor-faktor dari struktur
modal studi kasus dari fakta-fakta yang ada yang di China, menemukan bahwa
pajak, ukuran perusahaan, aktiva tetap, pajak dan struktur
kepemilikan mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap struktur
modal.
PROFITABILITAS
TINGKAT
PERTUMBUHAN
Penelitian yang dilakukan
oleh Balakhrisnan dan Isaac (1 993),
mengutip penelitian dari Prabansari dan
Hadri (2005) terhadap 295 perusahaan industri di
Amerika Serikat menunjukkan bahwa pertumbuhan
aktiva berpengaruh positif terhadap struktur
modal. Penelitian yang dilakukan oleh Prabansari
dan Hadri (2005) terhadap perusahaan manufaktur
yang go public
sebanyak 97 perusahaan menunjukkan bahwa
pertumbuhan aktiva berpengaruh positif
terhadap struktur modal. Dari penelitian
tersebut dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi
pertumbuhan aktiva maka akan semakin tinggi
struktur modalnya.
UKURAN PERUSAHAAN
Ukuran
perusahaan merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan
perusahaan dalam menentukan berapa besar
kebijakan keputusan pendanaan
(struktur modal) dalam memenuhi ukuran atau
besarnya aset perusahaan. Jika perusahaan semakin besar maka semakin
besar pula dana yang akan dikeluarkan, baik
itu dari kebijakan hutang atau modal
sendiri (equity) dalam mempertahankan atau mengembangkan
perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh
Paramu (2006) terhadap seluruh sektor atau
semua perusahaan yang ada di BEJ (Bursa Efek Jakarta)
menunjukkan adanya hubungan yang positif dari
semua sektor terhadap struktur modal. Hal ini mengindikasikan
bahwa semakin besar perusahaan semakin besar
pula perusahaan tersebut menggunakan
debt financing pada periode yang akan datang.
Menurut
teori, arah pengaruh ini adalah masuk
akal. Semakin besar ukuran perusahaan akan meningkatkan
kemampuan collateral. Seiring dengan peningkatan collateral ini,
kapasitas perusahaan untuk melakukan debt
financing menjadi lebih besar. Struktur modal
dalam perusahaan berkaitan erat dengan investasi sehingga dalam hal ini akan menyangkut sumber dana yang akan digunakan untuk proyek tersebut. Sumber dana itu pada dasarnya terdiri dari penerbitan saham (equity
financing), penerbit obligasi (debt
financing) dan laba ditahan (retained earning). Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh Prabansari dan Hadri (2005), Huang dan Frank (2002), menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap
struktur modal perusahaan.
H1 : Struktur kepemilikan mempunyai pengaruh positif
terhadap struktur modal.
H2 : Profitabilitas mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal.
H3 : Pertumbuhan aktiva mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal
H4 : Ukuran perusahaan (size) mempunyai pengaruh yang positif terhadap struktur modal.
METODE
Variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen yaitu struktur
modal dan variabel independen yang terdiri dari struktur
kepemilikan, profitabilitas, pertumbuhan aktiva dan ukuran
perusahaan yang didefinisikan dan diukur sebagai berikut:
Variabel Dependen
Struktur
modal, mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Prabansari dan Hadri (2006), struktur modal dalam penelitian ini adalah perbandingan antara hutang jangka panjang perusahaan (long
term debt) dengan total aktiva (total
assets), atau dapat dituliskan sebagai berikut:
Variabel Independen
Struktur
kepemilikan (ownership structure) adalah struktur kepemilikan saham, yaitu perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki oleh “orang dalam” (insider
ownership) dengan jumlah saham yang dimiliki oleh investor (Prabansari dan Hadri, 2005) struktur kepemilikan dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:
Struktur Kepemilikan
Jumlah saham yang dimiliki oleh insider
Prof
itabi l itas (profitability) ada l ah kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba. Ukuran
profitabilitas yang digunakan dalam penelitian
mengacu pada penelitian Prabansari dan Had
ri (2006) yaitu mengg unakan net
profit margin sebagai ukuran profitabilitas. Net profit margin dihitung
sebagai berikut:
Net
Profit Margin
|
Laba setelah pajak
|
Penjualan neto
|
Pertumbuhan aset adalah
perubahan (peningkatan atau penurunan) total aktiva yang dimiliki
oleh perusahaan. Pertumbuhan aset dihitung sebagai persentase
perubahan aset pada tahun tertentu terhadap tahun sebelumnya (Prabansari
dan Hadri, 2005)
Asset
tahunasset tahun
t
|
t1
|
Ukuran perusahaan
merupakan ukuran atau besarnya aset yang
dimiliki perusahaan. Dalam penelitian ini,
pengukuran terhadap ukuran perusahaan mengacu
pada penelitian Prabansari dan Hadri (2005),
dimana ukuran perusahaan diproksi dengan nilai
logaritma dari total aktiva, atau dapat
dituliskan sebagai berikut:
Ukuran perusahaan = log
(total aktiva)
Metode
analisis data yang digambarkan dalam penelitian
ini adalah menggunakan model regresi linear
berganda. Model yang digunakan adalah :
Yt = 0 + 1 X1t-1 + 2 X2t -1+ 3 X3t -1+ 4 X4t1 + µt
Dimana:
i : Koefisien variabel
Yt : Struktur modal perusahaan i pada tahun t
X1t-1 : Struktur kepemilikan i pada tahun t-1 X2t -1: Profitabilitas perusahaan i pada tahun t-1 X3t -1: Pertumbuhan aktiva i pada tahun t-1 X4t-1 : Ukuran perusahaan i pada tahun t-1
µt : Disturbance
error pada periode t
Tujuan pengujian regresi
adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh
stuktur kepemilikan, profitabilitas, pertumbuhan aktiva dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal. Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan diuji dengan uji F, sedangkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan uji T.
Analisis
Deskriptif
Tabel 1. Hasil
Perhitungan Mean dan Standar Deviasi dari Variabel-variabel Penelitian
Variabel Penelitian
|
N
|
Minimum
|
Maximum
|
Mean
|
Std.
Dev.
|
Struktur Modal (Yt)
|
76
|
0.0047
|
2.4487
|
0.1905
|
0.3029
|
Struktur Kepemilikan
(X1t-1)
|
76
|
0.0001
|
2.5614
|
0.2549
|
0.5161
|
Profitabilitas (X2t-1)
|
76
|
-0.4770
|
0.3609
|
-0.0038
|
0.1250
|
Pertumbuhan Aktiva
(X3t-1)
|
76
|
-0.8510
|
1.7383
|
0.1207
|
0.4116
|
Ukuran Perusahaan
(X4t-1) (LogTA)
|
76
|
4.4884
|
7.3137
|
5.6594
|
0.5257
|
Sumber : Hasil olah data
SPSS
Hasil pengujian terhadap model regresi berganda terhadap faktor-faktor yang mem pengaruhi struktur modal pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil analisis regresi dapat ditunjukkan pada Tabel 2.
Variabel
|
Koef. Regresi
(b) |
Standar Error
(Seb) |
t
hitung |
Sig-t
|
(Constant)
|
-0.510
|
0.356
|
-1.432
|
|
Struktur Kepemilikan
(X1t-1)
|
0.250
|
0.066
|
3.774
|
0.000**
|
Prof itabilitas
(X2t-1)
|
-0.069
|
0.241
|
-0.287
|
0.775
|
Pertumbuhan Aktiva
(X3t-1)
|
0.218
|
0.078
|
2.809
|
0.006**
|
Ukuran Perusahaan
(X4t-1) (LogTA)
|
0.108
|
0.062
|
1.749
|
0.085*
|
N
|
76
|
|||
R
|
0,567
|
|||
Adjusted R Square
|
0,284
|
|||
F hitung
|
8,431
|
|||
Probabilitas
|
0,000
|
Keterangan ** Signifikan
pada level 5%, * signifikan hingga level 10% Sumber
: Data hasil regresi
Koefisien
determinasi (Adjusterd R2)
sebesar 0,284. Dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,284,
maka dapat diartikan bahwa 28,4% struktur modal
dapat dijelaskan oleh keempat variabel bebas yang terdiri dari struktur
kepemilikan, profitabilitas, pertumbuhan
aktiva dan ukuran perusahaan. Sedangkan
sisanya sebesar 71,6% dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian
seperti umur perusahaan, struktur aktiva dan lain sebagainya.
Pengujian
Hipotesis (Uji t)
Pengujian hipotesis
secara parsial ini digunakan untuk
menjawab hipotesis pertama hingga hipotesis
keempat. Pengujian ini digunakan uji t yaitu dengan
membandingkan nilai probabilitas (sig-t) dengan taraf signifikansi 0,05. Jika nilai p- value lebih
kecil dari 0,05 maka Ha diterima, dan sebaliknya jika p-value >
0,05 maka Ha ditolak.
Hipotesis 1, hasil uji t pada variabel struktur kepemilikan
(X1) seperti pada Tabel 2 diperoleh koefisien
sebesar 0,250 dengan probabilitas sebesar 0,000 yang nilainya di bawah 0,05.
Dengan demikian
H1 diterima,
artinya ada pengaruh positif struktur kepemilikan (X1)
terhadap struktur modal (Y).
Hipotesis 2, hasil uji t pada variabel profitabilitas
(X2) seperti pada Tabel 2 diperoleh koefisien
sebesar -0,069 dengan probabi litas sebesar 0,775 yang nilainya di
atas 0,05. Dengan demikian
H2 ditolak,
artinya probabilitas (X2) tidak pengaruh terhadap
struktur modal (Y). Dengan demikian hasil penelitian ini tidak
mendukung hipotesis kedua.
Hipotesis 3, hasil uji t pada variabel pertumbuhan
(X3) seperti pada Tabel 2 diperoleh koefisien
sebesar 0,218 dengan probabilitas sebesar 0,006 yang nilainya di bawah 0,05.
Dengan demikian
H3
diterima, artinya terdapat pengaruh yang positif pertumbuhan (X3)
terhadap Struktur modal (Y).
PEMBAHASAN
Pada
variabel struktur kepemilikan mempunyai
koefisien yang positif dan signifikan. Dengan
demikian temuan ini telah mendukung hipotesis pertama. Jika
dilihat dari koefisien regresi yang bernilai
positif hal ini telah sesuai dengan hasil penelitian Prabansari dan Hadri (2005), bahwa struktur kepemilikan mempunyai pengaruh yang positif terhadap struktur modal perusahaan. Begitu
juga dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Frydenberg (2004) yang
menyatakan bahwa ownership structure mempunyai pengaruh signifikan
terhadap struktur modal.
Hasil
ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Berle dan Means (1932) yang mengutip
penelitian dari Wibowo (2006) menyatakan bahwa
apabila struktur kepemilikan semakin tersebar (diffuse ownership), para
pemegang saham akan semakin kehilangan power untuk
melakukan kontrol terhadap manajer. Karena kepentingan
pemilik dan manajer tidak selalu sejalan,
sumber daya perusahaan akan dipergunakan secara
tidak efisien oleh manajer. Sejalan dengan
teori ini, Jensen dan Mackeling (1976)
mengemukakan bahwa semakin besar kepemilikan
oleh manajemen (management ownership),
maka semakin berkurang kecenderungan manajemen
untuk tidak mengoptimalkan penggunaan sumber
daya yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Dengan tindakan manajer yang merupakan bagian dari struktur kepemilikan akan berdampak terhadap keputusan pendanaan, apakah perusahaan tersebut meningkatkan nilai perusahaan dengan mengambil dana
dari luar perusahaan atau dana dari dalam perusahaan.
Dengan kata lain keputusan pendanaan
(struktur modal) melibatkan para pemilik
saham perusahaan atau pemilik perusahaan (principal) yang merupakan bagian dari struktur kepemilikan, sehingga kecenderungan akan menggunakan hutang jangka panjang juga semakin besar. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Paramu (2006) yang menyatakan bahwa struktur kepemilikan mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap struktur modal perusahaan, hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki
atau dikuasai oleh insider cenderung menggunakan hutang (debt financing)
untuk mem pertahan kan efektifitas kontrol terhadap perusahaan. Dengan demikian semakin besar kepemilikan internal maka akan menyebabkan semakin besar proporsi hutang dalam struktur modal perusahaan. Hasil penelitian ini juga signifikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Qian et. al.
(2007) yang menyatakan bahwa ada pengaruh
yang positif signifikan antara struktur kepemilikan dengan struktur modal
perusahaan.
Prof itabi l itas (X2)
Prof
itabilitas (X2) mempunyai
koefisien yang negatif tetapi tidak
signifikan, artinya profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap struktur modal (Y). Tidak
signifikannya profitabilitas terhadap struktur modal,
kemungkinan disebabkan karena rata-rata perusahaan yang diteliti
dalam penelitian ini belum mampu menghasilkan
nilai profitabilitas yang efektif. Hal
ini dapat dilihat dari analisis deskriptif (Tabel 1) yang menunjukkan bahwa rata-rata profitabilitas perusahaan adalah sebesar -0,0038.
Pertumbuhan (X3)
Variabel Pertumbuhan (X3) seperti pada Tabel 2 diperoleh koefisien sebesar 0,218 dengan probabilitas sebesar 0,006 yang nilainya dibawah 0,05, artinya terdapat pengaruh yang positif pertumbuhan terhadap Struktur modal. Hasil penelitian ini telah sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prabansari dan Hadri (2005) mengemukakan bahwa pertumbuhan aktiva juga berpengaruh secara positif terhadap struktur modal perusahaan. Secara teori bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang cepat harus lebih banyak mengandalkan pada modal eksternal. Floating
cost pada emisi saham biasa adalah
lebih tinggi dibandingkan pada saham obligasi. Dengan
demikian perusahaan dengan tingkat pertumbuhan
yang tinggi cenderung lebih banyak menggunakan hutang jangka
panjang (obligasi) dibandingkan dengan
perusahaan yang lebih lambat pertumbuhannya. Penelitian ini sesuai juga
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Frydenberg (2004) yang menemukan
bahwa ada pengaruh yang positif signifikan
antara pertumbuhan dengan struktur modal
perusahaan. Dikarenakan pertumbuhan perusahaan
yang semakin lama semakin berkembang membutuhkan
dana untuk menjalankan aktivitas perusahaan
demi kelangsungan perusahaan untuk jangka
panjang, disinilah peran dari keputusan struktur modal yang harus memutuskan penggunaan dana dari utang (debt) atau dari ekuitas
(modal sendiri).
Ukuran Perusahaan (X4)
Pada
variabel ukuran perusahaan mempunyai koefisien
yang positif dan signifikan pada tingkat signifikansi
10%. Jika dilihat dari koefisien regresi yang
bernilai positif menunjukkan bahwa semakin besar
ukuran perusahaan maka semakin tinggi struktur modal perusahaan. Hal ini
disebabkan karena perusahaan yang besar
berarti memiliki nilai aktiva yang besar
pula. Dengan nilai aset yang besar maka
perusahaan akan lebih mudah memperoleh pinjaman
dibandingkan perusahaan kecil. Oleh karena
itu, memungkinkan perusahaan besar tingkat
struktur modalnya akan lebih besar dari perusahaan
yang berukuran kecil. Nilai aset yang besar
dapat dijadikan sebagai jaminan bahwa bond holder
untuk memperoleh hutang yang besar pula, sehingga
akan meningkatkan nilai struktur modal perusahaan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Paramu
(2006) yang menemukan bahwa semakin
besar perusahaan semakin besar pula
perusahaan tersebut menggunakan debt financing pada
periode yang akan datang. Menurut teori, arah
pengaruh ini adalah masuk akal. Semakin besar
ukuran perusahaan akan meningkatkan kemampuan collateral.
Seiring dengan peningkatan collateral ini, kapasitas
perusahaan untuk melakukan debt financing
menjadi lebih besar. Hasil dari penelitian ini
juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Qian et al.
(2007), bahwa ukuran dari perusahaan berpengaruh
positif signifikan terhadap struktur modal
perusahaan. Ini dikarenakan perusahaan yang
semakin berkembang pesat, membutuhkan dana
demi kelangsungan perusahaan dalam bersaing
dengan perusahaan lain. Hal ini terjadi akibat
dari perusahaan yang terus mengembangkan
produk-produknya harus semakin inovatif dalam
mengembangkan produknya demi bersaing dengan
perusahaan lain, disinilah keputusan pendanaan
struktur modal itu berperan dengan lebih
dominan menggunakan hutang sebagai jaminan.
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur
kepemilikan, profitabilitas, pertumbuhan aktiva
dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal
perusahaan. Secara simultan struktur kepemilikan, profitabilitas, pertumbuhan aktiva dan ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Sedangkan besarnya pengaruh keempat variabel bebas tersebut adalah sebesar 28,4%, sedangkan sisanya 71,6% dipengaruhi oleh variabel bebas lainnya. Secara parsial variabel struktur kepemilikan berpengaruh secara positif terhadap struktur modal pada level 5%. Hal ini berarti semakin tinggi struktur kepemilikan maka semakin besar pula struktur modal perusahaan. Secara parsial
profitabilitas tidak berpengaruh secara negatif
terhadap struktur modal. Hal ini berarti besar
kecilnya profitabilitas perusahaan tidak akan mempengaruhi
besar kecilnya struktur modal perusahaan.
Secara
parsial variabel pertumbuhan aktiva berpengaruh
secara positif terhadap struktur modal perusahaan
pada level 5%. Hal ini berarti semakin tinggi pertumbuhan
aktiva maka semakin besar pula struktur modal perusahaan. Secara parsial variabel ukuran perusahaan berpengaruh secara positif terhadap struktur modal pada level 10%. Hal ini berarti semakin tinggi struktur kepemilikan maka semakin besar pula struktur modal perusahaan.
Saran
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini
masih jauh dari sempurna. Untuk itu peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya sebaiknya periode penelitian yang digunakan ditambah
sehingga menghasilkan informasi yang lebih mendukung. Jumlah sampel yang digunakan dapat ditambah dan dapat
diperluas ke beberapa sektor perusahaan. Jumlah rasio keuangan yang
dijadikan sebagai model penelitian
diperbanyak sehingga nantinya
diharapkan kesimpulan yang diperoleh lebih
sempurna.
DAFTAR
PUSTAKA
Braislsforda,
T.J, Barry, R.O, and Sandra L.H.P. 1999. Theory
and Evidence on The Relationship Between Ownership Structure and Capital Structure.
Department of Commerce, Australian National
University, ACT, Australia. (didownload
dari: www.ssrn.com)
Brigham, E.F and Joel, F.H. 2001. Manajemen
Keuangan. Edisi 8. Erlangga. Jakarta.
Keuangan. Edisi 8. Erlangga. Jakarta.
Frydenberg, S.
2004. Determinants of Corporate Capital Structure of Norwegian Manufacturing Firm.
School of Economics and Finance and Centre for
China Financial Research (Ccfr). The
University of Hongkong, Pokfu lam Road.
Hongkong.
Huang,
S.G.H. and Frank, M.S. 2002. The Determinants of Capital Structure: Evidence from China.
Macao University of Science and Technology
Departemen of Finance and University of
Hongkong School of Economic and Finance.
Hongkong.
Kakani, R. K, and
Reddy, V. N. 1998. Econometric Analysis of The
Capital Structure Determinants. Working Paper: 333.
Indian Institute of Management Calcutta. India.
Paramu, H. 2006.
Determinan Struktur Modal: Studi Empiris
pada Perusahaan di Indonesia. Majalah Usahawan,
No.11.
Wibowo, B. 2006. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap
Kinerja Perusahaan: Kasus Indonesia. Majalah
Usa ha wan , No.05.
Prabansari,
Y. dan Hadri, K. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Go Public di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Sinergi, Edisi Khusus on Finance.

EmoticonEmoticon